Komen sampe 100 ya?
Red
A sign of courage
Red
Like his hair color
Red
Like the look in his eyes
Red
Everything he went through-
-
-Untaian kalimat yang keluar dari mulut Emma sontak membuat V langsung berdiri dari posisinya yang menunduk.
"Lo ngeliat gue ditarik?" Walau ucapannya nampak ragu, tetapi raut wajahnya berubah menjadi lebih serius. Emma belum sempat menjawab ketika V kembali berujar padanya.
"What are you really?"
"Secara teknis gue manusia dong. Lo nggak percaya gue sudah teruji klinis kalau gue itu manusia betulan." Emma berdiri sambile menepuk-nepuk celananya. Ah soal dia berpakaian baju tidur saat masuk kemari, berhubung dia sudah berhari-hari di sini, penghuni gubuk ajaib ini meminjaminya pakaian dan celana.
"Tapi jelas gue ini spesial macem martabak ya---" Ucapan Emma terhenti seketika ketika dada bagian kirinya serasa nyeri. Ia nyaris oleng jika saja V tidak reflek memegangi tangannya.
"Lo kenapa?" Tanya lelaki itu.
Emma tak menjawab, nyeri yang terasa seperti dihujani pisau itu kian mengerikan. Ia bahkan sampai terduduk lagi di tanah, mulutnya tak mampu berkata lagi. Hanya ada lolongan kesakitan menyakitkan yang keluar dari bibirnya.
"Lo ini kenapa?!" V menahan Emma sehingga punggung itu tak menyentuh tanah, tetapi berada di pahanya.
"Sa---kit."
Bersamaan dengan itu tubuh Emma kian menipis serupa hologram rusak yang perlahan menghilangkan raganya. Tipis dan perlahan hilang sepenuhnya. Menyisakan V seorang diri yang menggenggam udara. Untuk yang kedua kalinya, ia menyaksikan Emma pulang ke dunianya. Tetapi yang ini berbeda, jika biasanya gadis itu akan hilang seperti asap, untuk yang ini seperti dilahap oleh maut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALATURI
عشوائيEmma Iswara ialah seorang siswi sekolah menengah atas di tingkat dua. Ia menjalani hidupnya dengan baik seperti anak sebayanya. Hingga suatu ketika ia terhisap sebuah cermin yang membawanya ke dunia lain, Alaturi. Dunia yang menyimpan banyak misteri...