Tetsan air hujan mulai membasahi muka bumi, diiringi dengan angin kencang dan petir yang menyambar nyamar membuat langit tampak kemerlap.
Duarr
Petir dan kilat menyambar bersamaan. Bersamaan dengan itu listrik padam seluruh kota. Pagi yang harusnya cerah kini harus murung.
Seorang wanita yang baru saja selesai dari kamar mandi harus berhenti mematung di ambang pintu kamar mandi setelah petir menyambar.
Matannya menatap sekitar, gelap remang-remang hanya ada warna langit abu-abu yang dapat di lihat dari dalam kamar karena gorden sengaja di buka.
Badannya bergetar hebat, diiringi detak jantungnya yang berdegup dua kali kali lebih cepat dari biasanya. Keringat dingin mulai bermunculan di pelipisnya. Tubuhnya hampir saja limbung kalau saja dia tidak berpegangan di sisi pintu kamar mandi.
Ingatan-ingatan kecil mulai berputar di otak kecilnya. Berputar bak karset rusak dan setengah-setengah.
Duarr
Suara petir dan kilat menyambar membuat bibirnya tipisnya bergetar dan tak lama setetes liquit bening mengalir di pipinya bersamaan dengan hatinya gelisah, gundah, dan takut.
Ingatan penuh tentang kejadian di masa lalu lewat seketika.
Venus kecil kini di tugaskan oleh ibunya untuk jaga rumah. Karena dia akan pergi ke penjahit tetangga mengambil pesanan keluarga mereka. Rumahnya sudah beda RT tapi tidaklah jauh dari kediaman keluarga Venus.
Soal kakanya, Galaksi. Dia menginap di rumah kakeknya selama 1 minggu dan untuk ayahnya dia kerja di perusahaan orang.
Masa itu adalah masa sederhana Venus kecil. Hidup dengan lingkup kekuarga yang harmonis dan tercukupi, walaupun tidak sepenuhnya terpenuhi, tapi Venus kecil selalu bersyukur dengan apa yang dia punya. Dengan tinggal di rumah lantai satu, berukuran kecil dan seadanya Venus dan keluarga berteduh.
Hari kian menggelap bukan mengggelap karena waktu sudah petang tapi karena awan hitam yang menutupi sang mentari, Venus kecil masih setia duduk di dalam rumah menunggu kepulangan ibunya.
Rintikan hujan mulai turun membasahi bumi lama kelamaan semakin deras dan kencang diiringi angin dan kilat petir yang menyambar nyambar.
Duarrr
Kilat menyambar pohon di depan rumah Venus membuatnya roboh menghalang jalan depan rumahnya. Bersamaan dengan itu listrik padam.
Venus kecil kaget. Dan langsung mengintip ada apa diluar? dari balik jendela. Tirai di buka.
Angin semakin kencang membuat beberapa pepohonan besar terliuk liuk, bangunan dari kayu mulai roboh, langit semakin menggelap dan petir menyambar nyambar.
Jantung Venus kecil berdegup lebih kencang dari biasanya diiringi badannya yang bergetar hebat. Dia takut. Apalagi saat mata bulatnya melihat dinding tetangga yang roboh dan jatuh terbawa arus air.
Air semakin naik hingga ke lantai teras rumahnya, hingga masuk ke rumah tepat di bawah Venus kecil. Dia panik dan takut jika dia keluar rumah meminta pertolongan kepada tetangga, tapi tidak ada yang dengar dan datang.
Di gelapnya ruangan Venus kecil mencari cari kain-kain, baju-baju yang sudah tidak di pakai dan biasanya untuk keset. Dia ambil dan di taruh dibawah lubang pintu, guna menghalau air agar tidak masuk lebih dalam lagi.
Tapi, saking derasnya hujan air itu sudah merembes kain dan mulai memasuki rumah Venus kecil lewat pinggir tembok yang di cat warna cream itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand 2 (SELESAI)
General Fiction[KELANJUTAN CERITA POSSESSIVE REYNAND] Cup "Mas suami gak boleh marah sama mbak istri," kata Venus diiringi kekehan. Membuat sudut bibir Rey terangkat sedikit. Kata-katanya pliss. *** Ini tentang Venus, si wanita kesayangan Rey. Dan ini juga tentang...