"MINTEN SINI, MOMMY BAWA MAKANAN. C'MON HERE SAYANG!"
Teriakan Venus yang menggelar nan sangat menekankan telinga membuat sosok hewan kecil berumur 4 bulan itu berlari kencang menghampiri Venus.
Sosok hewan kecil berumur 4 bulan itu adalah kuda poni kecil yang baru kemarin Venus beli dengan sang suami. Minten. Nama untuk kuda poni itu. Sangat tidak epict untuk nama hewan apalagi sekarang ini zamannya serba unik. Tapi itu unik menurut Venus.
"Minten makan yang banyak yah biar cepet besar, kayak abang Leon," cercah Venus yang meletakkan segenggam rumput segar di depannya yang habis dia ambil.
Tangan kanannya mengelus luncak kepala Minten yang asyik memakan rumput segar itu dan tangan kirinya asyik menambahkan sedikit demi sedikit rumput segar di depannya.
"LEON LIHAT DEH, ADIKMU, MINTEN LAGI MAKAN!"
Teriak Venus yang melihat figur sosok Leon tengah berjalan keliling di halaman depan rumah. Mata Leon menatap Venus sebentar lalu berlari kecil mengitari taman depan rumah tanpa mempedulikan ataupun menghampiri Venus.
"Minten lihat deh, abangmu Leon sombongnya astagfirullah banget. Eh iya kan lagi pelatihan."
Pelatihan?
Yah. Satu Minggu sekali Leon selalu ada kelas pelatihan, yang mana terdapat pelajaran bagaimana cara-cara memangsa mangsa tanpa banyak suara, cara tangkas menangkap mangsa dan lannya. Dan hari ini dia tengah berlatih oleh sosok guru yang di pilihkan Rey untuk Leon. Langkah pertama yang di lakukan hanyalah pemanasan, berupa lari keliling taman untuk beberapa putaran.
"Minten ayo masuk, abangmu Leon lagi latihan. Nanti takut di terkam," Venus menggiring sosok Minten itu masuk ke dalam rumah.
Venus duduk di singel sofa depan televisi yang menampilkan siaran berita.
"Baper kok sama virtual"
"Ini juga aneh, pacaran kok sama virtual. Dunia virtual ini ceritanya?"
Tatapan Venus berlaih kepada Minten yang berdiri di depannya, "Minten duduk dong. Masa berdiri terus ga cape apa?"
Minten memekik. Membuat Venus tersenyum.
"Minten ayo kita ke kantor Daddy. Minten mau aku kenalin sama semua penghuni kantor Daddy, sekalian bawa makan siang buat daddy," kata Venus berdiri dan berjalan menuju dapur jangan lupakan si Minten yang mengintil di belakang Venus.
Tubuhnya yang sama dengan kambing muda membuat Minten tidak terlihat dari depan.
"Nona butuh apa? Kok kedapur?" Pertanyaan Bi Marni membuat Venus mengangguk kecil.
"Aku mau masak buat Daddy bi. Mau ke kantor nganter makan siang."
"Eh jangan nona, nanti saya di marahi tuan. Biar bibi aja, mau di masakin apa?"
"Ih ga mau aku tu. Aku mau masak spesial buat Daddy. Ini juga kemauan debayy lho hb. Bibi mau debayy ileran? Katanya kalau Debayy nya mau harus di turuti kan?" Bi Marni mengangguk kecil.
"Jadi bibi bantu bantu dikit aja. Inget dikit!"
Mengijinkan Venus masak tidak bersalah kan?
"Baik, nona."
Venus langsung saja membuka kulkas memeriksa bahan apa saja yang bisa ia masak buat menu makan siang suaminya nanti. Banyak bahan masakan yang ada di kulkas lantas Venus memutuskan membuat opor ayam, sayur brokoli sama tempe goreng. Ingat tempe goreng selalu nomer satu.
Sebelum mulai memasak Venus memakai clemek dan mengucir rambutnya tinggi-tinggi dan menggulung nya.
"Bibi bantu aku potong ayam aja hehe!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand 2 (SELESAI)
Fiksi Umum[KELANJUTAN CERITA POSSESSIVE REYNAND] Cup "Mas suami gak boleh marah sama mbak istri," kata Venus diiringi kekehan. Membuat sudut bibir Rey terangkat sedikit. Kata-katanya pliss. *** Ini tentang Venus, si wanita kesayangan Rey. Dan ini juga tentang...