Bagian -24.

17.3K 1.7K 219
                                    

Heyoo guys-!!💗🖐️
Happy reading and tandai typo.

_🌟🏜️_

Dua minggu sudah Elvano terbaring lemah di brankar rumah sakit. Keadaan El berangsur membalik meski belum juga sadar dari komanya, banyak yang El lewatkan selama ini, dari perubahan sikap sang abang, hingga semua anggota keluarga dari London tinggal di Indonesia selama dua minggu ini.

Setiap pulang sekolah, arka pasti mengunjungi sang adik bersama sepupu-sepupunya dan sahabat baiknya, Galang. Mengajak El berbicara, bercanda, hingga kembali menangis.

Seperti hari ini, mereka berebut untuk siapa yang masuk duluan, dan pernyataan jatuh kepada yang paling kecil duluan. Ya! Dika berhasil masuk duluan karna yang boleh memasuki ruang ICU di batasi.

"Adek gak mau mabar pou lagi sama kakak hm? cepet bangun ya nanti kita mabar lagi, nanti pou nya adek yang paling lucu deh," Dika terkekeh miris, ia benar-benar rindu rengekan Elvano saat ia bilang pou nya yang paling lucu.

"Nanti kita gebukin bang arka bareng hm? jahat banget ya si tai sapi sampe bikin kamu koma gini," tangan Dika tergerak menggenggam tangan El lalu menciumnya berkali-kali.

"Adek capek ya? cepet bangun ya. udah sebulan kakak gak liat senyum kamu, suara teriakan kamu, kakak rindu dek, kakak kangen sama adek," tangis Dika pecah, ia tak bisa membayangkan betapa bahagianya El saat akan kembali ke Indonesia, tapi ini yang terjadi saat sampai.

Ini semua di luar ekspektasi semua orang.

Dika memilih memalingkan wajah, kemudian terisak. Membayangkan betapa bahagianya Elvano saat Arka tak membencinya lagi, tapi tanpa perasan Arka malah membohonginya, dan merusak kepercayaan sang adik sepupu untuk kesekian kalinya.

"Adek kembali ya. Jangan tinggalin kami semua, bangun lagi, peluk kami lagi, jangan kaya gini kakak gak suka liat nya, adik-nya kakak kan kuat hm," Dika menggigit bibir bawahnya menahan isakan.

"Adek kembali ya."

El menoleh ke arah asal suara, padahal selangkah lagi ia menggapai wanita berparas cantik yang kira-kira seusia mamanya. Entah mengapa saat melihat wanita tak dikenalnya itu tersenyum seraya melambaikan tangan ke arah dirinya, perasaan hangat dan bahagia yang anak itu rasakan.

El hirau ia berlari menuju wanita itu, tak peduli dengan suara isakan yang entah dari mana asalnya.

El terdiam saat wanita tersebut memeluknya erat, perasaan nya campur aduk, terharu dan ingin menangis.

''sayang, kamu udah sebesar ini hm?" ucap wanita itu bergetar.

"Tante siapa?" tanya Elvano, pakaian putih bersih, parah cantik, pandangan teduh serta senyuman menenangkan, membuat El merasa mengenal wanita ini.

"El gak usah tau ya, kamu tumbuh menjadi anak laki-laki yang baik, lucu, dan tampan sekali. Kenapa El bisa ada disini hm?" wanita itu mengusap rambut Elvano lembut.

El merasakan tenang saat tangan itu menyentuh rambutnya, hangat seakan menjalar di seluruh tubuhnya, tak ayal El ingin tau siapa wanita ini.

"El engga tau ini dimana," balas Elvano, memang benar ia tak tahu ini tempat apa, nuansa keindahan yang tak pernah ia lihat di dunia, tempatnya cantik sekali bahkan sangat-sangat cantik.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang