19. Tarot Lady

537 141 135
                                    

Kalau komennya nggak sampai 100 kemungkinan work ini ku unpub ya gaessss

Kalau komennya nggak sampai 100 kemungkinan work ini ku unpub ya gaessss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hidup Emma sudah terlalu rumit sedari awal. Mulai dari soal nilai sekolah yang nggak bagus-bagus amat bikin dia jadi malas bermimpi, padahal kan mimpi itu bukan tentang nilai tapi tekad. Berhubung Emma anaknya santuy plus pasrah, yaudah deh sampai sekarang dia nggak tau mau ngapain setelah lulus SMA.

Yang kedua, sebetulnya di awal Emma nggak punya masalah ini. Tapi setelah Gevindra minta putus dan jadian sama Lyanna setelah senjang hanya beberapa minggu bikin dia agak, dendam. Sampai sekarang Emma masih dongkol banget ngeliat itu manusia, rasanya kalau bisa mau dia sunatin lagi aja biar kapok sudah membuang tiga tahun selama hidupnya terasa sia-sia.

Ya namanya juga remaja, soal mimpi sama cinta aja perkaranya udah kayak masalah negara.

Eh sekarang, ditambah beratus kali lipat sama dunia antah berantah yang kerap kali menariknya masuk ke dalam. Dentra, Alaturi, Midgar semuanya bikin dia pusing.

Setelah pulang dari berkelananya berhari-hari bersama Dodo dan pemuda es batu macam Levi, Emma sudah tidak diganggu makhluk lain selain manusia dan hewan sewajarnya. Keanu, Logan, Livander entah kemana nggak muncul berhari-hari ini.

Emma sih nggak kangen, malah bersyukur.

Akhirnya hidup tenang penuh kepasrahan masa depannya kembali lagi.

"Tugas tugas!" Teriak Devan di depan meja Emma, sang empu sibuk menyalin tugas Sevira dengan khidmat. "Bentar, dikit lagi."

"Nyontek mulu kerjaan lo. Sekolah ngapain aja sih?" Devan menyindir pedas, tapi ya namanya dugong mageran nggak mau pusing dijawab enteng juga. "Tidur, jajan, main. Nah selesai!"

"Hari ini lintas minat ekonomi masuk nggak?" Sevira angkat suara selagi memakaikan kutek bening di kukunya.

"Enggak, tapi ada tugas kelompok." Ujar Devan sambil mengumpulkan tugas dari anak kelasannya.

Tugas Ekonomi : Mewawancarai pemilik usaha bisa asongan, kaki lima, jasa. Pertanyaan terkait pemasukan, biaya yang dibutuhkan/modal, sejak kapan usaha berlangsung dll. Dibuat PPT. Tugas satu kelompok 4 orang. Dikumpulkan minggu depan.

Tulisan sekretaris kelas terukir sempurna nyaris membuat seisi kelas mengeluh bersamaan bagaikan paduan suara. Emma langsung heboh memanggil Devan biar satu kelompok dengannya, secara Devan ini tipikal murid rajin nan berbudi luhur yang punya otak encer walau mulutnya macam emak-emak.

"Ma, ajak Leo plis!" Sevira yang heboh berkali-kali meminta persetujuan Emma agar Leo dimasukkan dalam kelompok.

"Yaudah sana ajak! Elo deh yang ngomong jangan gue."

"Hey ganteng! Anak ganteng!" Panggil Sevira yang bikin Emma menutup kuping sebelah kanannya.

Pemuda berahang tajam itu menoleh malas, menatap Sevira yang berseri-seri. "Kamu sekelompok sama kita ya? Nggak boleh nolak. Oke? Oke! Devaaaan! Kelompok kita udah full ya."

ALATURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang