11. Taehyung life

1.4K 125 4
                                        

Taehyung segera memuntahkan kembali isi mulutnya diwestafel. Rasa makanan itu seakan mencekik lehernya, padahal penampilannya sangat menggoda saat dipindahkan ke piring. Jisso berdiri tidak jauh di belakangnya, memasang wajah bingung dan panik. Kenapa malah seperti ini?

"Kau ingin membunuhku?!" Rasa makanan itu pahit dan asin, jauh sekali dari kata enak. Dia itu wanita, bisa-bisanya membuat makanan seperti ini, apa dia tidak mencicipinya dulu? Taehyung berkumur-kumur beberapa kali, mengusahakan agar rasa makanan itu cepat hilang.

Jisso mengambil tissu yang tersedia. Lalu menyodorkannya dengan ragu ke Taehyung. "Me-memangnya sangat buruk ya? Tadi aku sempat mencicipinya sebelum dibawa kemari." Jawab Jisso, cepat-cepat dia mengubah ekpresinya, seperti tidak tahu apapun dengan mata memelas.

Tissu yang disodorkan Jisso langsung Taehyung ambil dengan kasar. Memakainya untuk mengelap sisa air yang tersisi. Taehyung mendecak kesal, kalau saja bukan untuk melupakan Jennie pasti dia sudah mengusir Jisso dari rumahnya. "Lupakan saja, setelah ini kau harus ikut les memasak." Taehyung membuang tissu tadi lalu berjalan menuju lemari pendingin untuk mencari minuman yang akan mengubah rasa dimulutnya.

Tangan Jisso terkepal kesal. Tadi dia sudah pastikan kalau masakan yang dia kasih ke Taehyung itu enak dan dicampur dengan obat perangsang, tapi kenapa hasilnya malah begini? Sangat jauh dari keinginannya. Dan lagi, dia tidak suka les memasak, itu hanya buang-buang waktu saja, mending berbelanja di mall daripada harus mempelajari sesuatu dari ibu-ibu yang suka mengomel. "Tapi Taehyung, aku tidak suka les memasak, di sana itu tempat berkumpulnya ibu-ibu yang suka berbicara." Keluh Jisso seraya bertingkah manja.

"Kalau begitu, seharusnya kau jadi Jennie, pintar memasak dari remaja." Gerutu Taehyung setelah meminum satu kaleng soda yang dingin.

"Kau masih mengingat Jennie? Dia itu kan mantan istrimu! Kau bilang tidak ingin mengungkitnya lagi!"

Taehyung terdiam. Astaga, apa yang baru saja ia ucapkan. Bisa-bisanya nama Jennie keluar dari mulutnya lagi.

❁ConneCtion❁

Sebenarnya aku ingin menikahi Jisso karena untuk melupakan Jennie, tapi jadinya malah sebaliknya. Wanita itu malah membuatku terus mengingat perbuatan yang biasa Jennie lakukan. Hari ini saja bisa-bisanya aku membandingkan Jisso dan Jennie, dan anehnya hatiku selalu berkata kalau Jennie itu jauh lebih baik.

Aku tahu kalau Jisso sangat berbeda. Dia suka berbelanja dan berpesta-pesta. Penampilannya juga sangat dia perhatikan. Aku akui dia memang cantik, namun sikapnya yang manja dan kekanakan itu malah membuatku risih dan kesal. Sebenarnya dulu aku pernah dijodohkan dengan kakek, calonnya tentu saja Jisso, hanya saja waktu itu aku sangat mencintai Jennie sampai berani menantang kakek untuk membatalkan perjodohannya. Kini takdir mempertemukan kami kembali, aku pikir Jisso adalah wanita yang baik-baik karena dia berhasil mengambil hati kakek dulu, tapi sepertinya salah.

Semakin ke sini aku semakin mengenal Jisso. Wanita itu mempunyai dua wajah yang berbeda. Saat dia memintaku untuk segera menikahinya, disitulah aku sadar kalau yang dia inginkan bukan pernikahan, melainkan sesuatu yang lain, yang sedang dia incar dari diriku. Aku ini Kim Taehyung, tidak bisa dibohongi dan ditipu dengan perbuataan sok polos itu.

Setelah selesai makan malam yang berantakan tadi, dia langsung pamit pulang dengan wajah kecewa, sementara aku sedang berusaha terlihat tenang selama dia masih ada. Aku tadi berbohong. Ya, itu untuk menggagalkan rencananya. Makanan yang dia kasih tidak seburuk itu, tapi memang agak keasinan. Aku hanya berpura-pura untuk melihat reaksinya. Ternyata benar, ada yang tidak beres.

ConneCtionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang