Bagian -31.

16K 1.3K 45
                                    

Senyum dongg!!
Oke udah?
Selamat baca guys!

_🌟🏜️_

Seorang Elvano tak pernah membayangkan mimpi-mimpinya akan menjadi nyata, bahkan lebih indah dari itu semua. Tak pernah terbayang dalam benaknya, Arka akan memanjakan serta protektif pada dirinya.

Sikap yang Arka tunjukan sungguh membuat Elvano nyaman, meski kadang dia lebih tegas dari Gustav jika Elvano nakal dan membangkang.

El berharap Arka melakukan semuanya karna memang sudah kewajibannya, bukan karna ingin menebus kesalahannya yang dulu, jujur El tak suka jika yang itu dijadikan alasan.

Seperti hari ini, El sedang berjalan di koridor sekolah bersama Arka saja karna yang lainnya sedang ada rapat osis, Arka sendiri tidak ikut karna adiknya lebih penting.

"Abang kok gak ikut rapat nya? nanti di marahin loh!" iris coklat itu memincing seakan menakut-nakuti.

"Biar mereka aja," sahut Arka, lalu menarik kursi untuk adiknya duduk saat sudah sampai di kantin.

"Mana boleh kaya gitu, abang harus menjalankan kewajiban tau."

Arka tersenyum gemas lalu mencubit pipi Elvano membuat sang empu memekik kaget.

"Emang kenapa kalau abang gak ikut hm? pasti adek mau nakal ya?" tuduh Arka, sudah di pastikan jika tidak di awasi Elvano tidak akan memakan bekal nya.

"Ya-ya engga lah."

"Yaudah kalau engga nakal, duduk disitu nurut aja. Oh ya tunggu sebentar dek, abang mau persen makanan," El lantas mengangguk menatap sang abang yang sedang berjalan memesan makanan.

Saat Arka sedang memesan makanan Elvano hanya memainkan ponsel miliknya, yaitu memberi makan siang untuk Pou nya juga.

Brakkk!

El reflek menjatuhkan ponselnya karna terkejut akan gerbrakan meja.

"Anak sialan? kita bertemu lagi hm?" bocah itu mematung menatap siapa yang sedang berdiri di depannya.

"Kak Delvin?"

Iya dia Delvin, pemuda itu tersenyum miring lalu duduk di sebelah Elvano.

"Udah enak ya hidup lo, udah di sayang sama abang lo? enak banget lo nikmatin kebahagiaan di atas penderitaan gue," ucap Delvin, membuat El menyerengit bingung sebenarnya kenapa kalau hidupnya sudah lebih baik sekarang? apa penderitaan yang dia sebabkan karna ini?

Beberapa kali El menarik nafas guna menormalkan detak jantungnya, yang berdetak lebih cepat karna terkejut tadi, rasa nyeri juga mulai menyerang dadanya.

"Kak Delvin kenapa?"

"Kenapa lo tanya!" Delvin langsung mencengkeram dagu Elvano.

"Sakit, lepasin!" El berusaha melepaskan cengkraman itu namun tak berhasil saking kuatnya.

"Lo harus tau, lo itu anak haram. Seharusnya lo tau diri!"

"Kenapa El anak haram? El siapa? kak Delvin tau?" Elvano bertanya dengan mata berkaca-kaca, dadanya semakin menyesak mendengar kalimat itu lagi.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang