Bagian -26.

17.1K 1.5K 74
                                    


Selamat membaca🥰🖕
Banyakin nae komen saya suka komen💗🖐🏼.

_🌟🏜️_

Rasa kesal, tak suka, tak terima seakan bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak pemuda malang bernama arka itu kembali di usir oleh sang adik, dan mau tak mau harus mengalah.

Hari ini Arka ke rumah sakit bersama sepupunya yang lain untuk menjemput El yang akan pulang siang ini, mereka juga pada bolos, tapi perjuangan arka pagi-pagi buta ke rumah sakit seakan sirnah kala baru masuk malah di usir oleh El.

Dia juga tak mengerti mengapa El serewel itu tadi. Yang pasti dengan perasaan dongkol arka keluar dari sana seorang diri.

"Sabar arka," arka menoleh ke kursi sebelahnya dan ada Darel yang menepuk punggungnya.

"Udah sabar, adek kenapa rewel gitu kak?" tanya arka kepada darel.

Darel menggidikan bahu."engga tau juga, katanya sih di suruh homeschooling sama papa," ucap darel.

"Pantesan aja dia ngambek," arka terkekeh, sejak dulu Arka tau betul El adalah orang yang sangat menyukai sekolah, apalagi pelajaran, tak salah jika anak itu pintar dan berhasil meraih berbagai macam penghargaan di bidang akademik.

Dengan senyuman ceria nya El pasti akan berlari menuju kamarnya hanya untuk menunjukkan piala yang kembali ia raih, tapi tanpa perasaan kala itu arka justru membanting piala El hingga tak berbentuk, sejak saat itu pula El tak pernah menunjukan apapun pada arka.

"Kok ngelamun?" Darel menepuk bahu arka lagi.

Arka tersentak kaget, namun berusaha menetralkan wajahnya yang menyendu tadi."caranya biar adek maafin gue gimana kak?"

"Mudah arka, cuma ketulusan. El bukan orang pendendam, jadi gue yakin dia cuma kecewa bukan benci sama lo" tutur Darel pada arka.

"Gue bakalan berusaha!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Udah jangan nangis," Gustav menghela nafas karna sedari tadi Elvano tak berhenti menangis sebab keputusan Gustav supaya Elvano melanjutkan sekolah nya dengan cara homeschooling.

"Papa apaan sih! adek mau sekolah gak suka di rumah terus, bosen!" tolak Elvano.

Dina memberi isyarat kepada Gustav supaya memberi waktu untuk Elvano memikirkan semua ini.

"Yaudah, papa liat dari kelakuan adek aja. Kalau nakal wajib homeschooling," tutur Gustav kembali membuat Elvano mendengus.

"Emang kapan coba pernah nakal," El memutar bola matanya malas.

Dina yang sudah kepalang gemas langsung mencubit hidung El."Lupa hm? gemes deh!" ledek Dina.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang