Apa yang sedang Taehyung lakukan? Mengemasi pakaiannya? Tapi untuk apa?
Jennie menaruh ponselnya sembarangan. Mendekati Taehyung yang beberapa menit lalu sudah masuk ke dalam kamar saat dirinya tengah sibuk mengobrol. Pria itu langsung menuju lemari pakaian, saat dilihat dia sedang sibuk memindahkan pakaian-pakaiannya ke dalam sebuah koper.
Pria itu pasti sudah menyadari keberadaannya, tapi entah mengapa tetap bersikap tidak peduli dan tidak menganggapnya ada. Jennie menghembuskan napas pelan. "Kau ingin ke mana?" Pertanyaan itu tidak bisa ditahan, walau Jennie tahu jawabannya akan terdengar singkat.
"Tokyo." Benar bukan dugaannya? Pasti singkat.
Taehyung menegakkan tubuhnya, menatap sekilas Jennie dengan dingin. Jennie menunduk diam, sebenarnya ia ingin bertanya lebih jauh tapi sepertinya Taehyung tidak akan suka.
"Hei, aku ingin bicara sebentar, 10 menit saja." Jennie mengalihkan pandangan saat pria itu merespon. Tidak, ia tidak suka tatapan itu, dingin dan cuek. "Kalau kau sibuk, setidaknya 5 menit."
"Katakan sekarang, aku akan berangkat besok."
"Kau masih mencintaiku kan? Lalu, kenapa kau tidak percaya denganku?"
Tidak ada balasan. Pertanyaan itu akan sia-sia saja. Jennie berbalik hendak menuju kasurnya kembali jika saja Taehyung masih belum bersuara.
"Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu apa aku masih mencintaimu atau tidak."
Sejenak terdiam mencerna ucapan Taehyung tadi. "Jadi, kau ke Tokyo untuk..."
"Untuk menjauhimu sejenak."
❁ConneCtion❁
"Siomoni?" Jennie segera menghapus jejak air matanya. Bagaimana wanita paruh baya itu tahu keberadaannya? Di saat suaminya saja tidak peduli. "Sedang apa anda di sini?" sambungnya sembari berdiri dari kursi taman.
Wanita itu hanya tersenyum lirih, merangkulkan jaket berwarna cokelat gelap di tubuh Jennie tanpa berkata terlebih dahulu. Tindakan itu membuat Jennie merasakan kasih sayang seorang Ibu yang sesungguhnya, wanita itu sudah sangat baik, bahkan menganggapnya sebagai putri sendiri.
"Aku akan memarahi Taehyung nanti. Dia pasti berulah lagi kan? Dasar anak idiot itu." Makinya pelan, wajahnya menunjukkan sedikit kekesalan yang ditunjuk untuk Taehyung. Jennie tersenyum kecil.
"Aniya, Taehyung tidak melakukan apapun, jangan marahi dia."
"Hei, tanpa kau berbicara sekalipun aku sudah tahu semuanya. Aku mengenal Taehyung dari kecil sampai besar, dia pasti berbuat kesalahan lagi. Bisa-bisanya dia membiarkan wanita cantik sepertimu duduk sendirian di kursi taman yang sepi. Ck, dasar Kim Taehyung!"
Jennie menoleh ke setiap arah, tidak ada pengawal yang terlihat. "Siomoni sedang apa di sini? Dimana orang suruhan Taehyung?" Ia sengaja mengalihkan topik pembicaraan, jangan sampai mertuanya itu tahu tentang masalahnya lebih dalam lagi.
"Maksudmu penguntit menyebalkan itu? Sudah aku suruh pulang. Aku ingin mengantarmu pulang sekalian berbicara dengan Taehyung."
Glek. Jika itu sampai terjadi, maka hubungan Taehyung dan Ibunya bisa saja memburuk. Jennie mencari cara agar Jae Hee mengurungkan niatnya itu. "Si-siomoni, apa anda ingin minum sebentar? Sepertinya kedai minuman di dekat sini ada yang belum tutup, bagaimana kalau kita memesan minuman hangat terlebih dahulu?" Jennie menggunakan seluruh macam cara yang ia bisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ConneCtion
Fiksi PenggemarDia yang memulainya terlebih dahulu, dan dia yang mengakhirinya. Semudah dan sesimple itu. Dimatanya, aku ini bukan siapa-siapa lagi, hanya wanita yang dicap sudah disentuh pria lain. Suatu saat nanti, aku yakin dia akan menyadari kesalahannya. ...