Bagian -15.

19.3K 1.7K 75
                                    

Happy reading.

__ 🌟🏜️ __

Arka bingung sebenarnya dengan dirinya sendiri, kenapa setiap melihat wajah Elvano emosi nya seakan di aduk-aduk. Mencoba menahan emosi sekalipun pasti sia-sia karena jujur saja Arka tidak bisa menerima kenyataan bahwa adiknya, bukan adik kandungnya.

Semenjak kepergian Elvano, kehangatan keluarga Pranaya seakan ikut pergi bersama anak itu. Hanya tawa itu yang bisa membuat mansion ramai, hanya lari kecil nya yang membuat mansion terasa berpenghuni.

Elvano selalu saja berlari kecil di tangga seraya bernyanyi ceria. Itu berlangsung sampai suara bariton milik Gustav menghentikan langkah bocah itu. Gustav akan memarahi bungsunya yang sudah beberapa kali di ingatkan untuk jangan turun melalui tangga, apalagi berlari. Itu dulu, akankah kembali lagi?

Jeje, harimau jantan itu juga semakin buas tak terkendali semenjak El sudah tak pernah mengunjungi nya. Menggaung, seakan memanggil tuan kecilnya.

Pagi ini Arka pergi ke sekolah seperti biasanya. Ia menyibukkan diri agar bisa melupakan Elvano. Barang sejenak saja.

Seperti yang sedang pemuda itu lakukan saat ini, beberapa kali ia mendribble bola hingga masuk ke ring basket. Keringat sudah membasahi kaos yang ia gunakan.

Arka menyisir rambut nya yang lepek karna keringat ke belakang membuat semua murid yang sengaja menonton terpekik kagum. Betapa tampan nya seorang arka, terutama kaum hawa.

Setelah beberapa lama bermain arka akhirnya beristirahat dengan duduk di kursi yang memang sudah di sediakan disana. Mengambil air yang temannya lemparkan tadi.

Saat asik meneguk air, pemuda berparas tampan itu dikagetkan dengan tepukan bahu.

"Lo arka?" Arka mengangguk menanggapi pertanyaan seorang pemuda yang mungkin seangkatan dengan nya.

Tanpa menjawab pemuda itu duduk di sebelah Arka."ngapain lo?" tanya arka, terkesan sinis.

"Santai bro. Kenalin gue Teguh, anak kelas 12. Ips 3" arka ingat Teguh adalah komplotan Angga yang pernah membully Elvano dulu.

Sementara Angga sendiri mungkin sudah tak ada di dunia.

"Gue liat-liat si Elvano. anak SD yang nyasar kesini tuh udah gak pernah kelihatan" ucap Teguh, ia sebenarnya ingin membalaskan hilangnya sahabat setianya Angga.

"Mau ngapain nanyain dia? mau lo bully lagi?" Sinis arka.

"Nanya doang, kaga gue bully lagi" bela Teguh.

"Yaudah gak usah kepo!"

"Apa peduli lo? kan lo juga udah biasa mukulin tu anak." Arka seketika bungkam, dari mana pemuda kepo ini tau!?

"Gue emang gak peduli."

"Jahat banget lo jadi Abang. Ehh tapi mau gue bantuin gak?"

"Bantuin apa? gak usah banyak bacot deh, gak ada waktu gue."

"Sabar bro. Gue bantuin biar adik lo cepet ketemu angga" arka seketika menoleh ke arah Teguh, tanpa aba-aba langsung menghantam pipi Teguh dengan pukulan.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang