03. Kecelakaan

1.3K 156 2
                                        

Mendapatkan sosok Yoongi yang ia kenal sebagai teman Taehyung yang lain. Jennie mempercepat jalannya menghampiri pria itu. Tidak memperdulikan tatapan aneh yang ia dapatkan dari wanita malam yang berpakaian sangat terbuka di sini. Jaraknya semakin dekat dengan Yoongi, ia baru sadar kalau pria itu berada di dekat Taehyung, dan bahkan sedang mencoba untuk membujuk Taehyung pulang.

"Jennie! Akhirnya!" Yoongi meninggalkan Taehyung, kini berbisik kecil tepat di telinga Jennie. "Aku sudah membujuknya tapi dia terus saja menolak. Kurasa hanya kau saja yang bisa membawanya pulang, jika kau ada masalah dengan Taehyung, sebaiknya bicarakan baik-baik setelah dia sadar sepenuhnya nanti." Pria berkulit pucat itu menepuk pundaknya, "bawa dia pulang sekarang. Aku ada urusan lain." Lalu Yoongi meninggalkannya sendirian di antara kerumunan orang-orang yang sebagian banyak tengah mabuk.

Jennie menelan ludahnya, tangannya terkepal, kakinya mulai melangkah mendekati Taehyung. "Taehyung." Panggilnya dengan suara lembut. Penampilan Taehyung terlihat sangat berantakan. Kancing kemeja atasnya sudah beberapa terbuka. Pria itu juga sudah setengah mabuk. Salah satu tangannya memegang botol minuman keras, sementara satu laginya terlihat merangkul seorang wanita cantik berpenampilan sangat terbuka. Mata Jennie berkaca-kaca, ada rasa kesal dan cemburu yang menjadi satu, tapi untuk saat ini ia harus bersabar.

Taehyung berusaha menatapnya. Sorot matanya langsung menajam. Kekehan yang tadi sempat Jennie dengar kini hilang. Pria itu menarik tengkuk wanita yang tengah dirangkulnya kemudian dengan sengaja berciuman di hadapan Jennie. "Wae? Ada urusan apa kau datang kemari? Aku sedang sibuk. Jika kau datang hanya untuk mengajakku pergi dari sini, itu akan sia-sia saja." Ujarnya setelah selesai berciuman. Wanita di sebelahnya tersenyum menang sembari mengalungkan kedua tangannya di tubuh Taehyung.

"Sudah cukup Taehyung. Ayo pulang bersamaku." Ajak Jennie memberanikan diri untuk semakin mendekati Taehyung.

"Kubilang aku tidak mau! Apa kau tidak mengerti bahasa! Pergilah dari sini, ini bukan tempatmu!" Kali ini Taehyung berbicara sangat lantang membuat sedikit getaran ketakutan di dalam diri Jennie.

"Dan ini juga bukan tempatmu!" Jennie mengusap tetesan air mata yang turun.

"Apa yang Jungkook katakan, hah? Memberitahu kalau aku akan menyewa wanita di sini? Ucapannya memang tidak salah." Taehyung memalingkan wajah, tidak memperdulikan keberadaan Jennie lagi. Sesekali pria itu menumpahkan isi botol yang sedang dipegangnya di bagian belahan dada wanita di sebelah, kemudian menjilatnya membuat Jennie geram. Wajahnya seolah menikmati, tanpa menoleh ke Jennie.

Jennie membuka satu per satu kancing pakaian yang sedang dipakainya. Kebetulan ia memakai kemeja putih dengan rok selutut saat ini. "Kalau kau ingin bermain di sini." Ia membuka bajunya, memperlihatkan bra hitam yang sedang dipakai, membuatnya terlihat sangat menggoda bersama lekukan tubuh yang sangat sempurna. "Aku juga akan ikut bermain!" Pungkas Jennie membuang asal kemeja putihnya ke sembarang arah. Ekpresi wajahnya menantang Taehyung, namun matanya tidak berhenti menangis dalam diam.

Pria yang melihat penampilan Jennie langsung melemparkan pujian. Beberapa dari mereka berjalan mendekat. Jennie mematung di tempat, menunggu reaksi dari Taehyung sembari menunduk ke bawah.

Taehyung mendecih kesal. Melihat beberapa pria kini menghampiri Jennie dan berbicara tidak sopan dengan istrinya, membuat dia langsung melepas pakaian dan memakaikannya untuk menutupi tubuh Jennie. Dia berusaha mengambil kembali pakaian yang tadi Jennie lempar. "Bodoh! Kenapa kau melakukan hal itu!" gerutu Taehyung sambil merangkul Jennie dan membawa wanita itu untuk pergi dari sana.

"Aku kehabisan cara." Cicit Jennie pelan. Bibirnya tersenyum lega.

Bukan dia yang membawa Taehyung pergi. Tapi Taehyung lah yang membawanya pergi.

❁ConneCtion❁

"Aku akan menyiapkan pakaian untukmu. Apa kau ingin makan?" tawar Jennie. Taehyung tidak menjawab, tubuhnya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jennie turun ke bawah. Mengucapkan kata terima kasih untuk Jungkook dan Yoongi yang sudah membantunya menemukan Taehyung. Setelah memastikan Taehyung sudah pulang, Jungkook dan Yoongi berpamitan pergi menggunakan motor ninja milik masing-masing. Jennie menghela napas lega setelah pintu tertutup kembali. Ia berbalik, berniat untuk menyiapkan makanan di dapur. Tapi Taehyung memanggil-manggil namanya dari kamar. Niatnya untuk pergi ke dapur ia urungkan.

"Jennie ~ya! Kau di mana? Apa kau tidak mendengarkanku eoh?" teriak Taehyung semakin jelas Jennie dengar ketika langkahnya sudah melewati deretan anak tangga.

Taehyung cepat sekali mandinya? Tidak seperti biasa. Benak Jennie bermunculan pertanyaan. Jennie membuka pintu kamar. Tubuhnya mematung diam, seolah baru saja dihantam oleh bola salju raksasa. Kedua matanya tidak bisa berkedip, lidahnya terasa kelu.

Pandangannya berpapasan dengan mata sayu milik Taehyung. Pria itu tengah duduk dipinggir kasur mengenakan kimono mandi. Tubuhnya masih terlihat sangat basah, sampai dari ujung rambutnya meneteskan air. Taehyung mengernyit kesal. Tatapan sayu yang tadi hilang saat dia menyadari kedatangan Jennie.

"A-ada apa?" tanya Jennie bersikap normal sebisanya. Berulang kali ia meneguk salivanya sendiri. Taehyung terlihat sangat berbeda, lebih berbahaya saat ini. Ia juga tidak bisa berbohong kalau dirinya juga tertarik dengan Taehyung. Pria itu terlihat seksi, ditambah tubuh sempurnanya yang tercetak samar-samar.

Taehyung beranjak dari duduknya, menghampiri Jennie dengan bibir yang tersenyum aneh. Jennie bergidik takut, reflek memundurkan dirinya saat Taehyung sudah berjarak beberapa langkah lagi.

"Kenapa? Kau takut? Aku suamimu." Taehyung tertawa menyeramkan. "Kita belum melakukannya bukan?"

Tanpa aba-aba. Taehyung menarik tangan Jennie, menjatuhkan tubuh kecil wanita itu di atas kasur kemudian mengunci segala pergerakannya agar Jennie tidak bisa melarikan diri. Napas Taehyung berubah berat. Berkali-kali ia mengendus ceruk leher Jennie sebelum menyatukan bibirnya dengan kasar.

Jennie berusaha memberontak. Tenaga Taehyung ternyata lebih kuat darinya walaupun pria itu masih mabuk. Lidah Jennie dapat merasakan bau dan rasa minuman keras yang tadi Taehyung minum, membuatnya mual ingin muntah tapi tertahankan karena Taehyung terus mengobrak-abrik isi mulutnya tanpa jeda. Tanpa sadar Jennie melenguh kecil, bersamaan tubuhnya yang ikut menggeliat tidak nyaman saat lutut Taehyung menekan area bawahnya.

Apa ini bisa disebut pemerkosaan? Jennie sama sekali tidak menginginkannya jika Taehyung bermain kasar. Pria itu dikendalikan oleh efek minuman keras, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini, Jennie hanya meminta agar Taehyung menghentikan perbuatannya.

Jennie dapat menghirup udara kembali setelah Taehyung berpindah menjelajahi leher jenjangnya. Napasnya terpenggal-penggal karena ciuman yang hampir membuatnya mati tadi. Ia mencoba melepaskan kedua tangannya dari cengkraman Taehyung, hasilnya tetap sama, nyatanya ia hanya membuang-buang tenaga saja.

Pria itu mulai melucuti seluruh pakaian bahkan sampai dalaman yang sedang Jennie pakai. Bibirnya tersenyum penuh kemenangan, sementara Jennie sudah pasrah dengan wajah yang memerah.

Taehyung melanjutkan kegiatannya. Menanam benih dirahim Jennie tanpa sadar. Jennie akan mengingat kejadian ini. Jennie sudah sepenuhnya milik Taehyung, dan seharusnya pria itu juga mengakuinya.

Pria itu, harus menjadi Ayah untuk anak pertamanya, apapun yang terjadi walaupun Taehyung sendiri tidak terlalu menginginkannya. Cukup hanya Taehyung yang boleh melakukan ini. Tidak boleh ada pria lain.

Jennie menggigit bibir bawahnya, memejamkan kedua mata, berharap kalau matahari cepat memancarkan sinarnya. Sepertinya ia harus berbohong nanti.

*
*
*

To be continued...

• 21 Jan 2022

ConneCtionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang