Happy reading pren!!_🌟🏜️_
Percaya atau tidak arka hanyalah manusia biasa dengan ego yang terlalu tinggi, seperti sekarang ini pemuda dengan rahang tegas itu hanya bisa diam mendengar nasihat salah seorang temannya di markas. Semua perkataannya terlampau benar hingga sulit untuk Arka menampik fakta-fakta tersebut.
"Lo tau ga ka? gue dulu pernah acuh sama adek gue. lagi marahan beberapa hari, soalnya dia nakal mau ikut balapan liar, dia kelihatan sedih banget. Kek gak ada semangat, terus akhirnya dia demam gara-gara kepikiran gue terus. akhirnya gue sendiri yang nyesel jadi akibat adik gue kesakitan," Alfiano bercerita tentang Gian, adiknya. Arka tampak fokus mendengarnya, Al sendiri adalah sosok kakak yang baik, selalu menjaga adiknya dengan lembut.
Sebenarnya arka tau jika yang dikatakan oleh Alfiano hanya untuk memancing emosinya agar tersadar dan tidak membenci El lagi.
"Jadi lo jangan pernah sia-sia 'in El, arka. Dia kelihatan baik-baik saja memang. tapi apa lo tau perasaan nya ketika tadi lo bentak dia di depan anak-anak di markas," Al memang melihat dimana tadi Arka membentak El hingga tubuh anak itu bergetar ketakutan, beruntung dengan sigap Galang datang lalu membawa El ke sofa, memeluk tubuh itu hingga terlelap.
"Lo gak usah belain, lo gak tau apa-apa," arka menatap Galang yang terus mengusap punggung El dalam gendongan koala miliknya di sofa ruang tamu.
"Gue emang gak tau apa-apa. Tapi El gak sengaja, dia gak mungkin sengaja jatuhin pajangan itu, lagi pula lo alai banget."
"Dia pantas dapetin itu, itu pajangan terlangka yang gang kita punya, tapi dengan gampang nya dia jatuhin," memang benar, arka memang memutuskan untuk mengajak El ke markas nya.
Anak itu kagum dengan semua pajangan yang ada disini, galang sendiri terkejut melihat El datang dengan arka, tapi tanpa sengaja tangan mungil itu menyenggol salah satu pajangan langka. Emosi arka seketika memuncak, ia membentak bahkan mencengkram bahu El kuat pada saat itu.
El sendiri terkejut karna bentakan arka, selain ia juga malu di bentak di depan semua teman-teman abangnya. Bayangkan saja seberapa hancur hati El saat itu.
"Bacot banget lo ka! gue bisa beliin itu bahkan seribu kalau lo mau," sombong Al.
"Gue juga bisa, tapi nyari nya susah bego!"
"Gitu doang, kalau adik gue yang jatuhin. Semua pajangan gue hancurin," tutur Al.
Arka tak menjawab ia berjalan menuju galang dan Elvano yang berada di ruang tamu tadi.
"Arka biarin El pulang sama gue aja!" larang Galang berucap agak pelan agar El tak terbangun.
"Gak usah! gue yang bakal bawa pulang bocah haram ini," Balas arka dengan wajah dingin, ia hendak meraih El namun malah di jauhkan oleh Galang.
"Gak usah mulai Lang, bangunin dia cepetan!" Titah Arka tak terbantahkan.
"Emang manusia gak ada adab lo! ga mikirin gimana perasaan El waktu lo marahin di depan anak-anak yang lain! El baru aja bisa tenang dari tadi dia terus nangis dia terus minta maaf sama lo," Galang benar-benar bingung dengan jalan pikiran arka.
"Gue gak peduli" Arka menarik tangan El kuat hingga masuk ke dalam gendongannya. Tak sampai di sana Arka bahkan langsung menurunkan El yang masih setengah sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Teen Fiction"Abang, El mau di suapin abang." -Elvano. "Punya tangan juga lo!" -Arkana. Ini kisah Elvano. ⚠️Warning⚠️ 1)Banyak typo and kata kasar. 2)Konflik ringan. 3)No plagiat! 4)Lapak brothership not BxB! Cerita ini murni hasil pemikiran dan ide saya sendir...