18. Bimbang

528 61 6
                                    

"Kau sekarang di mana, aku merasa tidak enak sendirian di sini, rasanya sunyi." Jennie menempelkan ponselnya pada daun telinga, mendengar dengan sangat baik setiap suara yang muncul dari seberang sana.

"Jennie, mianhae."

"He, kenapa?"

"Aku ada urusan mendadak, jadi tidak bisa tinggal denganmu dulu. Tapi aku janji akan datang berkunjung sesekali."

Jennie mendecak malas. Ia mengaktifkan pengeras pada panggilannya kemudian meletakkan benda pipih itu di atas wastafel. "Tapi disini terlalu sepi, hanya ada aku dan Taeil, sementara apartemen ini sangat luas untuk di tinggali dua orang." Gerutu Jennie sembari melepas pakaiannya karena keinginannya untuk berendam tiba-tiba muncul.

"Sudah tidak apa, lagipula untuk beberapa hari saja, aku juga tidak akan jauh jauh. Sebentar, aku ada urusan mendadak, akan ku telfon lagi lainkali."

Tutt.

Panggilan suara itu terputus dengan waktu yang sangat singkat. Jennie memasang wajah sebal, cepat-cepat ia merendam tubuhnya di dalam bathtub yang sudah penuh itu. Nyaman dan hangat. Perasaan kesel tadi langsung hilang.

❁ConneCtion❁

Lisa memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Melihat sosok yang sudah diincar keluar, kakinya dengan cepat segera mengejar lalu menyeimbangkan langkah dari belakang.

Yang sedang diikutinya adalah seorang pria, yang sedang menggeret koper berukuran cukup besar ditangannya. Di wajah pria itu terlihat masker hitam yang sebagian menutupi wajah. Walau begitu, Lisa sangat pasti bahwa pria itu adalah pria yang sudah ia incar.

Semakin jauh semakin lama. Langkah mereka sudah menjauh dari bandara. Pria itu berhenti di halte, sedetik kemudian memanggil taksi yang membuat Lisa segera mendekatkan diri untuk mencegah.

"Hei, Ji Min!"

Pria itu menoleh, terkejut saat menyadari keberadaan Lisa di samping.

"Buat apa kau ke sini?" tanya Lisa menajamkan mata.

Ji Min merotasikan bola matanya sekilas. Dia melepas pegangannya kemudian menurunkan sedikit masker hitamnya. "Kau mengikutiku?" Dia berbalik tanya dengan nada yang sedikit berbisik.

"Mengikutimu?" Lisa bersedekap dada, "untuk apa aku mengikutimu? Aku hanya tidak ingin kau mengganggu Jennie." Lanjutnya.

"Itu bukan urusanmu, aku lelah sebaiknya kau segera pergi dari hadapanku."

"Mwo? Jujur saja, kau ke sini karena Jennie kan?"

Pria itu mengubah posisi berdirinya, menghindari kontak mata dengan Lisa secara terang-terangan.

"Yak!"

Sontak membuat tubuhnya kaget.

"Iya, benar." Ji Min memberhentikan taksi yang lewat untuk kedua kalinya, "aku ke sini karena ingin memantau Jennie." Ji Min menggeret kopernya, menaruhnya di dalam bagasi lalu masuk ke dalam taksi tanpa berpamitan pada wanita yang masih lekat menatapnya.

"Berhentilah menganggu Jennie!" Lisa berteriak kecil.

Ji Min tidak memperdulikannya, dia mengeluarkan ponsel dari saku lalu memainkannya dengan santai hingga taksi itu mulai bergerak pergi.

ConneCtionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang