Venus membuka kelopak matanya dengan perlahan. Silaunya matahari yang menembus kaca jendela kamar, membuatnya kembali menutup kelopak matanya. Dengan mata tetutup ia meraih ponsel yang ada di atas nakas.
Pukul 09.45
Waktunya sangat cepat berlalu. Berarti dia juga lama tertidur?
Dengan gerakan malas Venus bangkit dan duduk menatap sekeliling kamar. Sepi. Matanya terpaku kepada senampan sarapan pagi yang masih utuh. Tanpa disadari senyum lebar terpatri di wajahnya. Tapi senyum itu langsung sirna saat dia mengingat sesuatu.
Kruyuk kruyuk.
Bunyi perut Venus yang minta diisi membuatnya mendegus. Selera makannya sudah hilang sejak pagi buta tadi. Dan entah kenapa ia sekarang ingin ke restoran China, ia ingin memakan khas China yang di jual di Indonesia. Boleh Venus berkata dia ngidam? Tap..ah sudahlah yang penting keinginannya terkabul.
Ia segera beranjak dari ranjang dan memasuki kamar mandi tak lupa juga membawa handuk.
30 menit kemudian.
Kini Venus sudah siap dengan kaos hitam polos dibalut bleser jangan lupakan kaki jenjangnya yang di balut dengan rok lipit di bawah lutut dan sepatu ket andalannya. Terkahir rambutnya dibiarkan terurai. Oh ya jangan lupakan tas selempang guna membawa dompet dan handphone. Setelah dirasa sudah selesai ia keluar kamar dan turun ke lantai dasar dengan lift.
Ting
Lift terbuka langsung saja di hadiahi pertanyaan yang membuat Venus mendegus.
"Maaf, nona mau kemana? Mau di antar?" Itu Joni si penjaga pintu lift.
"Mau keluar makan, gak usah, mau jalan aja"
"Maaf nona tidak dibolehkan keluar sendiri."
"Yaudah di kawal aja kalian dari jauh," jawab Venus acuh.
Lalu berjalan lagi. Bukan. Bukan keluar melainkan ke dapur.
"Mbak Marni, buatin aku susu lagi. Sama," kata Venus yang mendudukkan dirinya di kursi party. Seengkanya debayy ada asupan selama ia berjalan menuju restoran China.
"Silahkan nona," Mbak Marni datang dengan segelas susu ibu hamil rasa coklat.
"Pakai es mbak," tintah Venus menyondorkan gelasnya kembali, berharap dikasih es batu.
"Kata nyonya, kalau pagi enggak boleh pakai es," kata Mbak Marni setelah mengigat pesan Rose.
"Terserah," degus Venus. Dengan segera dia meminum susu itu. Dia sudah tidak sabar memakan makanan khas China.
"Udah mbak," Venus meletakkan gelas kosong di meja party. Tanpa menunggu jawaban Mbak Marni dia langsung berjalan keluar rumah sesekali mengelus perutnya yang mulai membesar. Dia tidak sabar melihat buah hatinya.
"Mari nona," spontan saja Venus menghentikan langkah kakinya. Matanya melirik Mark yang berdiri di samping pintu mobil.
"Nanti pas jarak 1 km dari resto aku turun!"
"Tap..
"Titik. Kalau capek juga naik lagi," putus Venus sepihak dan langsung memasuki mobil.
🌹⛓️
Seperti perkataan Venus tadi. Bahwa jarak 1 km dari restoran ia jalan kaki. Tenang saja di belakangnya ada mobil yang setia mengikutinya.
Sepoi angin pagi yang menerpa wajah cantiknya membuatnya tersenyum manis. Tapi senyum itu langsung sirna saat matanya menangkap sosok laki-laki yang tengah membukakan pintu mobil dan tak lama masuklah sosok wanita bak model dengan anggunnya. Oh ya jangan lupakan senyum manis sosok laki-laki itu ia lemparkan kepada sosok wanita bak model itu. Sosok laki-laki itu
lalu menutup pintu mobilnya dan tak lama mobil berjalan meninggalkan tempat kejadian perkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand 2 (SELESAI)
Ficción General[KELANJUTAN CERITA POSSESSIVE REYNAND] Cup "Mas suami gak boleh marah sama mbak istri," kata Venus diiringi kekehan. Membuat sudut bibir Rey terangkat sedikit. Kata-katanya pliss. *** Ini tentang Venus, si wanita kesayangan Rey. Dan ini juga tentang...