SEPULUH

640 60 49
                                    

Ye-jin menarik napas. Hal itu tidak mengagetkannya. Revisi di pertemuan pertama dengan klien adalah hal yang biasa. Direktur Lee yang duduk di sampingnya, berterima kasih padanya dan dua anak buahnya yang lain. Setidaknya Direktur Kwon tidak membatalkan niat untuk bekerjasama dengan Lee Architects.

Ponsel Ye-jin bergetar. Dia pikir Taehyung-lah yang meneleponnya, tapi ketika dia melihat layar ponselnya, malah Hwang In-youp. Pria ini adalah kliennya dan dia tidak bisa mengelak teleponnya. "Ya."

"Ye-jin-ssi," terdengar suara melas Hwang In-youp yang dibuat-buat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ye-jin-ssi," terdengar suara melas Hwang In-youp yang dibuat-buat. "Atap kamarku bocor. Bisakah kau datang kemari?"

"Aku adalah interior designer, ingat? Aku tidak bisa menambal atapmu yang bocor," kata Ye-jin sabar. Dia dan yang lain meninggalkan ruang rapat dan berjalan ke lift. "Aku akan meminta orang kenalanku untuk memperbaiki, tidak apa-apa?"

"Huh, ya sudah deh, tapi nanti akan ke tempatku kan untuk mendekorasi ulang kamarku?"

"Ya tentu saja."

"Baiklah, segera bawa repairman ke tempatku ya. Terima kasih!"

Ada-ada saja, keluh Ye-jin. Rasa lelahnya hilang begitu saja setelah presentasi hari ini. Direktur Lee yang tahu anak buahnya kecapekan, mengajak mereka untuk makan malam di restoran BBQ dekat kantor untuk mengisi perut mereka.

**

Ye-jin setengah mabuk. Tadi di restoran dia meminum dua gelas soju untuk melepas stresnya. Saat berjalan pulang dia sudah menyadari pandangannya kabur. Dia bergegas masuk ke unit apartemennya, mengunci pintu, dan telentang di atas sofa ruang tamu apartemennya.

Rasa mual tiba-tiba menghampirinya. Dia bergegas ke kamar mandi dalam kamarnya, kemudian membuang semua isi perutnya di toilet. Seingatnya dia tidak minum banyak hari ini, tapi mengapa dia pusing seperti minum beberapa botol soju? Matanya beralih ke bungkus k0ndom di dekat westafel.

Masih utuh.

Pada malam itu Taehyung tidak menggunakannya..?

Ye-jin menggeleng. Dia kembali ke ruang tamu, untuk mengambil tasnya yang tadi dia taruh entah di mana.

Masih antara sadar dan tidak, dia melihat lampu apartemennya nyala. Dia bergidik saat melihat sosok pria berdiri di dekat saklar.

Taehyung.

Pria itu memang punya kartu akses masuk apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu memang punya kartu akses masuk apartemennya. Biasanya dia memberitahu Ye-jin terlebih dahulu jika mau mampir ke tempatnya, tidak seperti malam ini di mana dia menyelundup masuk.

"Dari mana saja kau? Pulang jam segini, mabuk-mabukan pula!" tanya Taehyung marah. "Selama ini aku sibuk bekerja, memikirkan kau, tapi kau malah seperti ini. Baru kuketahui kau punya hobi kelayapan dan minum-minum!"

Saat kesadarannya masih di awang-awang pun Ye-jin masih bisa berpikir, mengapa Taehyung yang bersikap ketus padanya? Bukankah seharusnya dialah yang memaki pria itu karena telah berselingkuh dengan perempuan lain?

Taehyung.. Yerin...

Ye-jin tidak langsung menjawab. Ada sesuatu di dalam sana yang menusuk-nusuk dirinya. Dia tidak tahu apa, tapi yang jelas hatinya sedang tidak baik-baik saja.

"Kau sedang apa di sini?" sahut Ye-jin berusaha memperoleh kesadarannya, tapi malah semakin dia mencoba fokus semakin terasa berat kepalanya. Sakit di kepalanya tidak membuatnya lemah, malah sebaliknya, dia lebih keras daripada biasanya. "Bukankah kau orang yang sangat sibuk, Taehyung-ssi? Apa pedulimu pada orang biasa sepertiku? Oh ya baru kuingat... kau punya hubungan lain dengan orang yang seterkenal dirimu. Orang sepertiku tidak ada artinya, bukan begitu?!"

"Ini bukan tentangku, tapi kau!" jawab Taehyung sama sengitnya. "Kau membuatku khawatir seharian. Pesanku, teleponku, semuanya tak kau jawab! Dan sekarang kulihat kau mabuk. Jawab aku. Apakah kau baru saja menghabiskan waktu bersama pria lain? Selama ini tidak ada yang tahu juga, kan, bahwa kau adalah kekasihku?!"

Dicurigai begitu membuat Ye-jin tertawa. Tawanya yang menggelak membuat Taehyung bingung. "Ye-jin, jawab aku!"

"Aku seharian bekerja dan tadi aku makan bersama rekan kerjaku," kata Ye-jin pelan. "Aku hanya minum dua gelas saja. Jika kau berpikir ada pria lain, kau keliru. Aku sama sekali tidak punya hubungan dengan siapapun kecuali kau!"

"Bagaimana aku bisa percaya? Kau memang sibuk dengan pekerjaanmu, tapi ada kan satu-dua detik untuk membalas pesanku, agar aku tenang?!" Taehyung masih kecewa penjelasan Ye-jin.

"Ya lain kali aku akan segera balas pesanmu," jawab Ye-jin datar. "Pulanglah. Nanti teman-temanmu sadar kau tidak ada di mansion jam segini."

"Aku memang tidak bisa berlama-lama. Aku datang untuk memberimu ini." Taehyung tidak langsung menyodorkan benda yang dibawanya kepada Ye-jin. Dia meletakkannya di meja dekat TV. "Itu tiket konser BTS di Olympic Stadium. VIP. Tiga minggu lagi." Taehyung memandang Ye-jin yang menatap dingin ke arahnya. "Aku ingin kau datang dan melihat sendiri bahwa kesibukanku selama ini hanyalah untuk pekerjaan. Gosip yang beredar sekarang hanya gosip semata. Aku tidak makan berduaan dengan Yerin. Saat itu BTS dan girlband-nya makan di restoran yang sama. Tidak lebih."

Sebelum meninggalkan apartemen Ye-jin, Taehyung menyempatkan untuk mencium bibir perempuan itu. Cukup lama. Tidak ada napsu birahi di sana. Hanya keintiman untuk mengeluarkan kerinduan di hati masing-masing.

"Beristirahatlah," bisik Taehyung.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang