Jisso memaki sembari melempar pandangan ke penjuru kota asing yang baru saja dilihatnya. "Keparat kau Ji Min, setelah aku iyakan untuk membantu kau malah telat menjemputku, di luar sini dingin sekali." Jisso menggigil, memegang kedua lengannya seakan berusaha menutupi tubuhnya dari udara dingin kota itu. Dia memakai pakaian yang minim kehangatan, jadi tidak heran kalau tubuhnya cepat menggigil.
Selang beberapa menit menunggu, akhirnya sebuah mobil berhenti di depannya. Dia mendesis memberikan umpatan kesal sembari mendekati mobil itu. "Lama sekali! Untung saja aku tidak mati kedinginan." Sentaknya setelah kaca mobil itu menurun sedikit, memberikan pemandangan pengemudinya yang memasang wajah tidak bersalah.
Jisso membuka pintu belakang mobil itu, memasukkan tas besar yang berisi pakaian ke dalam kemudian menutupnya kembali. Ia bergegas membuka pintu bagian depan lalu masuk ke dalam karena tidak kuat bertahan di luar lagi.
Taehyung yang memperhatikan dari kejauhan nampak bingung. Penasaran juga dengan kehadiran wanita itu di kota ini. Saat mobil yang menjadi pusat perhatiannya itu mulai melaju, ia berusaha memperhatikan, tepat saat mobil itu melewatinya ia tersadar, bahwa itu adalah mobil milik Ji Min, tadi ia sempat melihat walau sekilas, ia yakin bahwa yang mengemudikan mobil itu adalah Ji Min.
Tiba-tiba pikirannya cepat berproses. Ia menyatukan semuanya, apa mungkin orang yang menculik Taeil adalah mereka? Kalau benar...
Taehyung langsung mengambil ponselnya, memotret gambar mobil itu dari belakang, untungnya mobil itu tidak melaju dengan cepat hingga ia berhasil mendapatkan apa yang ia mau. Kepulan asap singkat keluar saat Taehyung menghela napasnya. Semoga saja apa yang ia pikirkan tidak benar, karena bagaimanapun saudara Jisso adalah partner kerja samanya.
"Kalaupun benar, aku tidak akan melepaskanmu Jisso." Taehyung berdesis kecil saat melihat hasil tangkapannya di layar ponsel.
❁ConneCtion❁
"Bagaimana? Maksudmu Jisso ikut terlibat?"
Taehyung menyeduh teh hangat sembari mengaktifkan video call dengan kedua temannya lewat laptop. Dia terduduk di kursi, mengiyakan ucapan Jungkook tadi kemudian menyeruput tehnya dengan perlahan.
"Kau yakin?" Kini Yoongi yang bertanya.
"Tidak juga, sudah kuceritakan begitu, menurut kalian bagaimana? Itu hanya pendapatku pribadi." Jawab Taehyung ringan.
"Sejauh ini memang belum yakin, tapi kau coba pantau saja mereka." Terlihat Yoongi berbicara sembari memperhatikan tumpukan berkas-berkas di mejanya. Pria itu sudah pasti sibuk.
"Kota ini kecil, aku pastikan akan bertemu lagi dengan mereka. Saat nanti bertemu lagi dan memang benar kalau Ji Min pelakunya, aku akan menghabisi muka bajingan itu dengan tanganku sendiri." Taehyung mengeraskan rahangnya, menatap angan-angan dimana ia bisa memukul wajah Ji Min dengan bebas.
❁ConneCtion❁
Taehyung terusik dari tidurnya. Ia bergerak tidak nyaman kesana dan kemari sebelum mencari keberadaan ponselnya. Ternyata benda itu lah yang mengganggunya di pagi hari begini. Terlihat rentetan nama kontak Jennie memenuhi bilah notifikasi ponselnya sebagai panggilan yang tidak terjawab.
Tidak lama berdiam diri, Taehyung segera bangkit dari tidurnya. Ia masuk ke dalam kamar mandi, menyadari matahari akan muncul sebentar lagi membuatnya bergerak gesit.
Pagi ini, intinya ia harus mendapatkan hasil.
❁ConneCtion❁
"Kau tidak lelah tidur di sofa?" Jisso menyeletuk saat matanya menangkap sosok Ji Min yang sedang masuk ke dalam dapur.
Pria itu terlihat enggan menjawab. Hanya dari wajahnya saja yang menunjukkan bahwa dia baru bangun tidur. Tangannya kini sibuk membuatkan makanan, entah itu untuk dirinya ataupun untuk anak kecil yang masih tertidur nyenyak. Jisso mengernyit bingung sesaat sebelum mengangkat bahunya tidak peduli. Wanita itu kembali menyapukan olesan make up di seluruh wajahnya.
"Bangunkan Taeil, penerbanganku hanya beberapa jam lagi." Suara Ji Min terdengar.
Jisso hanya bisa menuruti. Wanita itu masuk ke dalam kamar untuk membangunkan Taeil yang masih tertidur. Dipikir-pikir, Ji Min pintar juga mencari tempat menginap untuk semalam, di mana tempat yang sedang mereka tempati adalah apartmen kelas lumayan. Ya untung saja pria itu sudah menyiapkannya.
Apa kekayaan Ji Min tidak jauh beda dari Taehyung? Jika begitu, kenapa dirinya harus susah susah mengejar Taehyung sedangkan di hadapannya sedang berdiri pria yang ternyata sama-sama mapan? Jisso mengeluarkan senyumnya. Sembari membangunkan Taeil, tatapannya tidak lepas dari Ji Min yang masih memasak di luar sana.
Dilihat-lihat juga pria itu tampan. Ah, kenapa Jennie selalu beruntung mengenai pria?
Ji Min menoleh ke arah Jisso sembari sejenak mengikatkan beberapa helai rambutnya ke belakang. Dia mengernyitkan keningnya seakan memprotes kenapa wanita itu lama sekali membangunkan Taeil.
Dan bukannya tersentak, Jisso malah tersenyum aneh yang membuat Ji Min risih. "Sedang apa kau? Cepat bangunkan Taeil, kita tidak punya banyak waktu lagi." Ji Min menyentak tidak suka.
Jisso berdecak malas, dia dengan kasar menarik tubuh Taeil untuk terduduk, menghasilkan anak itu yang langsung nangis seketika.
Ji Min mematikan kompor setelah mendengar tangisan Taeil. Dengan tergesa dia berjalan menghampiri anak itu lalu menggendongnya. "Apa yang kau lakukan?!" Ji Min menjauhkan Taeil dari Jisso.
Jisso terlihat tidak peduli sama sekali, "aku hanya menuruti ucapanmu." Setelah menjawab itu dia kembali ke posisi awal. Mengfokuskan tiap detiknya untuk menghiasi wajah.
"Kau sudah tidak diperlukan lagi, kembalilah, aku akan pastikan Taeil ikut bersamaku." Dirasa tenang, Ji Min menurunkan Taeil ke salah satu kursi yang berada dekat dengan meja makan. Ia kembali sibuk dengan masakannya, sementara Taeil masih setengah sadar hanya diam di kursi.
Wanita yang dimaksudnya tadi mendelik tidak suka. "Tidak, intinya aku ingin mengantarkan kalian." Balasnya, Jisso menyudahi kesibukannya kemudian beralih mendekati Ji Min.
"Lalu setelah kalian pergi, apa rencanamu selanjutnya?"
Ji Min meletakkan makanan yang sudah dibuatnya di meja. Ia menarik kursi yang berada di sebelah Taeil. "Aku akan menunggu beberapa bulan, lalu menghubungi Jennie." Ji Min mengambil sumpitnya, ia mengambil makanan bermaksud untuk menyuapi Taeil.
"Paman, Momy di mana?" Taeil membuka mulut kala melihat tangan Ji Min. Tanpa penolakan atau hambatan, Taeil menerima setiap suapan yang diberikan Ji Min.
Jisso tersenyum lirih, melihat Ji Min yang sedang menyuapi dengan style rambut diikat seperti itu terlihat sangat sexy.
"Nanti kita bertemu Momy ya, Taeil bisa bersabar kan?"
Taeil hanya mengangguk kecil, mulutnya kini sudah penuh. Ji Min tersenyum lega karena Taeil memakan sarapannya dengan tenang.
"Hei, kau seriusan tidak ada waktu lagi?" Jisso duduk di hadapan Ji Min. Kakinya yang berada di bawah meja kini perlahan berani menyentuh kaki Ji Min. "Mungkin kita bisa bersenang-senang sebentar."
Ji Min menyingkirkan kaki wanita itu dengan tegas. "Aku tidak tertarik." Ketusnya tanpa menoleh sedikitpun. Membuat Jisso cemberut kesal sembari memalingkan wajah.
*
*
*To be continued...
sorry for typo dan kesalahan yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
ConneCtion
FanfictionDia yang memulainya terlebih dahulu, dan dia yang mengakhirinya. Semudah dan sesimple itu. Dimatanya, aku ini bukan siapa-siapa lagi, hanya wanita yang dicap sudah disentuh pria lain. Suatu saat nanti, aku yakin dia akan menyadari kesalahannya. ...