"Aku dan Taeil pergi jalan-jalan di sekitar kota. Malam ini sangat cerah, jadi aku berusaha memanfaatkannya." Jennie memperhatikan dari jauh putranya yang sedang bermain.
Taeil terlihat melambai-lambai sebelum memasuki perosotan yang menenggelam habis seluruh tubuhnya, diikuti cekikikan gembira yang membuat Jennie senang.
"Baguslah kalau begitu, aku tidak bisa berkunjung sekarang, selagi di Seoul aku ingin membeli oleh-oleh untuk teman di New York sana."
Jennie mendecak malas, "kau ini selalu beralasan, kau takut bertemu Taehyung? Padahal pria itu tidak mengunjungiku setiap waktu."
"Tidak, siapa yang bilang kalau aku takut pada-"
Panggilan suara itu terhenti, lalu terputus secara tiba-tiba. Jennie menggerutu kesal. Setelah dari bandara itu Lisa mendadak menjauhkan diri. Alasannya mungkin tidak jauh-jauh dari Taehyung.
Rasanya sepi juga tanpa Lisa, tapi mau bagaimana lagi.
Seusai puas dengan permainannya, Taeil berlari kecil menghampiri Jennie dengan wajah sumringah. "Momy, di sini lebih menyenangkan, aku ingin tinggal di sini." Ucapnya sembari menunjukkan senyum lebar.
Jennie hanya bisa tersenyum, mengelus pucuk kepala Taeil. "Memangnya Taeil tidak akan merindukan teman yang ada di rumah?"
Taeil mendadak cemberut, dr memainkan ujung jarinya yang terbungkus kain hangat. "Di sana tidak seru, mereka juga sering menanyakan tentang ayah." Keluhan itu baru Jennie dengar sekarang.
"Benarkah? Lalu?"
"Taeil tidak suka di sana, di sini kan lebih seru, ada mainan, ada banyak teman, ada pesawat." Cecarnya tanpa henti. "Ada Paman yang baik hati lagi, di sana kan tidak ada."
Jennie beranjak dari kursinya, memegang tangan mungil Taeil. "Baiklah, nanti momy pikirkan, sekarang ayo pergi makan."
"Ayo!"
Beru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba angin dingin menyelimuti kota itu, terdengar juga suara gemuruh dari langit pertanda akan turunnya hujan.
"Sepertinya kita makan di rumah saja deh, Taeil lihat, mau hujan kan?" Jennie menggendong Taeil. Rintik air mulai turun secara perlahan, membuatnya setengah berlari untuk berteduh di halte.
Tidak disangka kalau jalan-jalannya bersama Taeil ternyata cukup jauh, hingga di perjalanan pulang sepertinya memerlukan bantuan taksi.
Taeil mengangguk setuju, dia diam selama digendong, matanya memperhatikan sekitar dengan polos. Hujan menjadi deras, lama-kelamaan halte itu juga ikut penuh. Taeil sedikit terganggu saat beberapa orang yang kehujanan mendekat lalu memberikan hawa yang sangat dingin. Ditambah beberapa lagi sedang mengibraskan pakaian dan rambut, menimbulkan percikan air ke mana-mana.
Jennie menyadari hal itu, ia berusaha untuk memberhentikan taksi yang lewat, namun nyatanya tidak ada yang mau berhenti. Jika naik bus juga malah akan membuat Taeil tidak nyaman.
Taeil membenamkan wajahnya diceruk leher Jennie. Dengan lembut Jennie mengusap pundaknya bermaksud ingin menidurkan jika Taeil mengantuk.
Dari kejauhan terlihat mobil hitam melaju dengan sangat cepat lalu memelan. Jennie memperhatikan dengan teliti, seolah ia kenal dengan pemilik mobil itu. Setelah berada tidak jauh dari Jennie, mobil itu berhenti, Taehyung dengan setelan baju rumahnya keluar dari kursi pengemudi mendekati Jennie.
"Apa yang sedang kau lakukan hujan hujan begini?" Taehyung langsung bertanya dengan nada kesal. Dia melepas coat yang sedang dipakainya untuk menutupi tubuh Taeil dari depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ConneCtion
FanfictionDia yang memulainya terlebih dahulu, dan dia yang mengakhirinya. Semudah dan sesimple itu. Dimatanya, aku ini bukan siapa-siapa lagi, hanya wanita yang dicap sudah disentuh pria lain. Suatu saat nanti, aku yakin dia akan menyadari kesalahannya. ...