Happy reading!
____________"Berharap terlalu besar hanya akan menyakiti diri, ekspetasi terlalu tinggi selalu menjatuhkan diri."
-Elvano.
______🌟🏜️_____
Bagaskara sudah menunjukan sinarnya. Yang berarti hari sudah pagi, pemuda manis itu terbangun, mata indahnya mengerjakan pelan. Ia hendak beranjak tapi tubuhnya tak bisa bergerak sama sekali seperti ada yang menahan, ia menoleh ke arah samping, benar saja ada yang memeluknya sangat erat.Elvano tertegun menatap siapa orang yang tengah memeluknya, itu Arka, sang-abang, anak itu menatap sendu wajah dengan rahang tegas sang abang, dan ini benar-benar Arka, abang galaknya, tak di pungkiri El bahagia sekali, mimpinya hari ini menjadi nyata, yaitu Arka mau menemani dan memeluknya erat sangat terlelap bersama.
"Abang beneran tadi malam nemenin adek bobok," gumam Elvano tak percaya.
El tertegun sebentar sebelum kembali teringat perkataan Arka semalam, Lagi-lagi hati kecil miliknya terasa perih, bagai di tusuk belati tajam, Arka ingin dirinya mati? menyakitkan.
El lantas melepaskan pelukan Arka dengan hati-hati, anak itu tau persis kebiasaan Arka yang akan terbangun dari tidurnya bahkan hanya karna suara dan gerakan sekecil apapun, benar saja pemuda bertubuh jangkung itu terbangun.
El terlonjak pelan saat Arka dengan tergesa menjauhkan badannya dari anak itu."Gak usah berharap banyak!"
Elvano menggeleng."Enggak bang, adek gak berharap lagi."
Anak itu lantas turun dari ranjang, sudah bisa anak itu tebak Arka hanyalah berpura-pura, kapan Arka akan benar-benar berubah?
"Tunggu!" langkah El terhenti mendengar suara dingin nan tinggi Arka. Ia berbalik menatap wajah sang abang, berusaha merendam tangisnya sekuat mungkin.
"Lo jangan pernah ngadu apapun sama mama, papa tentang ini semua, gue bakalan dengan terpaksa baik sama lo di depan mama papa" ucapnya pada Elvano.
"---dan jangan pernah berharap lebih, gue ngelakuin drama ini semata mata cuma buat mama," El mengangguk menanggapi, berusaha terlihat biasa saja, meski hatinya terasa luar biasa sesak.
"Iya bang, El bakalan turutin semua mau abang, El gak tau kapan lagi bisa nurut sama abang," anak itu tersenyum manis, ia sempatkan untuk terkekeh pelan di ujung kalimat.
"Bagus!" setelahnya Arka segera keluar dari kamar El.
El menghela nafas berat, menghapus air mata yang meluncur tanpa izin, lagi-lagi harapan besarnya hanya sebuah angan, berharap lagi-lagi membuat ia tersakiti.
"Abang tenang aja, El bakalan cari tau semuanya dan kalau semuanya terbukti benar, El janji bakalan pergi jauh dari abang," lirih anak itu dengan suara parau.
"--jauh, jauh banget. Biar abang gak bisa liat wajah adek lagi, adek tau setiap liat wajah adek, abang selalu emosi, pengen marah-marah terus, adek perginya yang jauh kok bang, hiks.. abang gak perlu pura-pura sayang sama adek," El tak dapat membendung air matanya, anak manis itu terisak sebegitu hebatnya
____🌟🏜️___
"Katakan siapa yang mengizinkan mu sekolah hari ini?" langkah El terhenti mendengar perkataan datar dari sang papa.
El melawan rasa takutnya, dengan terus berjalan ke meja makan lalu duduk di sebelah Gustav.
"Udah dua hari adek gak sekolah papa, nanti makin banyak ketinggalan materi" jelas anak itu sedikit merengek.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Teen Fiction[End] [Brothership] [Family]. _____ Happy reading!! high rank! #04-protektif. #05-sakit. 21 Januari 2022. #01-brotherhood. 12 Pebruari 2022. #01-brotherhood. 17 Pebruari 2022. #01-angsat. 22 Pebruari 2022. #02-bungsu. 22 Pebruari 2022. #02-overprot...