Sedari tadi pagi, Venus tak henti hentinya merengek meminta di buatkan nasi goreng oleh sang suami, Reynand. Jelas Rey menolak keras, selama dirinya hidup sendiri dia tidak pernah memasak nasi goreng atau bahkan lainnya. Hidupnya simpel, makan tinggal beli jadi apa susahnya tidak perlu repot-repot membuat.
"Halah bilang gak bisa aja susah," ujar Venus sinis. Venus tau Rey tidak pandai memasak bahkan masak air pun gosong, karena kelamaan di panaskan airnya.
"Rey, tega banget lo sama anak lo. Udah daddy-nya goblok masak gak mau nuruti pula."
Venus mengelus perut ratanya, "Debayy ayok kita cari Daddy baru, yang bisa masak nasi goreng buat kita," Venus berdiri hendak keluar kamar tapi..
Bruk
Sebuah tangan kekar menariknya hingga dirinya terduduk lagi, namun bukan di sofa melainkan di paha, Rey. Dipangkuan Rey.
"Mau cari Daddy baru, hmm?" Entah kenapa atmosfer yang ada di ruangan ini mendadak memanas, membuat buku kuduk Venus meremang.
"Hiks... tapi buatin nasi goreng hik..." Tangis Venus pecah. Entahlah Venus merasa dirinya cengeng, hanya karena tidak di kasih nasi goreng dirinya menangis. Mungkinkah hormon ibu hamil?
"Cengeng, turun!" Ejek Rey menghapus setitik air mata Venus di sudut matanya.
"Gak," Venus berbalik menghadap Rey dan memeluk lehernya erat, dia tidak kau turun.
"Katanya mau di buatin nasi goreng?"
"Gini aja," suara Venus melirih diiringi kepalanya yang bersender di bahu Rey dan menghadap leher samping Rey.
Bolehkah Rey menyebut, Venus manja?
Rey bangkit dengan Venus yang ada di gendongannya. Dengan spontan kaki Venus melingkar di pinggang Rey, takut jatuh. Kedua tangan Rey menahan pantat Venus, guna menahan berat badannya.
"Venus!?" Rey menggeram tertahan, saat tangan nakal Venus memegang dan menekan jangkun nya. Ada sensasi yang err.. Rey rasakan, kayak ada yang tegak tapi bukan keadilan, hahaha.
"Habisnya lucu, naik turun. Pengen tak hihh," sekali lagi Venus memegang jakung Rey dan mengigit kecil membuat Rey memejamkan matanya menahan gejolak dalam dirinya.
"Lo duduk dulu diem gue mau masak," Rey menurunkan Venus di kursi party yang ada di dapur, yang menghadap langsung ke dapur lebih tepatnya kompor dapur.
Venus mengangguk antusias. Membuat Rey gemas. Pengen di terkam deh.
Rey mulai menyiapkan bahan-bahan yang ia butuhkan mulai dari nasi 2 centong, bumbu nasi goreng dan campurannya.
"Mau di kasih campuran apa?" Tanya Rey tanpa menghentikan aksi mengupas bawang merahnya.
"Sosis, bakso sama pentol"
Rey menoleh kearah Venus cepat, "Gak ada sejarahnya nasi goreng di kasih pentol!"
"Ya makanya itu, gue mau buat sejarahnya. Nasi goreng pentol!"
"Gak ada pentol pentolan," tolak Rey mentah mentah. Mana ada nasi goreng di kasih pentol. Aneh.
"Oh gak mau nuruti kemauan gue? Hem?" Venus berjelan mendekati Rey dan berdiri tepat di sampingnya.
"Heh mo ngapain?!" Teriak Rey spontan saat melihat Venus mengangkat pisau pemotong daging di depannya. Jangkung Rey naik turun, matanya melotot kearah Venus, badannya merinding saat mata pisau itu tepat di depan anu nya.
"Jangan," cicit Rey lirih. Tangannya menutupi anunya takut di mutilasi Venus bahkan matanya hampir berkaca kaca.
"Oke oke pakai pentol, tapi pentopnya beli ya," Venus mengangguk tangannya masih setia di depan anu Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Reynand 2 (SELESAI)
General Fiction[KELANJUTAN CERITA POSSESSIVE REYNAND] Cup "Mas suami gak boleh marah sama mbak istri," kata Venus diiringi kekehan. Membuat sudut bibir Rey terangkat sedikit. Kata-katanya pliss. *** Ini tentang Venus, si wanita kesayangan Rey. Dan ini juga tentang...