Bab 25

12 8 0
                                    

Bel masuk berbunyi. Semua siswa- siswi memasuki ruangan kelas masing - masing kecuali Yesi. Saat ini dia berjalan menuju ruangan yang paling ditakuti oleh siswa- siswi yang lain.disana dia sudah ditunggui oleh bu Krisna selaku guru Bimbingan konseling.

"Kamu tahu apa yang membuatmu berada ditempat ini?"

"Ya.pastinya karena saya sudah melakukan kesalahan untuk ke sekian kalinya."

"Lalu kenapa kamu tidak merubah prilak,u jika kamu sudah menyadari bahwa kamu sudah melakukan banyak kesalahan?"

"Jika saya merubah prilaku,maka Ini tidak adil bukan?"

"Tidak adil bagaimana?"

"Guru - guru lain memiliki kesibukan. Jika saya merubah prilaku saya, sama saja saya memberi waktu istirahat yang tidak didapatkan oleh guru guru lain hal .ini jadi tugas dan tanggung jawab ibu bukan? Gampang kan tidak perlu ber teriak seperti guru guru lain cukup Luang kan pikiran anda untuk mengurus manusia seperti saya." Kata yesi lalu beranjak pergi.

"Ahh anak itu memang sangat keras kepala."

"Shalom bu." Sapa yesi sambil mengetuk pintu ruang kelas nya.

"Shalom silahkan masuk dan segera duduk di kursimu."

"Terimakasih bu. "

Yesi melangkah menuju tempat duduk nya.

"Ruang BK lagi?" Tanya Ghefira

"Yoi seperti biasa."

"Hadeuh ngga ada kapok - kapok nya lo berurusan sama guru BK itu. "

"Gue ngga akan pernah kapok sampai guru itu mengeluarkan Surat keterangan tidak mampu ngurusin gue."

"Emang ada Surat keterangan tidak mampu untuk urusan sekolah?"

"Surat itu tidak harus ada Suratnya kan. bisa saja dia cuekin gue saat gue buat kesalahan lagi karena udah ngga sanggup hadapin sikap gue."

"Lo kek punya dendam ama bu Krisna."

"Yoi gue punya masalah pribadi ama guru tua itu."

"Masalah apa itu?"

flashback on

"Bang apa benar kamu berhubungan dengan si Melina Putri?"Tanya bu Krisna.

Langkah yesi terhenti ketika ia mendengar guru BK yang tengah berbicara dengan seseorang dengan Menyebut nama orang tua nya.

"Kenapa guru tua ini Menyebut nyokap gue?lalu apakah duda sialan ini keluarganya? Hmm lebih baik gue nguping ajah." Kata yesi sambil mencari tempat persembunyian yang tepat.

"Ya aku memiliki kedekatan Khusus dengannya." Jawab pak Apri Dirgantara

"Apa kamu tidak memilih wanita lain saja? Kenapa harus si wanita jalang itu?!"

"Tenang saja.aku hanya ingin memanfaatkannya."

"Apa rencanamu?"

"Ketika sudah menikah nanti, aku akan mengambil Seluruh hartanya dan akan membuangnya begitu saja. "

"Hahaha aku sangat mendukungmu."

"Aku tidak ingin terburu- buru mengambil alih hartanya. Pelan- pelan saja aku hanya harus pandai berakting seolah -olah saya benar - benar tulus mencintainya."

"Lanjutkanlah permainanmu itu. Aku menungggu keberhasilanmu.

" Ya kita akan merayakannya bersama - sama."
Apri Dirgantara melangkah pergi ketika dirasa kepentingannya dengan Krisna selesai.

"Nikmati dulu kesuksesanmu Melina karena sebentar lagi kau akan tidak memiliki apa - apa lagi.hahaha." tawa bu Krisna sambil berlalu.

"Kalian pikir aku akan tinggal diam? Sebelum kalian Menghancurkan keluargaku , aku yang akan Menghancurkan keluarga kalian lebih dulu. sama seperti saat aku membakar rumahmu dan menculik febi serta menjadikannya seorang sandera" Sinis yesi kemudian mengeluarkan kendaraannya untuk berbaur dengan pengguna jalan lainnya.

Flashback off

"Rupanya lo masih ada rasa peduli ama nyokap lo. "

"Gue anaknyalah .cukup gue yang membangkang dengan perintahnya. Ngga ada yang boleh nyakitin nyokap gue selain sikap gue."

"Yaudah gue dukung lo dalam doa."

"Thanks."

Yesi's Story (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang