17. Hii, Seoul

625 61 11
                                        

Jennie menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi di hadapannya. Semerbak angin kota Seoul membuatnya terpaku kagum. Sudah lama ia tidak menginjakkan kaki di kota besar ini, rasanya seperti terlahir kembali dengan kondisi yang berbeda.

"MOMY!!!"

Merasa terpanggil, Jennie menoleh dengan sangat cepat. Jantungnya berdegup cepat kala pemandangan yang ia lihat sangat membuat hatinya goyah, bingung ingin merespon bagaimana.

Dari kejauhan Taehyung dengan santai menggendong anak laki-laki itu dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain terlihat menggeret sebuah koper yang terlihat asing.

"Gila, aku hampir pingsan melihatnya." Lisa menyeletuk di dekat Jennie, "kau seharusnya lebih bisa waspada lagi, Jen."

Setelah jarak mereka dekat. Taehyung membungkuk, menurunkan setengah lengannya dengan hati-hati.

Taeil berhamburan, merentang lebar kedua tangannya sebelum dari arah berlawanan Jennie menangkap erat tubuh mungilnya yang berbalut jaket tebal.

"Tadi makanan di pesawat sangat enak," Taeil tersenyum lebar, "Paman juga membawakan aku boneka pesawat ini, lihat! Katanya hadiah dari pesawat itu." Tangan kecilnya memamerkan benda halus itu di depan Jennie.

"Aku tadi mendapatkannya dari salah satu staf di sana, jadi aku berikan ke dia." Taehyung berkata acuh tak acuh.

Jennie tersenyum menanggapi. Ia berdiri, meraih tangan Taeil untuk di tuntun. "Ya sudah, ayo keluar dari sini, Taeil sudah lapar?" Jennie bertanya. Koper yang ia bawa terasa lebih berat, apa ini efek setelah melakukan perjalanan lumayan panjang?

"Sudah, Momy."

Tiba-tiba beban di tangan kirinya terlepas paksa. Jennie menoleh, menyadari Taehyung sudah mengambil alih koper dan ranselnya. Pria itu tetap berjalan lurus ke depan, tidak satu kali pun terlihat melirik ke samping.

Sikap pria itu ternyata memang berubah, tidak sehangat dulu, hanya perhatiannya yang masih Jennie rasakan walau ragu. Namun apa gunanya semua itu, bahkan tidak ada alasan lagi untuk Jennie memperhatikan pria itu secara detail. Melihat wajah Taehyung dengan rahang yang menegas membuat ingatan buruknya tentang pria itu kembali muncul, perasaannya juga ikut tercampur aduk entah ia harus bagaimana menanganinya.

Jennie membuang muka ke arah Taeil lagi, memilih tidak peduli dengan perlakuan Taehyung tadi.

"Kau langsung pergi ke restauran terdekat saja, biar aku yang mengurus koper koper ini."

"Baiklah." Jennie menjawab tanpa menoleh.

Taehyung mendekat saat mereka sudah berada di luar ruangan. Dia memberikan kartu ke Jennie. "Pakailah sepuasnya untuk kebutuhanmu di sini." Ucapnya yang beberapa detik kemudian langsung Jennie ambil dengan ragu.

Setelah menerima itu, Jennie memanggil taksi untuk segera pergi, meninggalkan Lisa dengan pria yang saat ini tengah memperhatikannya lewat ekor mata.

Taeil melambai dari dalam. Lisa membalasnya dengan antusias, sementara Taehyung terlihat membeku di posisinya, hanya ujung bibir yang terangkat sedikit untuk memberikan respon positif.

"Kau tidak ikut dengan mereka?"

Taehyung merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Taksi yang di naiki Jennie dan Taeil sudah berjalan jauh dari pandangannya.

"Aku ada urusan pribadi." Lisa yang hendak pergi dengan bawaannya kembali tercegat saat teringat sesuatu. "Hei, jangan terlalu kasar dengan Jennie ataupun Taeil. Kau bisa menyesal nanti." Sambungnya kali ini memperhatikan raut wajah Taehyung yang tidak merespon.

ConneCtionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang