Bagian -25.

18.1K 1.6K 100
                                    

Halo-!!
Happy reading yoo bestie😀👍🏼
Jangan lupa tandai typonya biar musnah.

_🌟🏜️_

"Apa liat-liat!?" El melototkan mata seraya berbicara dengan nada menyolot saat Arka sesekali meliriknya dari sofa. Selama beberapa hari setelah ia terbangun dari koma, El selalu di beri kata-kata penenang oleh keluarganya agar tak sampai trauma berat.

siang ini Elvano juga di buat bingung karna tak ada seorang pun di kamar inapnya padahal sebelum ia tidur masih rame seperti pasar pagi dan hanya ada sang abang gadungan yaitu, Arka.


"Gak liat kamu orang liat tiang infus," balas arka dengan wajah songong.

El mendengus."emang kenapa tiangnya!" tanya nya menatap tiang infus.

"Ya gak tau kok tanya saya," arka malah makin fokus dengan ponsel.

El kembali menatap tiang infus dari atas sampai bawah, membuat Arka terkekeh kecil."Gak usah di liat juga."

"Biarin!"

Selama tiga hari ini Arka benar-benar di larang masuk ke kamar inap Elvano, dan itu membuatnya benar-benar uring-uringan. Tapi jika ia masuk pasti akan menambah penderitaan sang adik.

Dan hari ini Arka di biarkan masuk dengan banyak wejangan dari mama dan papanya, mulai dari untuk mengontrol emosi, tidak usah bersedih atau meminta maaf dulu karna itu sendiri memicu El mengingat semua kelakuan arka.

Arka sendiri langsung meluncur ke rumah sakit, tatkala papanya memberi ijin karna ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan jadi tak ada yang menjaga El di rumah sakit, opa dan oma sudah kembali ke London kemarin sementara Dina dan Zara pulang ke mansion untuk menyiapkan kebutuhan Elvano yang akan kembali ke mansion setelah lama tak pulang.

Dika? sekolah, Darel kuliah, dan Arka bolos!

Dika dan Darel memilih melanjutkan sekolah nya di Indonesia, begitupun Axel dan Zara yang ingin tinggal bersama Gustav dan Dina, sementara opa dan oma masih harus stay di London karna mengurus perusahaan disana.

Back to topic.

Meski netranya tertuju pada ponsel, tapi perhatiannya tertuju pada Elvano. Sesekali arka melirik El yang asik memainkan infusan di tangannya, menarik, memencet, sampai di memekik kesakitan karna ulahnya sendiri.

"Gak usah di mainin," peringat arka.

El melirik sinis, memilih hirau bocah itu memejamkan mata untuk tidur, jujur ia dilanda kebosanan tingkat nasional.

Tapi tak berselang lama El kembali membuka matanya saat rasa kantuk menyerang tapi matanya tak mau terpejam.

Arka yang melihat itu segera beranjak mendekati Elvano meski dengan perasaan ketar-ketir, pemuda itu ingin sekali menebus kesalahannya, tapi semua orang bilang ini butuh waktu.

"Kenapa?" tanya arka, tangan nya bergerak menyapu rambut Elvano tapi dengan gerakan cepat El menghindar hingga darah naik ke infusan.

"Mau ngapain? Bay one nya nanti dong pas udah sehat masak orang baru sadar koma mau di ajak bewan," ucap El, tangan nya mengambil ancang-ancang menangkis pukulan dan matanya bergerak was-was.

ELVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang