Happy reading 🌟🏜️.
Tandai typo!_🌟🏜️_
Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit keadaan Elvano mulai membaik. anak itu sudah merengek ingin pulang sejak tadi membuat yang lain menghela nafas dan mengizinkan.
"Akhirnya pulang juga. Enek banget sama tempat neraka itu," ucap bocah itu lega saat masuk ke dalam mansion.
"Makanya adek nurut, biar gak balik kesana lagi" Gustav mengusap rambut lepek Elvano yang berada di sebelahnya. Anak itu memaksa untuk berjalan sendiri dan tidak mau di gendong, hasilnya baju El basah karna keringatnya sendiri.
Setelahnya gustav dan Dina pergi ke kamar untuk bersih-bersih.
"Cucu Oma!" Panggil Oma dari ruang keluarga.
El hendak berlari namun urung kala tangan nya di cekal seseorang.
"Jangan berlari!" Titah Arka penuh penekanan.
"S-sakit Abang," apa abang nya tidak sadar, tangan nya itu segede gaban, lalu mencengkeram tangan mungil Elvano?
Bukan nya melepaskan arka malah menarik tubuh Elvano menuju ruang keluarga.
"Astaga arka! lepasin tangan adik kamu!" Pekik Oma menghampiri El yang terduduk di sofa karna di hempaskan arka.
"Lepasin!" Titah tegas sang Oma. Akhirnya arka menurut melepaskan tangan anak itu lalu duduk di sebelahnya.
"Yaampun sampe biru gini, tunggu ya Oma ambilin obat" ucap Oma lantas berlalu pergi.
El masih diam seraya meniup-tiup tangan nya yang terasa panas tanpa sadar Arka juga menatap dirinya.
"Mana tangan nya!" Arka mengadahkan satu tangannya.
"Buat apa? jangan di patahin adek cuma punya dua tangan" ucapnya bergetar. Sungguh ia takut jika arka meminta tangannya untuk di patahkan, di mutilasi lalu di beri kepada Jeje.
"Siniin!" Intonasi suara itu sedikit meninggi membuat El langsung menaruh tangannya di atas telapak tangan sang abang.
Arka sedikit meringis melihat tangan anak itu sedikit membiru. Apa sekuat itu cengkraman nya?
Tangan mungil, putih mulus bayinya itu harus ternodai dengan memar biru tersebut.
"Kamu ya bang!" Ucap Oma membawa sebaskom air panas dan segelas susu.
"Ini dek minum dulu, capek ya bajunya sampe basah kena keringat."
El hirau ia asik meminum susu itu tanpa suara.
"Adek sini ganti bajunya," panggil Dina yang berjalan mendekat ke arah Elvano dengan membawa baju ganti.
"Iya ma, ini susunya dikit lagi abis," balasnya.
Dina akhirnya mendekat lalu duduk di sebelah Arka."Bang ini gantiin baju adek ya, mama sama oma mau masak dulu," ujar Dina memberikan arka baju ganti tersebut.
Arka mendengus lalu terpaksa menurut saja. Karna rumah pagi ini masih sepi dimana darel pergi kuliah sementara Dika sekolah. Yang lain pun pergi ke kantor seperti pagi biasanya.
"Hu'um enak!" Gumam El, lalu meletakan gelas itu di meja.
Menatap ke sekeliling tidak ada orang selain dirinya dan Arka.
"a-abang, mama mana?" Tanya Elvano sedikit meringsut ke samping.
"Terlalu menikmati susu sih lo!" Ucap Arka masih setia dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Teen Fiction"Abang, El mau di suapin abang." -Elvano. "Punya tangan juga lo!" -Arkana. Ini kisah Elvano. ⚠️Warning⚠️ 1)Banyak typo and kata kasar. 2)Konflik ringan. 3)No plagiat! 4)Lapak brothership not BxB! Cerita ini murni hasil pemikiran dan ide saya sendir...