Happy reading🏜️🌟
Tandai typo!_🌟🏜️_
Seakan tau apa yang lagi-lagi ia rasakan Elvano tak pernah terbiasa. Rasa sakit di dadanya selalu menyiksa, dia hanya bisa pasrah memejamkan mata dan berkali-kali mengucapkan doa berharap rasa sakit ini sedikit berkurang.
Setelah rasa sakit itu sedikit berkurang El membuka matanya perlahan menatap ke sekeliling. Benci! sungguh ia tak suka tempat ini, tempat ini selalu membuat dirinya terlihat lemah.
Elvano benci tubuh lemah nya. Selalu saja membatasi apapun yang dirinya lakukan dan mimpikan, semua tak bisa ia lakukan karna ini.
Yang semakin menyiksa adalah rasa bersalah karna selalu saja merepotkan. Selalu saja membuat orang khawatir, selalu saja membebani.
Mereka memang tidak pernah bilang direpotkan atau di bebanni. Namun El tidak bodoh, ia bisa merasakan semuanya.
Ia merasa badannya tertahan sesuatu berat sekali."Papa!"
El reflek berteriak karna terkejut melihat seorang pemuda yang menatapnya khawatir di sebelah kanan ranjang.
"El, you oke?" El masih diam mematung. Menormalkan detak jantung nya yang berdetak tak karuan karna kaget tadi.
Sampai semua anggota keluarganya datang bersama seorang dokter.
Mata Elvano membulat sempurna apa yang dia lihat mama nya.
"Mama!" El merentangkan tangan bermaksud agar sang mama memeluknya.
Dina tersenyum manis ia baru sampai di sini siang tadi. Tapi Elvano belum sadar, Elvano sadar saat sudah menjelang sore.
Tanpa berkata wanita cantik itu memeluk tubuh sang bungsu, menyalurkan kehangatan dan kerinduan yang mendalam.
"Mama El kangen hiks.." lirihnya dengan tangisan.
Dina menggeleng lalu mengusap air mata Elvano."Mama disini nak, adek udah ya jangan nangis. Nanti dadanya sesak sayang," peringat Dina lembut.
El mengangguk."Mama jangan tinggalin adek lagi ya," pinta nya
"Iya dek. Mama disini sama El terus."
"Adek baringan lagi ya, biar dokter periksa dulu" pinta Gustav lembut.
Elvano menurut ia berbaring lalu membiarkan dokter tersebut memeriksa kondisi nya.
"Keadaan tuan kecil sudah cukup stabil. Tapi masih belum bisa melakukan hal-hal berat" ucap dokter itu kemudian di angguki oleh Gustav.
El menatap lekat wajah pemuda yang tadi tertidur di sebelahnya. Kalian tau dia siapa? dia arka.
Abangnya berdiri jauh sekali. Bahkan tak dapat ia jangkau, meski jujur El ingin memeluk tubuh itu juga.
"Dek apa yang di rasain? mau air?" Pertanyaan Dika memecahkan keheningan di ruang inap mewah itu.
"Mau kakak!" El mengangguk antusias.
Dika mengambil air di nakas lalu membantu Elvano minum dengan sedotan, kemudian mengusap rambut adik sepupunya itu dengan lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Teen Fiction[End] [Brothership] [Family]. _____ Happy reading!! high rank! #04-protektif. #05-sakit. 21 Januari 2022. #01-brotherhood. 12 Pebruari 2022. #01-brotherhood. 17 Pebruari 2022. #01-angsat. 22 Pebruari 2022. #02-bungsu. 22 Pebruari 2022. #02-overprot...