1. Rebbelions

308 13 1
                                    

Haiii
Selamat datang di karya pertamaku
Semoga kalian suka 🤗
Maaf kalau masih banyak kekurangan, mohon berikan saran dan kritik dalam setiap paragraf yaa🙏

Selamat membacaaa....






Langit Megandriano

Seorang murid perempuan baru saja mengambil handphone nya di meja samping brankar UKS. Siswi ini baru bangun dari pingsan setelah beberapa menit yang lalu di antar ke tempat ini secara cepat oleh beberapa teman sekelasnya.

Keadaan diluar ruangan nampak lengang. Semua murid sudah mengikuti pelajaran hari ini. Menyisakan Mega dalam keadaan sendirian di ruangan berbau obat seperti sekarang. Ia kemudian melihat gorden berwarna biru khas rumah sakit bergoyang kesana kemari karena tertiup angin pagi yang menyejukkan. Suasana pun sepertinya tengah mendung.

"Gue di UKS lagi? Kayaknya tempat ini bakal jadi tempat favorite gue untuk sementara waktu," Mega menghela nafasnya lelah.

Dalam seminggu sudah dua kali ia harus tidur pagi di tempat ini. Sehingga Mega sangat familiar dengan tata letak ruangan ini. Aroma obat dan AC yang selalu menjadi ciri khas ruangan ini pun seperti sudah akrab dengan hidung Mega.

Pintu UKS di buka paksa dari luar. Tenaga yang kuat dari si pendorong mampu membuka pintu dengan mudah. Memunculkan pantulan bayangan seorang murid laki laki dengan tubuh tegap dan kekar melangkah masuk. Pakaian yang lusuh dan sangat berantakan dengan kancing kemeja yang sengaja dibuka tiga dari atas sehingga terlihatlah kaos hitam yang ada di dalamnya.

Gelang tangan berbahan karet dan kain yang berwarna hitam yang ia kenakan, serta wajah yang babak belur menambah sisi Badboy pada pria ini.

Namun sialnya, Mega malah terpaku di tempatnya berdiri seolah sedang menikmati ketampanan cowok yang terkenal sebagai ketua geng paling berkuasa di sekolah.

Sejak pria ini datang semilir angin rasanya menyeruak masuk memenuhi ruangan. Waktu pun berjalan sangat lamban karenanya.

"Lo ngapain disini?," Tanya Langit saat kedua nya sama sama terdiam lama.

Mega tersadar dari lamunan segera saja ia masukan ponselnya ke saku kemeja sekolahnya. Tak lupa juga Mega membuang beberapa lembar tissue berwarna merah bekas darah ke dalam tong sampah yang tak jauh darinya.

"Gue habis istirahat. Lo sendiri mau ngapain disini?."

Langit tertegun beberapa saat sambil melihat apa yang perempuan bercardigan warna hitam itu buang ke tong sampah. Lalu ia menyahut.

"Gue juga mau istirahat. Mending lo pergi dari sini secepatnya!. Gue nggak mau waktu tidur gue di ganggu."

Langit melangkah santai ke arah brankar tempat Mega berbaring tadi. Membuat Mega terus memperhatikan gerak gerik pria dengan label famous ini.

Mega melihat sudut bibir cowok itu berdarah, pelipisnya juga ada darahnya. Belum lagi buku buku jarinya yang memerah karena bercak darah. Di bagian atas kemeja putihnya juga ada beberapa titik berwarna merah darah. Tidak salah lagi. Pasti Langit habis berkelahi.

"Lo habis kelahi lagi?."

"Enggak capek apa itu badan di bawa kelahi mulu, Emang nggak sakit apa?" Cibir Mega yang melihat Langit sudah duduk di atas brankar.

"Cowok ya memang harus kelahi lah," sahutnya membuat Mega berdecak tak habis pikir.

Mega menghela nafas kemudian ia mencari sesuatu di laci meja. "Siniin tangan lo. Cepetan!."

Dia Langit ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang