"Arrrrghhhhhh! Kukira semua akan baik - baik saja ternyata ini baru saja permulaan." Teriak pak Apri Dirgantara frustasi.
"Astaga bang kamu kenapa?" Tanya bu Krisna menghampiri.
"Rencana ku untuk menghancurkan Melina gagal." Jawab pak Apri Dirgantara.
"Kenapa bisa hal itu terjadi?"
"Rencana itu sudah diketahui oleh salah satu anaknya."
"Siapa nama anak itu?"
"Aku lupa siapa namanya. Intinya dia ngga Akan tinggal diam."
"Cari tahu saja siapa anak itu. Bukankah kau memiliki banyak pengawal?kau bisa menyuruh mereka untuk mencari tahu siapa dia dan menghancurkan dia."
"Dia bukan orang sembarangan. Kesalahan sepele yang di lakukan febi saja dia sudah begitu menyiksanya apa lagi jika aku kembali berurusan dengan dia." Keluh Apri Dirgantara.
"Hufft kali ini kita gagal tapi kita harus tetap menghancurkan dia." Kata bu Krisna.
"Hahaha silahkan saja menyusun strategi terbaikmu.saya akan mengikuti permainanmu sampai pada suatu titik kamu akan jatuh lebih dalam lagi. " balas seseorang yang berada di belakang mereka.
Wanita bertopeng itu berjalan mendekat dan ber kata
"Saya pikir kalian harus lebih belajar bagaimana cara agar tidak mendapatkan kemalangan.supaya tidak memalukan diri mu sendiri.""Kau siapa?" Tanya bu Krisna penasaran.
"Kau tidak perlu tahu siapa saya! Yang pasti jika kalian bersikeras untuk menghancurkan Melina, kalian akan berhadapan dengan saya. "
Saat yesi hendak berbalik, bu Krisna membuka topeng yang dipakainya. dan....
"DORR!!" Suara tembakan terdengar dan mengenai tangan bu Krisna.
"Hahaha bagaimana enak kan?"ledek wanita bertopeng itu.
" Sudah saya katakan jangan bermain- main dengan saya hay guru yang tidak ber attitude! Hahaha. " lanjutnya sambil menjabak rambut bu Krisna.
"Arrghh" keluh bu Krisna.
"Masih ingin bermain dengan ku?! "
" lihat saja aku akan menghancurkanmu bersama dengan janda sialan itu!"
"Ck!dasar wanita keras kepala!"umpat yesi.
" Ya aku memang keras kepala. Kenapa? Tidak suka? Menyerah lah. "
"Itu tidak akan terjadi." Kata yesi kemudian berlalu.
"Arghhh sialan!bisa - bisa nya dia menembakku!" Teriak bu Krisna.
"Sudah ku katakan jangan bermain dengannya!kau saja yang keras kepala!" Gertak pak Apri kemudian pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yesi's Story (?)
Non-FictionTopeng bahagiaku terlalu tebal sehingga lelahku tak pernah terlihat.izinkan aku beristirahat dalam waktu yang lama. _ Alfiana Yesihandi Carlina_