"Direktur Kwon sendiri yang tidak ingin kau ada di proyek ini."
"Mworago??" tanya Ye-jin seakan dia tidak mendengar apa yang baru saja disampaikan Direktur Lee. "Tapi kenapa? Apa salah saya sampai saya tidak boleh ada di proyek ini?"
Direktur Lee mengangkat bahu. "Tanyakan saja pada orangnya langsung, kalau kau berani tentu saja. Kau bilang kalian tidak ada hubungan apa-apa, kan? Berarti murni profesional saja? Rasanya tidak sopan bukan, menghubungi bos besar untuk mengeluh? Kusarankan kau tidak meneleponnya, apalagi dengan sikapmu yang agresif begini."
"Agresif," ulang Ye-jin tersinggung. "Ya! Anda-lah yang membuat saya capek dengan pekerjaan yang banyak, dan Anda mengatakan saya agresif!" Suaranya yang begitu lantang membuat karyawan-karyawan di luar ruangan Direktur Lee menghentikan pekerjaan mereka dan mengintipnya. "Fine. Saya tidak akan marah lagi dikeluarkan dari proyek ini, tapi harus ada proyek lain yang sama besarnya di bawah naungan saya."
"Ye-jin-ssi," kata Direktur Lee tenang. "Itu tidak mungkin. Proyek dari Kwoon Property-lah yang terbesar dan kau tahu itu."
Ye-jin mengeluarkan suara geraman untuk menunjukkan kemarahannya. Dia keluar dari ruang kerja Direktur Lee dengan kemurkaan di wajahnya. Hari ini hari tersial baginya. Dia hamil, dikeluarkan dari proyek besar... Merasa tak bisa bekerja lantaran terlalu jengkel, Ye-jin mengambil izin untuk hari itu, tapi sebelum keluar dari kantor buket bunga mawar dari Direktur Kwon yang masih di mejanya, dilemparnya ke tempat sampah.
"Dia benar-benar marah," komentar Hara berbisik.
Ye-jin tidak langsung ke apartemen. Sebenarnya dia ingin melakukan hal-hal yang sudah lama tidak dilakukannya sejak dia mulai bekerja. Seharian dia menghabiskan waktu di mall, makan di restoran yang dia mau, dan menonton dua film di bioskop sampai malam. Saat jalan ke apartemennya, Jiyoung meneleponnya. Ye-jin enggan mengangkat telepon itu, tapi dia juga penasaran mengapa Jiyoung jahat tidak melibatkannya dalam proyek perusahaan pria itu.
"Oh, Anda," kata Ye-jin dengan nada malas. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Apakah kau marah?"
"Menurut Anda?"
"Kau salah paham. Aku tidak membuatmu keluar dari proyek." Suara Jiyoung terdengar bersalah. "Kau masih dalam proyek itu, tapi tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana ada dalam kontrak kerjasama."
"Maksud Anda?" tanya Ye-jin bingung.
"Aku ingin mengajakmu nonton konser BTS. Jika kau leader dalam proyek, kau mau tak mau harus mengikuti ketentuan dalam kontrak, berada di Busan mengerjakan tugasmu. Karena itu aku meminta Direktur Lee melakukan perubahan isi kontrak kerjasama kita, yang menyatakan kau bekerja setelah tanggal BTS konser."
"Apa?! Kau sampai mengajukan addendum kontrak kerjasama hanya untuk nonton apa... BTS?"
"Ya."
"Kau tahu, aku dongkol setengah mati seharian karena kupikir aku tidak akan terlibat dalam proyek itu. Aku sangat menantikan kerja untuk proyek di Busan, kau tahu?"
"Maaf?"
"Anda tidak usah mengajak saya. Saya sudah punya tiket sendiri untuk menonton konser tersebut."
"Jadi kau suka BTS?"
Aku tidak menyukai BTS, aku mencintai salah satu membernya, ralat Ye-jin dalam hati.
*Semoga kalian suka cerita ini*
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNG
Romance𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐞𝐤 Suatu hari nanti kita tak usah menyembunyikan hubungan kita #kimtaehyung #vbts