Restoran tempat mereka makan malam merupakan restoran BBQ termewah di kota Seoul. Untuk makan di sana diperlukan reservasi jauh-jauh hari. Taehyung tidak perlu bersabar menunggu beberapa hari untuk makan di sana. Dia hanya perlu menelepon owner restoran tersebut, dan langsung disiapkan tempat makan untuknya. Di balkon lantai paling atas dengan pemandangan kota Seoul bagi pengunjungnya.
Ketika mereka berada di dalam lift yang mengantarkan ke rooftop, Ye-jin menanyakan Taehyung terkait keamanan di restoran itu. Taehyung trenyuh melihat kepedulian Ye-jin terhadapnya, "Tidak apa-apa, Sayang. Sebenarnya banyak orang terkenal makan di restoran ini, tapi pegawai-pegawai di sini sangat mengutamakan keamanan dan kenyamanan pelanggan, jadi mereka bisa memastikan tak ada yang mengganggu kita."
"Kau tidak takut ada seseorang yang memotret kebersamaan kita? Kudengar mata-mata Dispatch hinggap di mana-mana, dan karirmu bisa hancur begitu mereka menyebarkan hubungan kita," sahut Ye-jin mengandung nada khawatir.
Untuk menghilangkan rasa takut Ye-jin-yang seharusnya dirasakan olehnya-Taehyung menarik tangan perempuan itu dan menggenggam telapak tangannya erat. Dibawanya telapak tangan Ye-jin ke bibirnya. "Tenanglah, oke?" Dilihatnya Ye-jin mengangguk. Lift terbuka dan mereka memasuki area rooftop.
Mata Ye-jin terbuka lebar. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lantai paling atas itu hanya diperuntukkannya untuknya dengan Taehyung. Tak ada pengunjung lain di sana. Yang membuatnya takjub dekorasi tempat makan tersebut, di mana terkesan mewah dan hangat pada saat yang sama. Lantai berlapis kayu, kursi-kursi yang dibalut kulit hewan asli, dan bar yang dinaungi lampu mewah oranye. Rasanya ini bukan restoran BBQ, tapi lebih mengingatkan Ye-jin pada restoran mewah khusus CEO yang pernah didesainnya.
Taehyung menggandengnya, membawanya ke sebuah meja yang mendekati pemandangan yang menghampar di hadapan mereka. Mereka duduk berhadapan. Sebelum Ye-jin mengucapkan apa yang diordernya, Taehyung sudah melakukannya untuknya, "Galbitang untuk porsi dua orang. Untuk minumnya soju.."
"Kau menyetir," tegur Ye-jin mengingatkan.
"Soju untuk kau, dan Cola untukku," sambung Taehyung. Pelayan mencatat pesanannya dan berlalu dari hadapan mereka. Taehyung menatap Ye-jin lekat-lekat. "Kau tidak pernah secantik ini sebelumnya."
"Jinjja (Sungguh)?" Ye-jin pura-pura merengut. "Ke mana saja kau selama ini? Apa kemarin-kemarin aku jelek, dan sekarang cantik?"
"Bercanda, Sayang." Taehyung terkekeh. "Tentu kau selalu cantik, bahkan sejak kali pertama kita bertemu di sekolah musik dulu, aku tak pernah berpaling dari kecantikanmu."
Keduanya teringat pada masa pertama kali mereka bertemu di SMA, di mana keduanya mengambil jurusan seni musik. Saat itu perhatian Taehyung tertuju pada suatu ruangan, di mana dia mendengar suara piano yang mengalunkan lagu Skyfall-nya Adele. Taehyung mengintip di ujung pintu, melihat sosok Ye-jin yang tengah asyik memainkan pianonya. Taehyung berdeham, mengganggu konsentrasi Ye-jin.
"Tempomu tidak tepat. Kau pasti akan mengulang mata pelajaran," kata Taehyung dengan tatapan congkak yang dilemparnya pada Ye-jin. Melihat Ye-jin kikuk, Taehyung berjalan masuk ke ruang musik, duduk di samping Ye-jin. "Aku V."
"V?" ulang Ye-jin tambah bingung.
"V untuk victory atau kemenangan," jawab Taehyung percaya diri, namun kepercayaan diri itu hilang ketika disadarinya, "Kau tidak tahu siapa aku?"
"Aku tahu, kau Kim Taehyung, murid dari kelas sebelah."
"Ya selain itu aku ini baru debut dengan boyband-ku, BTS, kau tahu?"
Dengan polos Ye-jin mengangkat bahu. "Tidak."
"Tidak dapat dipercaya." Taehyung menarik napas jengkel. Bagaimana bisa ada seseorang yang tidak mengenalinya di sekolah itu? Seantero sekolah, kebanyakan perempuan, selalu mengejar-ngejarnya, meminta foto dan tanda tangannya, sementara Ye-jin terkesan acuh tak acuh padanya! "Tidak masalah. Suatu hari nanti kau akan melihatku di panggung Grammy."
"Amen," sahut Ye-jin datar.
Sikap Ye-jin yang tidak tertarik pada karirnya-padahal itu adalah hal yang besar bagi Taehyung-membuat Taehyung semakin penasaran untuk mendekatinya. Perempuan itu memang cantik, tapi cara mata perempuan itu menyorot datar, bersikap dingin padanya, memicu Taehyung untuk tak bosan-bosannya mendekatinya.
"Jadi, siapa yang menyukai lebih dulu? Aku atau kau?" tanya Taehyung setelah mengenang pertemuannya dengan kekasihnya dulu. Diperhatikannya Ye-jin tampak berpikir. Sekali pun dia tahu, bahwa dirinya sendirilah yang menyukai Ye-jin duluan, tapi dia juga penasaran.
"Well, kau selalu menguntitku sejak pertemuan kita di ruang musik, dan aku luluh karena kegigihan kau," sahut Ye-jin. "Kurasa, kau awalnya tak suka, hanya tertantang saja, sementara untuk rasa suka itu sendiri menurutku aku duluanlah yang merasakannya."
"Kau berpikir aku tertantang?"
"Ya. Kau selalu mendapatkan apa yang kau mau. Nilai yang sempurna. Popularitas. Semua yang kau inginkan, bisa kau raih."
"Apa kau menyesal telah memilihku?"
"Jika kau mentraktirku seperti ini, aku yakin tidak," sahut Ye-jin berguyon. "Kenapa kau bertanya begitu?"
"Karena aku tidak bisa memberimu waktu yang banyak selayaknya seorang kekasih pada gadisnya," jawab Taehyung pelan. Ada sesuatu yang ingin disampaikannya, dan hanya matanya yang menunjukkannya, lidahnya kelu untuk memberitahu apa yang menjadi belenggu di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNG
Romance𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐞𝐤 Suatu hari nanti kita tak usah menyembunyikan hubungan kita #kimtaehyung #vbts