Bagian -29.

17.1K 1.4K 53
                                    


Happy reading semuanya!!
Jangan lupa senyum yang lebar.

_🌟🏜️_

Beberapa bulan sejak sulung dan bungsu Pranaya berbaikan keluarga ini seakan di limpahi kebahagiaan tiada henti. Setiap harinya mansion ini menjadi lebih ramai kala Elvano berbuat kenakalan dan Arka yang selalu saja panik.

Meluncur di pegangan tangga, tidur di atas meja makan seraya menyedot susu, membiarkan Jeje keluar dari kandang dan hampir membawanya ke dalam mansion semua ulah adik nakal nya.

Bagaimana seisi mansion tidak panik?

"Bang lepasin ihs! adek mau maen sama jeje" tolak anak itu saat siang ini Arka menariknya untung makan dan tidur siang.

"Abang telpon papa ya!" ancam Arka, Gustav dan Dina sejak tadi pagi memang mendangai pesta rekan kerja Gustav yang mungkin akan kembali nanti malam.

"Telpon aja, adek gak takut!" balas nya kesal.

"Elvano! menurut atau abang paksa!" nada bicara Arka mulai dingin membuat bulu kuduk Elvano seketika meremang.

"Iyaa." El akhirnya mengalah, segera ia merentangkan tangan kode minta di gendong pada Arka, yang tentu langsung di sambut baik oleh sang empu.

El di dudukan di atas kursi di meja makan sementara Arka mengambil makanan. El sebenarnya lelah tapi dia bosan.

"Dek buka mulutnya," ucap Arka menyodorkan sendok berisi porsi makanan sesuai yang mamanya katakan agar Elvano tidak kesusahan dalam mengunyah.

"Abis ini bobo ya, abang mau ke luar bentar."

Mendengar itu El segera menelan makanannya lalu bertanya."Abang mau kemana? Ikut, adek mau ikut!" rengek nya memelas.

"Gak boleh! kamu baru aja kambuh tadi malam. Abang gak mau kamu kenapa-napa jadi lebih baik istirahat" tolak Arka, bukan apa-apa sebenarnya Arka tidak ingin meninggalkan sang adik sendiri di mansion meski ada banyak maid dan bodyguard. Tapi ini benar-benar penting dimana ketua gang menyuruh anak anak markas datang ke markas untuk membicarakan sesuatu yang tentu nya penting.

"Adek gak mau, mau nya ikut sama Abang" El masih berusaha membujuk sang abang seraya menerima suapan makanan.

Arka menghela nafas ia juga tak tega membiarkan El sendirian disini."Iya ikut, tapi abisin dulu makanannya sama minum obat," final arka membuat El memekik heboh hingga tersedak.

Uhuk!

"Pelan-pelan," Arka mengusap punggung sang adik lembut lalu memberinya minum air.

"Hehe, iya maaf."

Setelah selesai makan Elvano sedang bersiap-siap untuk ikut bersama sang abang.

"Dek, ini pakai jaketnya!" titah Arka menyuruh sang adik mendekat ke arahnya yang tadi nya sang empu tengah meminum susu seraya menatap langit-langit kamar.

El bangkit lalu menghampiri arka, kemudian Arka memasangkan jaket itu di tubuh sang adik.

"Abang, jaket nya bagus banget. Sama kaya punya abang dan bang ala! El suka," pekik Elvano senang, jaket ini adalah jaket anak tongkrongan arka dan teman-temannya, karna beberapa hari lalu El mengaku kagum dengan jaketnya maka arka membelinya untuk sang adik.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang