Yesi menapakkan kakinya di sekolah dengan pakaian bebas.dia hanya mengenakan baju kaus hitam, celana hitam pendek, dilengkapi dengan sneakers putih dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
dia melangkah menuju ruangan BK sesuai dengan perintah bu Krisna."Kenapa tidak memakai seragam sekolah?" Tanya seseorang dari arah belakang.
"Saya memiliki urusan dengan seseorang disini."
"Ohh baiklah silahkan menemuinya. Dia sudah di ruangannya setengah jam yang lalu." Kata seseorang itu kemudian berlalu.
"Aish.satpam sialan."sinis yesi.
"Wah wah wah kau datang juga."kata bu Krisna sambil bertepuk tangan.
"Cepat lah anda mengurus surat keluar itu. Saya tidak ingin membuang banyak waktu untuk berurusan dengan anda!"
"Kelihatan sibuk sekali."
"Ya setidaknya Saya tidak sibuk mengurus kepribadian orang lain."
" Apa kau menyindirku?"
"Saya tidak memiliki niatan untuk itu. Tapi, jika anda merasa disindir maka bukan urusan Saya."
"Sialan."
" sudah Saya katakan Saya tidak ingin membuang banyak waktu!"
Gertak yesi dengan wajah datarnya."Baiklah silahkan tandatangan dan pergi."kata bu Krisna sambil mengulurkan sebuah kertas.
Tangan yesi terulur untuk mengambil kertas itu dan menandatangani Surat keputusan itu lalu melipatnya kemudian menaruh disaku celana.
"Sudah selesai."
"Baiklah silahkan pergi."
Tanpa menungggu apapun lagi yesi berlalu dari sana dan berjalan menuju ruangan kelas untuk terakhir kalinya.
"Yesiii."teriak Ghefira sambil berhambur di pelukan yesi.
" lo benaran mau pergi?"
"Iya gue pergi."
"Tapi kenapa ? Gue masih pengen bareng lo."
"Takdir."
" gue ngga suka hiks. "
"Dengerin gue.setiap pertemuan pasti ada yang nama nya perpisahan. Ada masa kita bertemu dan Ada masa kita melepaskan dan saling menjaga meskipun dari jauh."kata yesi
Ghefira melepaskan pelukan dan menatap yesi yang tengah tersenyum.
"Gue minta lu bahagia sama seperti saat gue masih Ada disini bareng lu." Pinta yesi sambil tersenyum.
"Apa gue bisa tanpa lo?"
"Lo ngga sepenuhnya kehilangan gue."
"Hm."
" masuk gih bentar lagi bel masuk bunyi."
Ghefira melangkah masuk ke dalam kelas, menatap yesi sekali lagi dan ternyata yesi sudah tidak ada disana. orang yang paling mengerti dirinya telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yesi's Story (?)
Non-FictionTopeng bahagiaku terlalu tebal sehingga lelahku tak pernah terlihat.izinkan aku beristirahat dalam waktu yang lama. _ Alfiana Yesihandi Carlina_