Happy reading!
And tandai typo._🌟🏜️_
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian dimana hubungan arka dan Elvano mulai membaik, bahkan nyatanya El lah yang mulai tak terbiasa tidur tanpa sang abang, El lebih sering tidur di kamar Arka belakangan ini.
"Dek! bocah bangun, ini abang udah baik, kata papa kalau gak mau bangun gak usah sekolah," ucap Arka seraya berusaha membangunkan sang adik.
Manjur, El langsung membuka matanya."ayo sekolah!" ajaknya semangat.
Arka mengusak surai berantakan Elvano."Semangat banget hm?"
"Iya dong, yaudah El mau mandi!" anak itu menyibakkan selimut lalu berlari menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar sang abang.
"Dek jangan lari!" peringat arka, tapi anak itu hanya menatap ke belakang lalu mengacungkan jempol masih berlari.
"Elvano!"
"Iya udah gak lari!"
"Jangan teriak!"
Tak ada balasan, arka hanya menggeleng heran lalu berjalan menuju ke bawah untuk sarapan.
Tentu saja anak itu semangat karna setelah hampir tiga bulan tak masuk sekolah sejak pulang dari London.
"Lari aja, habis ini balik ke kamar!" Dina dan Arka terkekeh mendengar keributan itu dari atas tangga, jelas sekali terpampang sang papa yang memegang tangan El saat menuruni tangga bersama.
Karna jujur El lebih suka mengakses lantai satu dengan tangga.
"Iya papa," El menurut saja, ia memegang tangan sang papa semakin erat seraya menunduk menatap anak tangga yang akan di turuni.
"Selamat pagi mama," sapa El lalu duduk di kursi sebelah Arka.
Dimana Axel family? jawabannya adalah mereka pindah dari mansion Gustav ke mansion mereka sendiri kata mereka, daripada mansion itu kosong lebih baik mereka tempati karna Axel memang memiliki mansion besar nan megah di Indonesia.
"Pagi juga sayang, gimana bobonya semalam?" tanya Dina menuangkan segelas susu pada gelas sang bungsu.
"very comfortable, mama, tapi nanti malam adek gak mau bobo sama abang," balasnya, membuat Arka menaikan alisnya satu bermaksud menanyakan kenapa?
"Iya, kasian kamar adek nanti jadi kamar hantu. Gak berpenghuni" sahut nya lalu meneguk susu.
"Emang adek bisa bobo, kalau sendirian?" goda Dina.
"Biasanya kan ada hantu yang suka banget makan pipi gembul kaya adek, ya gak ma?" arka mengedipkan sebelah matanya, memberi isyarat agar Dina mengangguk.
"Mau gak mau, adek harus tetep di temenin. Nanti jatuh dari kasur gak ada yang tau," bukan Dina yang menjawab melainkan gustav.
El dari kecil memang jarang tidur sendiri malam hari, anak itu sering terbangun tengah malam mengharuskan ditemani salah satu anggota keluarga, jika dulu sebelum bersama Arka El sering tidur bertiga dengan kedua orang tuanya, anak itu juga tak bisa tidur satu posisi.
El memegang kedua pipinya yang semakin berisi."iya maksudnya ditemenin," mendengar itu semuanya terkekeh lalu memulai sarapan pagi.
Setelah menyelesaikan sarapan El memakan sebuah apel seraya mendengarkan wejangan sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Teen Fiction"Abang, El mau di suapin abang." -Elvano. "Punya tangan juga lo!" -Arkana. Ini kisah Elvano. ⚠️Warning⚠️ 1)Banyak typo and kata kasar. 2)Konflik ringan. 3)No plagiat! 4)Lapak brothership not BxB! Cerita ini murni hasil pemikiran dan ide saya sendir...