Seperti apa yang di bilang Venus dan Rey kemarin. Bahwa hari ini adalah hari dimana keluarganya memperingati hari 7 bulanan kandungan Venus dengan acara syukuran kecil-kecilan.
Ibu-ibu komplek perumahan Rose berdatangan ke rumahnya. Dengan pakaian yang tertutup, menutupi dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Memnag acara di adakan di rumah Rose, selain karena banyak teman Rose, Venus juga ingin lebih lama lagi di rumah orang tuanya. Awalnya, Rey menolak usulan Venus kalau acaranya di rumah Rose, tapi berkat wajengan wanita tercintanya, Rey jadi menuruti dan pasrah.
Ruang tamu yang semula banyak barang mahal kini di sulap menjadi tempat ala-ala syukuran pengajian. Oh ya jangan lupakan satu orang yang duduk di ujung tengah. Seorang yang memandu doa-doa syukuran.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu!"
Salam peembukaan telah di ucapkan pertanda acara segera di mulai. Sang tuang rumah, Venus juga ikut mendengarkan. Dia hari ini tampak cantik dengan gamis panjang dan jilbab besar yang menutupi rambut indahnya.
Soal Rey dan Jamal dia juga ikut, tapi di luar ruangan. Masa mereka berdua membedakan sendiri. Karena Venus dan Rose hanya mengundang ibu-ibu komplek saja.
🌹⛓️
"Jadi di lanjut bansos ke panti, hm?"
Acara pengajian syukuran sudah selesai. Dan kini keluarga Jamal dan Rey tangah duduk lesehan di tempat pengajian syukuran tadi.
Venus yang baru saja duduk di dekat Rey mengangguk. "Jadi, tapi nanti agak siang ya, sekitar jam 1. Terus sekitar jam 2 atau 3 ke anak jalanan, biar enggak panas banget pas di jalan."
"Kenapa enggak sekarang aja?"
"Aku capek, mas!"
Getsur tubuh Venus sangat mendukung bahwa ia sangat capek, buktinya sekarang ia merebahkan kepalanya di paha Rey dengan posisi menyamping. Kedua tangannya berada di atas perut buncitnya.
Rey tersenyum kecil. "Kalau capek istirahat dulu!" Rey mengelus puncak kepala Venus yang ada di pangkuannya dilanjut ke perut buncit Venus. Mengelusnya seolah itu adalah kepala buah hatinya.
Disaat tangannya akan menyudahinya, ada tendangan kecil dari balik gamis yang Venus kenakan. Wajah Rey seketika berbinar.
Venus mendongak, menatap Rey. "Mas kamu ngerasa kan?" Tanya Venus antusias.
Rey mengangguk. Ia mengulangi hal yang sama dan balasannya adalah tendangan yang sama, tapi beda tempat. Kalau tadi ada di perut bagian tengah, kalau sekarang perut bagian pinggir kanan.
"Debayy aktif," gumam Venus yang langsung terjingkat dan duduk kembali.
"BENARKAH?!" Kaget Rose yang langsung menghampiri Venus dan duduk di depannya.
"Aigo," tangan Rose mengusap perut buncit Venus dengan tatapan berbinar. Tapi binar itu langsung meredup saat tidak ada respon dari debayy. Yups perut Venus tidak menendang lagi.
"Mana boong," kaya Rose menatap Venus penuh intimidasi.
"Tadi bener kok mom, tuh tuh kan nendang," kata Venus langsung mengelus perutnya dan mendapat respon berupa tendangan kecil.
"Coba mommy usap lagi," Rose mengusap perut Venus sekali lagi. Dan tidak ada balasan sama sekali dan hal itu membuat Rose geram.
"Dasar jabang bayi pilih kasih," nyinyir Rose dan langsung meninggalkan Venus yang menganga.
"Njirr, mommy baperan!"
Puk
"Jangan ngomong kasar, nanti debayy ikutan," peringat Rey yang tadi menepuk pelan paha Venus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand 2 (SELESAI)
Ficción General[KELANJUTAN CERITA POSSESSIVE REYNAND] Cup "Mas suami gak boleh marah sama mbak istri," kata Venus diiringi kekehan. Membuat sudut bibir Rey terangkat sedikit. Kata-katanya pliss. *** Ini tentang Venus, si wanita kesayangan Rey. Dan ini juga tentang...