Happy reading!
___________Sudah biasa terjadi namun tetap saja menyakitkan.
-Elvano
_🌟🏜️_
Sedari tadi bocah bertubuh mungil itu tak berhenti merengek kepada sang kakak. Ia terus mencoba supaya kakak-nya mau membantunya memanjat pohon mangga belakang mansion. Ia sangat tergiur dengan mangga yang sudah berwarna kuning, yang menandakan bahwa mangga tersebut siap untuk di makan."Tolongin adek yaa bang, nanti kita bagi mangganya," Iya pemuda itu Elvano. anak itu menarik tangan kakaknya, Arkana.
Arka terus saja berdecak kesal, sedari tadi sudah berusaha sabar, pada akhirnya menghempas tangan adiknya kasar hingga membuat pemuda yang lebih kecil jatuh ke belakang.
El bergidik ngeri, takut sebenarnya. Hal seperti ini sering kali terjadi, namun tetap saja menyakitkan bagi anak itu, El menahan tangis supaya tak pecah disini. Kedua orang tuanya sedang keluar untuk pekerjaam beberapa jam yang lalu.
"Lo bisa diem? gak usah ganggu gue!" bentak Arka tepat di depan wajah El, membuat anak itu memejamkan mata, jantungnya berdetak lebih cepat.
Setelah membentak Elvano, Arka pergi begitu saja meninggalkan sang adik yang masih terduduk di lantai.
Sementara El berusaha menarik nafas nya dengan tenang lalu menghembuskan nya pelan. Ia melakukan itu berulang kali, guna menetralkan detak jantungnya.
Setelah di rasa agak tenang, anak itu beranjak lalu duduk di sofa ruang keluarga. El berpikir kapan sang abang akan bersikap manis seperti kakak dari teman-temannya, El cemberut ia kan iri.
Elavano menghela nafas berat. Ia teringat akan buah mangga belakang mansion, tanpa bantuan siapa pun ia kan mendapatkan mangga itu. Dengan semangat membara anak berjalan menuju taman belakang Mansion.
_________
Disisi lain Arka mencoba memejamkan matanya. Namun nihil, tetap saja tidak bisa, pikirannya melayang. Yang ia pikirkan sekarang adalah El, bagaimana keadaan bocah itu? pikir arka.
ia mengusak rambutnya kasar."Bocah tukang nyusahin!"
Lantas Arka beranjak kembali ke lantai bawah, tempat dimana ia mendorong adiknya tadi.
Lagi-lagi Arka berdecak kesal. Bocah itu tak ada disini, Arka tiba tiba ingat bahwa Elvano berkata akan memanjat pohon mangga belakang Mansion. Tanpa berpikir dua kali dengan langkah lebar Arka berjalan menuju taman belakang Mansion.
Katakan lah ia tak peduli, namun hatinya tak bisa tak memperdulikan Elvano
Dari kejauhan samar samar ia bisa mendengar. Beberapa bodyguard berteriak menyuruh Elvano turun dari pohon.
"Tuan muda kecil. Saya mohon turun, kemari saya bantu," seakan tuli Elvano malah asik memakan mangga langsung dari pohonnya. anak itu duduk anteng tak memikirkan keringat dingin yang mengucur dari tubuh bodyguard nya. Kalau sampai tuan dan nyonya tau, tamat!
beberapa bodyguard meringsut mundur saat melihat Arka datang dengan wajah datar.
"Maaf tuan muda, tuan muda kecil tidak mau mendengarkan kami," ucap Leo, salah seorang bodyguard.
"Biar saya yang urus, kalian lanjutkan pekerjaan kalian saja" mereka mengangguk patuh kemudian berlalu pergi dari sana.
Elvano, anak itu masih tak menyadari kehadiran Arka. Ia melempar satu buah mangga kebawah, dan buah itu tepat mengenai kepala Arka.
"Abang, maaf!" teriak nya dari atas.
"Turun!" Titah Arka dingin.
"Bentar, dikit lagi ini buah nya banyak banget," sahutnya. anak itu kembali asik menarik buah mangga dari ranting nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Teen Fiction"Abang, El mau di suapin abang." -Elvano. "Punya tangan juga lo!" -Arkana. Ini kisah Elvano. ⚠️Warning⚠️ 1)Banyak typo and kata kasar. 2)Konflik ringan. 3)No plagiat! 4)Lapak brothership not BxB! Cerita ini murni hasil pemikiran dan ide saya sendir...