13. Eden

613 169 95
                                    

Komen sampe 150??????

Leo pikir dengan pindah sekolah dapat membuat hidupnya lebih tenang dari kehidupan di sekolah lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Leo pikir dengan pindah sekolah dapat membuat hidupnya lebih tenang dari kehidupan di sekolah lamanya. Padahal hidupnya perlahan kembali normal seperti anak seusianya. Berangkat sekolah, menyapa teman, dan bermain basket ketika jeda bersama teman sekelasnya.

Terakhir kali alasan ia pindah karena desas-desus bahwa dirinya adalah anak aneh hasil dari perkawinan antara penyihir dan iblis. Ralat, orang sini malah menyebutnya dukun dengan iblis. Leo memang tak pernah berjumpa secara langsung oleh kedua orang tuanya, tetapi tak dipungkiri kalau ia tak suka jika orang lain berbicara sesuka hati tentang kedua orang tuanya.

Leo pernah sekali membuat benda-benda di kelas melayang karena perasaannya saat itu sedang buruk, dan dia dibuat marah oleh salah satu teman kelasnya yang bilang bahwa ia adalah anak haram.

Walau ia tak pernah tau, tapi siapa yang tak kesal disebut anak haram? Leo tipikal anak yang tak pedulian, namun hari itu, suasana hatinya sungguh buruk.

Sejak saat itu, ia memutuskan untuk pindah sekolah, memulai kehidupannya yang baru di lingkungan orang-orang yang tak pernah tau bahwa ia memang anak yang aneh.

Ia ingin hidup tenang.

Tetapi tampaknya kehadiran satu manusia bernama Emma, dapat membuat keinginannya terbang jauh-jauh.

Sempak fir'aun itu kerap kali memanggilnya dengan sebutan tak berakal.

"Woy tetangga Thanos!"

"Eh sodaranya Hell Boy, lo udah belajar buat ulangan hari ini?"

"Gue tuh semalem menemukan pemikiran bahwa lo nih bisa aja satu spesies sama alien yang di drakor My Love From The Star. Lo nonton nggak? Yang mainnya tuh Kim Soo Hyun sama mbak Jun Ji Hyun."

Belum lagi teman sepermainannya alias kembaran ala upin ipinnya. Sevira. "Leo, mau ke kantin? Bareng yuk kali aja lama-lama jadi nyaman."

"Lo mau nyontek tugas nggak? Tapi nanti pulang bareng gue ya?"

"Eh lo jangan mau sama Emma, tuh anak bocah sadgirl yang masih stuck sama mantannya mending sama gue."

Leo menghela nafas, ia berjalan keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Langkahnya membawa dirinya berdiri di depan pintu yang terhubung ke atap sekolah. Ia menghela nafas, menatap langit terik dengan mata yang menyipit.

Ia memilih berbaring di bangku panjang di bawah atap serondoyan di samping tembok ruangan. Tangan sebelah kanannya ditaruh di atas kepala, melindungi matanya dari paparan sinar matahari dari samping.

Baru saja matanya hendak menutup, sebuah suara angin dadakan yang sebentar membuat ia segera berdecak.

"Halo anak ganteng!"

ALATURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang