Happy reading!!
_________________
"Andaikan lo datang dari rahim mama. lo adik gue yang akan selalu gue jaga dan sayangi. " Arka mengatakan ia tak suka adik, hanya semata-mata agar El tidak sampai tau mengapa ia di benci sang-abang. Arka juga tak tau mengapa semuanya menyembunyikan kebenaran ini dari El.
"Maksud abang apa?"
________________
Seketika manik pemuda itu membola kaget, jadi Elvano mendengar perkataannya tadi, apa yang harus ia jawab sekarang?
"Lo gak tidur?" El menggeleng.
"Tadi udah bobo, tapi tenggorokan El kering, hm.. abang, El boleh minta tolong, El mau minum susu."
Arka menghela nafas lega, seperti nya ia harus membuatkan Elvano sebotol susu. Supaya anak itu lupa akan apa yang ia dengar tadi.
"Iya, tunggu bentar." Elvano mengangguk antusias, bibir tipis anak itu terangkat membentuk lengkungan. Untuk pertama kalinya Arka mau membantu membuatkan susu untuk dirinya.
tapi tunggu, El mendengar dering ponsel sejak tadi, ternyata ponsel sang abang berbunyi di atas nakas.
"Abang ada yang telpon!" teriak Elvano leluasa sebab masker oksigen sudah di lepas tadi.
"Jangan teriak!" Lagi-lagi senyuman itu tak bisa El tahan, sesederhana itu lah kebahagiaan sang bungsu Pranaya.
Lalu arka datang dengan wajah datar andalan pemuda itu, lantas menyerahkan susu dalam dot itu kepada El, daan di terima baik oleh sang empu.
"Thanks abang!" Arka mengangguk lalu mengambil ponselnya di atas nakas. Ternyata sepuluh kali panggilan tak terjawab dari sang mama.
Arka menghubungi balik sang mama. Tak lama pekikan khawatir terdengar dari seberang telpon.
"Abang, adek gimana?"
Arka mengarahkan ponsel kearah El yang asik menyedot susu dengan mata tertutup.
"Baik-baik aja."
"Yaampun ucul banget, siapa yang bully adek di sekolah nak?"
"Udah di urus bodyguard papa,"
"Abang makasi ya udah jagain adek. Bentar lagi mama kesana jemput."
"Terpaksa!"
"Haha, iya mama tau, adek pasti seneng di bikinin susu sama abang. Itu keinginannya dari lama."
"Hm, cepetan ya ma. Males aku disini."
"Iya jagain dulu ya."
Tuttt..
Lagi-lagi entah darimana perasaan bahagia tercipta dari dalam diri Arka. Melihat El tak berhenti tersenyum bahkan saat anak itu menyedot susu hati-hati seakan menikmati susu yang di
buatkan oleh Arka, tak berselang lama botol dot kosong itu Arka raih, dan El, anak itu tertidur sangat pulas."Gue selalu coba buat terima lo El, tapi gue gak janji akan bisa," bisik nya di telinga Elvano.
_____________
Jarum jam sudah menunjukan pukul delapan malam, keluarga kecil Pranaya kini tengah bersantai di ruang keluarga. Sedari tadi Gustav dan Dina tak berhenti tersenyum melihat Elvano yang sedang bercerita tentang apa saja yang kakak kelas itu lakukan padanya, El menceritakannya dengan lucu.
El duduk di karpet berbulu menghadap kedua orang tuanya, dan Arka dia ada di sebelah Dina, bersandar pada bahu sang mama, mereka ikut duduk di bawah seraya mendengar kan curhatan bayi besar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO [END]
Roman pour Adolescents"Abang, El mau di suapin abang." -Elvano. "Punya tangan juga lo!" -Arkana. Ini kisah Elvano. ⚠️Warning⚠️ 1)Banyak typo and kata kasar. 2)Konflik ringan. 3)No plagiat! 4)Lapak brothership not BxB! Cerita ini murni hasil pemikiran dan ide saya sendir...