Jennie melirik Yoongi sesaat, yang dilirik malah mengendikkan bahu. Setelah mendengar penjelasan Taehyung kalau Taeil akan dititipkan pada Yoongi, entah mengapa ia ragu. Bukan kenapa, mengingat sikap Yoongi yang cenderung dingin dan anti ketawa rasanya tidak akan nyatu dengan Taeil yang periang. "Kau yakin?" ragu Jennie memasang wajah tidak percaya.
"Tidak ada yang perlu dicemaskan. Yang terpenting anakmu ada yang jaga." Sahut Taehyung yang sedang bersiap-siap ingin berangkat. Dia menekuk ujung lengan kemejanya, kemudian mengambil kunci mobil yang tergantung di dekat pintu keluar.
Jennie mengacuhkan pria itu. Ia menghampiri Taeil yang murung. "Momy pergi dulu sebentar ya, Paman Yoongi akan menemani Taeil sampai Momy kembali." Salah satu tangannya mengusap pipi anak kecil itu, berusaha meredakan kekesalannya yang tidak bersuara.
Taeil merengut, memandangi Taehyung yang sedang berdiri samping pintu. "Taeil ingin sama Paman." Rengekannya mulai terdengar.
Taehyung membuang napas malas, ikut menghampiri Taeil sebelum anak itu mengeluarkan airmata. "Aku dan Momy-mu hanya sebentar keluar, nanti saat pulang aku janji, aku akan membelikan mainan apapun yang kau mau." Bujuk Taehyung terpaksa menekuk kedua lututnya untuk mensejajarkan tinggi.
Tidak langsung sumringah seperti biasa. Entahlah, ada yang berbeda dari Taeil saat ini. Taehyung memeluk anak itu, mengelus rambutnya berupaya untuk menenangkan. Tiba-tiba ada perasaan nyeri yang ikut dia rasakan. Aneh.
Jennie menyembunyikan ekspresinya. Ia hanya bisa merutuki dirinya sendiri saat melihat Taehyung memeluk anaknya tanpa izin. Perasaannya ikut tercampur aduk, pemandangan ini seharusnya tidak boleh dibiarkan terlalu lama.
"Baiklah. Taeil akan menunggu. Janji?" Taeil mengacungkan jari kelingkingnya kala pelukan sudah meregang.
Bibir Taehyung tersenyum tipis. Dia menautkan jari kelingkingnya seperti anak kecil, "janji." Taeil terlihat sedikit tenang, dia menegakkan tubuhnya kembali.
Jennie mendaratkan satu kecupan ringan dipipi Taeil. "Jangan nakal-nakal ya selagi Momy pergi." Pesannya. Padahal ia hanya pergi untuk beberapa jam, tapi kenapa perpisahan ini terasa menyakitkan?
"Jaga Taeil dengan benar, awas saja kalau kau sampai ceroboh." Sergah Taehyung tajam menyoroti Yoongi yang cuek.
Langkah Taehyung berjalan meninggalkan mereka lebih dahulu, disusul Jennie yang mengikuti dari belakang. Namun Jennie berkali-kali menoleh sembari melemparkan lambaian ke Taeil.
Taeil membalas lambaian Jennie dengan antusias, wajahnya masih sedih, seperti tidak rela ditinggal.
"Sudah jangan sedih terus, ayo keluar, kau belum pernah ke taman bermain kan?"
Anggukan lemas Yoongi dapatkan sebagai jawaban.
❁ConneCtion❁
"Omo, Jennie ~ya."
Suara parau wanita paruh baya menyambutnya kala ia sudah memasuki ruangan yang lebih sepi. Ruangan itu berdominan serba putih dan bersih. Terlihat di dalam hanya terdapat wanita itu, yang sedang tersenyum lebar sembari memberikan isyarat agar ia mendekat.
Jennie membalas senyumannya. Tanpa menunggu Taehyung, ia segera berlari kecil mendekat, menaruh bawaannya –yang berupa buah– di atas nakas sebelum menarik kursi untuk duduk di samping wanita itu. Ia meraih tangan Jae Hee, rindu yang terpendam akhirnya bisa ia keluarkan saat ini. Ia sangat merindukan kehangatan ini, kehangatan yang sedari dulu biasanya dapat ia rasakan tanpa meminta. Momen ini hampir membuat Jennie sesegukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ConneCtion
Fiksi PenggemarDia yang memulainya terlebih dahulu, dan dia yang mengakhirinya. Semudah dan sesimple itu. Dimatanya, aku ini bukan siapa-siapa lagi, hanya wanita yang dicap sudah disentuh pria lain. Suatu saat nanti, aku yakin dia akan menyadari kesalahannya. ...