Beberapa hari berlalu. Sekarang lebih tepatnya dimana Taehyung sudah kembali dari Tokyo dan Jennie yang sudah menyiapkan mental.
"Ini."
Jennie mengambil surat itu, membacanya dari atas hingga akhir, ternyata benar, ini sudah waktunya. Walaupun begitu, kenapa dada masih saja terasa sesak? Kedua matanya juga ikut memanas. Segitu berpengaruhnya kah surat cerai itu.
"Aku ingin kita bercerai, kita sudah membicarakannya bukan." Taehyung melenggang begitu saja setelah memastikan Jennie mendapatkan surat itu. "Tanda tangani surat itu secepatnya lalu pergilah dari sini." Katanya masih sempat terdengar di sela suara langkah kaki.
Kedua kaki Jennie bergetar hebat. Ujung matanya melirik ke belakang memastikan keberadaan Taehyung, sudah tidak ada. Kemudian tubuhnya merosot begitu saja. Terduduk di atas lantai dengan ekpresi menyedihkan.
Isakan tidak bisa lagi ditahan, air mata juga tidak bisa lebih lama lagi di bendung. Jennie mendongak kecil, menatap langit-langit. Apa ini sudah ditakdirkan? Kenapa Tuhan memperlakukannya seperti ini? Ia sudah kehilangan kedua orang tuanya, dan sekarang?
"Eomma... Appa..." Jennie terus menyebut panggilan itu, kadang menambahnya dengan kata-kata lain. "Aku ingin menyusul kalian, tapi bagaimana dengan isi perutku?"
Tidak, ini sudah benar. Ingatlah Jennie! Kau harus segera pergi dari hadapan Taehyung sebelum pria itu menyadari sesuatu. Meskipun Taehyung tidak bisa ia dapatkan lagi, tapi setidaknya benih dari pria itu akan mengisi kehidupannya di masa depan.
Perlahan Jennie bangkit. Mencari sebuah pulpen lalu menandatangani surat cerai itu. Ia meletakkan di atas meja makan, setelah menatap kembali isi rumah, Jennie menekadkan niatnya kemudian menarik koper berwarna cokelat yang sudah menunggu sejak tadi di dekat pintu keluar.
"Aku berharap kau tidak akan mengetahui keberadaannya sampai kapanpun, Kim Taehyung."
Bibir Jennie tersenyum sedih. Tidak apa, nanti juga ia akan mendapatkan kebahagiaan di masa yang akan datang.
❁ConneCtion❁
"LISA!" teriak Jennie semakin mempercepat jalannya saat menemukan sosok gadis bernama Lisa itu di bandara. Kopernya terasa sangat berat, belum ranselnya. Dan entah kenapa juga, perutnya akhir-akhir ini tidak bisa di ajak kerja sama.
Setelah menunggu Jennie untuk mendekat, Lisa segera mengambil alih koper dan ransel wanita itu. Sahabatnya tidak boleh kelelahan saat ini. "Bagaimana dengan Taehyung? Kau sudah mengatakannya?"
Jennie tahu apa yang dimaksud Lisa. Bibirnya tersenyum seadanya untuk meyakinkan. "Tenang saja, aku sudah bukan siapa-siapanya lagi. Dan untuk kehamilanku, aku tidak ingin dia tahu."
Mimik wajah Lisa berubah muram. "Aku tidak ingin dia merebutnya jika sudah lahir nanti. Ah sudahlah, ayo pergi!"
Seharusnya Lisa sudah pergi ke Amerika beberapa hari yang lalu. Tapi karena melihat keadaan Jennie, dia malah mengurungkan niatnya, lebih memilih untuk menunggu Jennie menyelesaikan masalahnya dengan Taehyung dan pergi bersama-sama. Memang teman terbaik. Jennie tidak ingin membebaninya terlalu berat lagi setelah ini.
Mereka berdua berjalan bersama, setelah menaruh koper Jennie di tempat yang seharusnya, mereka ikut bergabung dengan salah satu rombongan yang memiliki tujuan searah.
Di lain sisi. Seorang pria tersenyum lirih dibalik masker hitam yang menutup mulutnya. Diam-diam dia ikut ke dalam rombongan Jennie dan Lisa.
❁ConneCtion❁

KAMU SEDANG MEMBACA
ConneCtion
FanficDia yang memulainya terlebih dahulu, dan dia yang mengakhirinya. Semudah dan sesimple itu. Dimatanya, aku ini bukan siapa-siapa lagi, hanya wanita yang dicap sudah disentuh pria lain. Suatu saat nanti, aku yakin dia akan menyadari kesalahannya. ...