Bab 31

8 7 0
                                    

"Ya seperti itulah. Tapi gue mau nanya boleh?"

"Silahkan."

"Lo siap kehilangan mereka?"

"Setiap masa pasti ada orang yang datang dan ada yang pergi,bukan? Siap atau tidak siap kita harus siap untuk melepaskan apa yang telah kita genggam dan menggenggam apa yang harus di genggam setelahnya. Itulah permainan takdir. Kita nggak akan bisa mengelak tentang hal itu.Segala sesuatu tidaklah abadi.Kita hanya bisa berdoa agar apa yang kita genggam saat ini akan tetap ter genggam dan tak ada yang pergi. " jawab yesi sambil tersenyum.

"Seperti itu rupanya."

"Ah udah lah daripada kita over thinking ngga jelas, mending ke kantin udah 2 tahun gue ngga kesana. " kata yesi sambil berlalu.

"Eh anying tungguin gue. " teriak Dian Sebel.

"Wih tumben tu cewe ke kantin biasanya kan bolos. " cibir okta.

"Suka - suka gue. Apa urusannya ama lo?" Kata yesi mendekat.

"Najis, ngga ada yang ngomongin lo juga."Sinis Nadia

" lo pikir gue buta?tuli? Gue punya mata buat liatin muka munafik kek lo dan punya telinga buat dengerin kalimat yang ngga disaring kek muka lo. Ya wajar ajah sih selain wajah yang ngga jelas, attitude juga ikutan ngga jelas plus mulut yang menjijikan. Sempurna banget! Sinis yesi

"Lo!" Gertak okta

"Lain kali, kalo cari lawan main itu yang dibawah lo yah. Jangan sampai lo ngejatuhin diri. memalukan." Sindir yesi kemudian pergi.

"Mampus." Ledek Ghefira

"Kapan sih gue yang memang?" Gerutu Okta.

"Jangan bermimpi! Hahaha." Jawab Ghefira

Yesi's Story (?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang