Hari ini, pagi ini, Venus dan Rey berada di bandara, guna menyambut kedatangan kakek Rey. Kakek Sugiono.
Suara pesawat yang hendak mendarat mengalihkan atensi Rey dan Venus. Itu pesawat yang di tumpangi Kakek Sugiono. Dan pesawat mendarat dengan sempurna, tak lama segerombolan orang keluar dari pesawat membuat Rey dan Venus segera mendekati, atensinya teralih kepada pria lanjut usia yang duduk di korsi roda yang di dorong pria dewasa, berpawakan tinggi, tegas dan botak. Diikuti beberapa bodyguard di belakangnya. Ada beberapa yang membawa barang bawaan berupa koper dan tas, tapi ada juga yang berjalan dengan tangan kosong.
"Welcome to the Indonesian, opa!"
Sapa Venus riang setelah Kakek Sugiono tepat di depannya. Di samping Venus, ada Rey yang menatap sang kakek dengan senang.
"Terimakasih cucu mantuku," kata Kakek Sugiono sedikit mengangguk.
Tidak buruk. Venus pikir Kakek Sugiono orangnya dingin, sombong, arogan dan sisnis ternyata, ramah dan mudah senyum walaupun hanya senyum tipis.
"Om botak ayo dorong kakek ke depan, udah ada mobil Rey," ajak Venus kepada bodyguard yang mendorong kursi roda Kakek Sugiono.
"Bocah ini," gerut om botak pelan. Auto di bunuh kalau berani mengatai cucu mantu sang bos.
Venus tak sepenuhnya salah, buktinya itu om memang botak, sampai rambut pun insekyur tumbuh di kepalanya, astagfirullah.
Perjalanan dimulai. Dengan mobil mewah milik Rey seorang. Dengan dikendarai oleh Ken, asisten pribadi Rey. Dengan Kakek Sugiono, tentunya. Venus dan Rey yang ada di kursi penumpang. Dengan Kakek Sugiono di apit oleh pasangan muda itu.
"Rey selamat atas pernikahanmu, maaf kakek tidak sempat datang, karena jadwal periksa kakek, rutin," kata Sugiono memecah keheningan di mobil.
Sudah sejak lama Sugiono memantau gerak gerik Rey dari New York, negara tempat tinggalnya. Tidak di pungkiri bahwa Rey menikah walaupun berawal dari cara licik.
"Gpp kek, Rey tau kok. Lagian kakek fokus sama kesehatan kakek aja," jawab Rey yang menatap Sugiono. Sudah tidak jadi rahasia lagi bagi Rey, kalau kakeknya setiap bulan harus periksa penyakit kakeknya. Jantung.
Sugiono menderita penyakit jantung sejak 2 tahun yang lalu di karenakan kelelahan bekerja, tekanan darah tinggi, banyak pikiran sampai lupa dengan kesehatannya. Kalau kalau dulu si asisten prribadi Sugiono telat membawa ke rumah sakit di pastikan nyawa kakeknya tidak tertolong. Rey sangat berhutang budi kepada asisten pribadi Sugiono. Mark.
Perjalanan trus berlanjut diiringi obrolan-obrolan kecil yang tanpa disadari hal itu membuat Venus lebih dekat dengan Kakek Sugiono. Dan tanpa mereka sadari pula, ternyata mobil yang di tumpangi sudah berhenti tepat di pekarangan rumah Rey.
Dengan dibantu Rey dan Mark, Kakek Sugiono berhasil duduk di kursi roda. Berjalan beriringan mereka semua memasuki rumah Rey, minus bodyguard bawaan Kakek Sugiono.
"Kakek sama om botak duduk di sofa dulu ya, Venus mau buat minuman. Kakek mau minum apa?" Tanya Venus yang kini sudah sampai di dalam rumah, tepatnya di ruang tamu utama.
Setelah di persilahkan duduk oleh tuan rumah, Kakek Sugiono di pindahkan di sofa atas bantuan Mark. Tentu saja Mark tidak ikut duduk, mana ada asisten pribadi yang duduk bersanding dengan sang bos?
"Teh anget aja, gak usah pakai gula ya nak," jawab Sugiono. Sedikit membenahi letak bokongnya di sofa yang ia duduki.
"Om botak duduk cepet," paksa Venus dengan mata melotot ingin keluar.
"Duduk saja Mark, istriku sedikit sensi," intrupsi Rey pelan.
Mark mengangguk.
Dengan gerakan kaku nan patah patah, Mark duduk di dekat Kakek Sugiono. Dan menatap Venus diiringi anggukan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand 2 (SELESAI)
General Fiction[KELANJUTAN CERITA POSSESSIVE REYNAND] Cup "Mas suami gak boleh marah sama mbak istri," kata Venus diiringi kekehan. Membuat sudut bibir Rey terangkat sedikit. Kata-katanya pliss. *** Ini tentang Venus, si wanita kesayangan Rey. Dan ini juga tentang...