19. Ngidam ular sanca

1.3K 94 0
                                    

"Daddy, aku pengen ular sanca!"

"Gak. Bahaya. Gimana kalau kamu di patok tros mati tros daddy jadi duda, hah?!"

"Daddy doain aku mati? Tega banget. Daddy mau debayy ileran hah? Oke fiks aku mau cari Daddy baru buat debay yang bisa nuruti semua kemauanku!"

"JANGAN!"

"Makanya turuti kemauan aku!"

"Oke, aku turuti kemauanmu, tapi jangan cari Daddy baru buat debay ya!"

"Hmm"

Lagian ada ada saja kemauan Venus yang ingin ular sanca. Tidak taukah bahwa ular itu sangat berbahaya? Bisa mematok manusia parahnya bisa menyebabkan kematian.

"Nanti siang pokoknya harus udah beli," paksa Venus yang bergelayut manja di lengan kekar Rey. Dan kepalanya dibiarkan bersandar di bahu lebar Rey.

"Setelah Daddy selesai makan siang di kantor ya," Venus mengangguk.

Memang haru ini Rey bekerja, tapi hanya sampai siang. Selain karena Venus, Rey juga bosan selalu di kantor. Lagian pekerjaannya tidak banyak-banyak amat.

Dan pagi ini Rey hanya bisa menuruti kemauan Venus. Mengancam. Satu senjata Venus saat ini tepatnya setelah hamil muda.

"Sarapan terus berangkat ya dad," pinta Venus yang langsung beranjak keluar kamar dan menuju ruang makan.

Disana sudah ada sarapan lengkap, roti, selai nasi, lauk pauk, buah buahan, sayur sayuran dan jangan lupakan susu Venus.

"Daddy mau sarapan apa," Rey baru saja sampai di meja makan sudah di hadiahi pertanyaan yang membuatnya mengulum senyum tipisnya.

Sambil mengelus puncak kepala Venus Rey menjawab, "Roti sama nasi aja, semuanya dikit dikit biar imbang." Rey mendudukkan dirinya di kursi tak jauh dari Venus berdiri tepatnya hanya berjarak satu kursi dari Venus.

"Oke tunggu sebentar."

Satu sifat Rey setelah menikah yang Venus sukai, menghargai orang lain. Yah Rey menghargai asisten rumah tangganya yang sudah susah payah memasakkan untuk sarapan tuan rumah, semua itu harus Rey icip, selain karena menghargai Rey juga doyan hehe.

Satu piring nasi lengkap dengan lauk pauknya di depan Rey disusul satu tangkap roti tawar selai stroberi terkahir kopi hitam yang selalu menemani sarapannya.

Sarapan dimulai, dengan Rey yang memimpin doa.

"Selamat makan, istriku!"

🌹⛓️

Rambut kucir kuda itu bergerak seirama dengan langkah kaki riang yang menapaki lantai marmer berwarna cream itu.

Dress selutut dengan pita di punggung ikut menari nari. Kaki jenjang yang di balut flatshoes warna coklat susu itu harus berhenti di depan pintu lift tatkala pintu itu terbuka, menampakkan perempuan muda.

"Maaf mbaknya siapa ya? Liift ini khusus orang petinggi dan CEO saja," kata perempuan muda di depannya itu, dengan intonasi nada yang, sinis. Matanya menatap rendah seorang wanita lawan bicaranya.

"Aku mau ketemu Daddy Rey, kenapa? Ga boleh"

Yah dia Venus. Setelah selesai makan siang tadi, di rumah tentu saja atas paksaan Rey dari telepon, akhirnya Venus bisa langsung ke kantor Rey guna mengajak Rey menepati janjinya. Sanca. Iya pasal ular sanca.

"Daddy? Hah? Halu," bahkan tatapan merendah masih terpatri di wajah wanita itu. Nabillia. Perempuan itu bernama Nabilla.

Venus dapat membaca name tag di dada sebelah kiri di sragam khusus kantor itu. Err bukan seragam kantor, tepatnya seragam club. Bajunya sangat ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang, err semok.

Possessive Reynand 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang