DUA PULUH EMPAT

668 44 124
                                    

Segala cara Taehyung lakukan untuk membujuk Ye-jin untuk memaafkannya. Dari membelikannya es krim, mengajaknya nonton film di platform Netflix, sampai memasang wajah sendu, berharap sikap Ye-jin akan melunak padanya.

Percuma. Ye-jin tidak mudah menerima keadaannya sekarang. Dia harus mengorbankan pekerjaannya. Selain itu dia juga dilarang untuk berkomunikasi dengan siapa pun termasuk orangtua Ye-jin sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

Taehyung mencoba menghiburnya setiap dia punya kesempatan untuk datang ke villa. Ya dia selalu mampir menemui Ye-jin walau tidak menginap sebab waktunya hampir semuanya tersita untuk persiapan konser nanti.

"Sayang," desah Taehyung mulai putus asa. Ye-jin memang tak punya kesempatan untuk lari darinya. Dia selalu dekat, tapi tatapannya pada Taehyung menyorot kosong. "Sebentar lagi aku akan pergi tur. Apa kau tidak mau mengatakan sesuatu padaku?"

"Aku harap setiap konsermu berjalan dengan lancar," jawab Ye-jin bak robot.

Taehyung mengangguk lesu. Apa lagi yang harus dilakukannya untuk membuat Ye-jin kembali seperti dulu? Mengapa Taehyung merasa sekali pun dia mengancam bunvh diri di hadapan Ye-jin, wanita itu tak akan bersikap mesra lagi padanya?

"Kau ingin aku belikan apa, Sayang?" tawar Taehyung. "Aku akan ke beberapa negara, dari..."

"Pulang dengan selamat saja," potong Ye-jin dingin. "Jangan pikirkan aku. Anggap saja, saat ini kita sedang break."

"Ye-jin!" potong Taehyung memprotes. "Kenapa kau bicara seperti itu? Aku selalu meluangkan waktuku untukmu. Apakah ini masih belum cukup untuk meyakinkan hatimu terhadapku?"

"Meyakinkan hatiku untuk apa?" tanya Ye-jin getir. "Memangnya apa langkahmu selanjutnya? Apa kau sudah punya rencana untuk kita berdua?" Tak ada sahutan dari pria itu, Ye-jin menggeram. "Kau hanya ingin memastikan aku melahirkan anakmu dengan selamat atau tidak-koreksi-kau ingin tahu apakah anak ini anakmu setelah aku melahirkannya, iya kan? Tak ada satu percik pun niat darimu untuk melakukan sesuatu terhadap hubungan kita!"

"Jadi ini sebabnya? Kau ingin aku nikahi?" Taehyung menggigit bibirnya.

"Kalau kau tak ada rencana ke sana, kenapa menahanku di sini? Aku tidak akan memberitahu siapa-siapa terkait ayah dari anakku. Kalau perlu, aku akan tanda tangani perjanjian apapun untuk menjaga rahasia!"

"Aku akan memberitahu pihak label terkait ini. Oh, Ye-jin." Taehyung berlutut di depan wanita itu. Dipegangnya kedua tangan Ye-jin erat-erat. "Maafkan aku. Aku tidak peka. Tentu kau ingin menikah... Aku juga ingin menjadi suamimu! Percayalah, sepulangnya dari tur, aku akan.. kau tak usah tahu apa yang aku lakukan dengan karirku, tapi yang jelas, aku akan cari tempat untuk kita menikah."

"Apa kau sungguh-sungguh?" tanya Ye-jin tersentuh.

Taehyung mengangguk mantap. "Aku tidak peduli lagi apa yang dikatakan fans tentangku. Aku tidak bisa menjadi penyanyi hebat jika aku tak dapat motivasi darimu. Jauh darimu? Lebih baik aku hengkang saja dari B..."

"Jaga ucapanmu," sela Ye-jin memperingatkan. "Belum tentu kau bisa menemukan rekan kerja seperti mereka lagi. Semoga saja, penggemarmu akan menerimamu dan tak mematikan karirmu. Aku yakin, mereka tidak se-toxic itu."

"Aku juga mengharapkan hal yang sama. Oh, Sayang. Untuk meningkatkan kepercayaanmu padaku, aku akan mulai dari meminta pihak label untuk mengizinkanmu bertemu orangtuamu."

"Lalu pekerjaanku?"

Taehyung menggeleng. "Maafkan aku, tapi itu terlalu berisiko. Bukan hanya aku takut ada yang berkata buruk tentangmu, tapi aku juga tak mau kau terlalu lelah dengan pekerjaanmu selama kau mengandung anakku. Ye-jin."

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang