DUA PULUH

630 56 43
                                    

Taehyung mengirimkan pesan disertai foto:

Sayang, aku hanya marah semalam. Kau sudah memaafkan aku, kan? Kuharap begitu. Semangat bekerja.

Sayang,

Taehyung.

"Ye-jin, kau tampak senang hari ini," kata Direktur Lee basa-basi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ye-jin, kau tampak senang hari ini," kata Direktur Lee basa-basi. Setelah dia bicara begitu mata Ye-jin melotot ke arahnya. Direktur Lee menyahut lagi, "Maafkan saya ya, Ye-jin-ssi? Saya juga baru tahu kalau Direktur Kwon punya kecenderungan suka bermain-main begitu."

Wajah Ye-jin tidak menunjukkan raut yang bahagia. Sebaliknya, dia masih jengkel karena harus bekerja di luar kota saat Taehyung konser nanti. Dia sebelumnya tidak ada masalah dengan pekerjaannya, tapi setelah tahu Direktur Kwon memang sengaja membuatnya sibuk agar dia tidak bisa hadir di konser BTS, membuatnya marah dan amarah itu tak berhenti menyiksanya.

"Permainannya tidak lucu," jawab Ye-jin kesal. Dia kembali berkutat dengan laptop dan beberapa dokumen yang ada di mejanya.

"Kenapa kau tidak senang?" tanya Direktur Lee heran. "Bukankah harusnya kau lega, tidak jadi dikeluarkan dari proyek itu? Ah, kau pasti belum bisa memaafkan karena kemarin kau pikir kau didepak. Ya sudah, lupakan saja, anggap saja hari kemarin tidak pernah terjadi, Ye-jin-ssi?" Direktur Lee mengedipkan satu matanya. "Semangat bekerja, ya."

Ye-jin mendengus. Dia dan bosnya memang semakin lama semakin tidak akrab. Antrian pekerjaannya semakin membeludak, sementara Direktur Lee tidak ada rencana untuk mencari pegawai baru yang punya kualifikasi setara dengannya.

Hari itu Ye-jin ke beberapa lokasi kliennya, termasuk tempat tinggal Hwang In-youp. Dia ingin membereskan semua pekerjaannya di Seoul sebelum lusa berangkat ke Busan. Ah, Busan. Teringat Busan teringat Taehyung. Apakah dia memang benar-benar tidak bisa datang ke konser pria itu? Konser sangat berarti bagiku dan aku ingin orang yang kucintai dan mencintai aku hadir di sana. Ucapan Taehyung terngiang-ngiang terus di telinganya. Dia terus-terusan merasa gelisah. Bagaimana jika Taehyung marah padanya dan akhirnya hubungan mereka berakhir? Sementara dia sedang mengandung...

Saat Ye-jin dan timnya ke tempat Hwang In-youp, pria itu tidak ada di sana. Asisten pria itulah yang menyambut mereka. Pekerjaan di apartemen Hwang In-youp akan memakan waktu dua minggu, dan Ye-jin memberitahu asisten In-youp bahwa nanti tiga tukang yang bekerja di sana. Ye-jin berkenan ditelepon kapan saja jika terjadi kendala dan perubahan selama dekorasi di apartemen In-youp.

Sebelum Ye-jin dan timnya pulang, In-youp datang. Lagi-lagi dia mengajak Ye-jin bicara namun kali ini tidak di apartemen pria itu, melainkan di sebuah rooftop yang ada di gedung apartemennya. Ye-jin menolak dengan alasan dia masih harus kembali ke kantor. Terang para anak buahnya menoleh bingung, sebab Ye-jin tak punya pekerjaan apa-apa lagi yang harus diselesaikan di kantor, tapi mereka diam saja.

Ye-jin jadi gampang lelah apalagi sejak tahu dia hamil. Dia masih bingung dengan langkah apa yang akan dilakukannya berikutnya. Perutnya suatu hari nanti akan semakin besar dan dia tidak bisa menyembunyikan kehamilannya lagi. Pada saat itu, di mana dia nanti? Apakah dia masih diperbolehkan bekerja oleh bosnya? Lalu bagaimana dengan Taehyung? Orangtua Ye-jin? Ah, Ye-jin tidak mau berpikir lebih panjang lagi kecuali dia ingin merisak dirinya..

In-youp menerima alasan Ye-jin. Dia mengangguk. "Aku minta maaf, Ye-jin-ssi, karena ulahku kau jadi dikerjai oleh Jiyoung. Ya aku tahu apa yang dilakukannya, dia sendiri yang bilang, tapi apa benar kau sudah punya kekasih?"

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang