Emma Iswara ialah seorang siswi sekolah menengah atas di tingkat dua. Ia menjalani hidupnya dengan baik seperti anak sebayanya. Hingga suatu ketika ia terhisap sebuah cermin yang membawanya ke dunia lain, Alaturi. Dunia yang menyimpan banyak misteri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cantik gesrek adalah karakter favorite ku wkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Emmaaaaaaa! My bestprend porepeeeer!" Sevira merentangkan tangannya berlari kecil menghampiri Emma yang baru saja melangkah memasuki kelas. Gadis yang dijuluki ikon gosip itu memeluk Emma dengan erat, merasa rindu karena teman sebangkunya sudah tak masuk dua hari.
"Lo katanya hampir kelindes truk ya? Huhuhuhu untung lo nggak papa, gue belum siap duduk sendirian sampai masa SMA kita berakhir Ma!"
Emma hanya bisa mendesah kesal ketika Sevira mulai mengguncang-guncangkan bahunya dengan heboh. "Iya iya Sev yaampun lepasin gue."
Sevira melepas Emma dengan tak rela, namun beberapa detik kemudian menarik Emma menuju pojokan kelas dengan cepat, membuat Emma mau tak mau mengikutinya. "Katanya elo di selametin sama Leo ya?" Bisiknya pelan sambil sesekali melirik cowok yang sedang diam di tempat duduknya entah memikirkan apa.
"Hmmm. Iya"
"Kok bisa sih?" Tanyanya dengan nada menuntut. "Lagian elo ngapain sih ke arah jalanan sana, rumah lo kan nggak lewat sana." Sambungnya lagi.
"Gatau dah Sev, lupa ingatan gue nggak inget." Jawab Emma sekenanya, Sevira bisa heboh kalau Emma jujur soal ia yang sedang mengekori Leo lantaran kepo cowok itu beneran alien atau bukan.
Ia bisa dibilang gila,
Atau disangka ingin merebut Leo darinya.
Hilih.
"Beneran Ma? Lo nggak sedang berusaha menikung gue dari belakang kan?"
Memang sontoloyo si Sevira ini. Padahal Emma baru saja terrselamatkan dari maut yang bisa saja mengambil nyawanya. Tetapi gadis itu hanya heboh sebentar lantas sibuk perihal tentang si sayang miliknya.
Emma tak menjawab, ia menghela nafas dan melangkah menuju bangkunya. Sempat melirik Leo yang sedang sibuk mendengarkan lagu, tak ambil pusing Emma menaruh tasnya di atas meja dan mendudukkan diri dengan khidmat.
