LIMA BELAS

576 52 40
                                    

Pagi itu Ye-jin bangun tanpa merasa lelah. Dia merasa berenergi, apalagi setelah membagi cerita tentang masa lalunya dan cita-citanya bersama Jiyoung-ya dia semalam mulai terbiasa memanggil Direktur Kwon dengan nama Jiyoung-nya. Memanggilnya dengan sebutan Direktur saat dia membicarakan hal pribadi justru membuatnya risih.

Tidak, aku tidak berselingkuh, Ye-jin mengingatkan dirinya sebelum mandi. Aku tidak berbuat apa-apa dengan Jiyoung. Perasaanku terhadap pimpinan Kwoon Property itu juga masih sama, tidak melebihi perasaanku kepada Taehyung, tapi entah mengapa... Perasaan apa ini? Mengapa aku merasa bersalah?

Lagipula, untuk apa aku merasa bersalah? Taehyung karena 'pekerjaan'-nya bisa bersenang-senang dengan perempuan lain, aku juga begitu. Tidak mungkin aku menolak ajakan Jiyoung kalau tidak mau kehilangan klien besar, kan? Aku tidak melibatkan perasaan dan hubungan apa-apa dengan Jiyoung. Ya, Ye-jin. Kau tidak melakukan kesalahan apa-apa.

Baru saja dia merasa segar, dia merasa pusing disertai mual bahkan sebelum berangkat kerja dia harus kembali ke kamar mandi untuk muntah. Sejak malam itu, pikirnya limbung. Apakah.... Ye-jin jadi penasaran, jangan-jangan dia...

Tidak mau dihantui rasa penasaran, dia menyempatkan ke apotik untuk membeli tiga buah alat tes kehamilan. Dia mencoba satu alat itu di kamar kecil apotik. Dia berharap dengan tangan gemetar, agar hasilnya tidak positif. Lima belas menit kemudian, dua garis muncul di alat itu...

Alat tes itu terjatuh dari tangannya. Air mata mulai turun dari matanya. Tidak, tidak...., elaknya dalam hati. Aku tidak berpikir untuk mengandung. Aku belum siap menjadi ibu! Dan... aku tidak punya suami! Aku tidak peduli dengan apa kata orang, tapi pekerjaanku... Direktur Lee pasti akan memberi teguran keras padaku, dan bisa saja dia memecatku!

Ye-jin membuang alat tes yang baru saja digunakannya. Dia bergegas ke rumah sakit dan setelah melakukan tes darah dan urin, dokter memberitahunya bahwa dia dalam kondisi hamil. Keluar dari ruangan dokter, Ye-jin menelepon Taehyung berkali-kali, dan tak ada satu pun diangkat. Dia mengirim pesan singkat pada pria itu: Kita harus bertemu. Ada hal penting yang ingin aku sampaikan. Tak ada respons. Ye-jin menarik napas frustrasi. Apa yang akan dilakukannya, pikirnya. Apa reaksinya? Aku tidak pernah berpikir hubungan kita akan sejauh ini-kita akan menjadi orangtua! Ha! Rasanya ini seperti mimpi. Aku dan dia saja belum sampai di titik hubungan yang serius, sekarang aku malah hamil...

Ponsel Ye-jin bergetar. Taehyung memberi pesan:

Sayang, aku tidak bisa bersama ponselku untuk waktu yang lama. Kirim saja pesan suara, nanti aku dengar. Sekali lagi aku minta maaf. Cinta, Taehyung.

Tidak, aku tidak bisa mengatakannya, bahkan bertemu langsung pun belum tentu aku sanggup memberitahunya, pikir Ye-jin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak, aku tidak bisa mengatakannya, bahkan bertemu langsung pun belum tentu aku sanggup memberitahunya, pikir Ye-jin. Dia memasukkan ponselnya ke tasnya lalu memanggil taksi di depan rumah sakit. Dia sudah terlambat untuk bekerja.

Hatinya gelisah dan pikirannya kacau namun tak bisa diutarakannya apa yang menjadi keresahannya. Pekerjaannya juga memaksanya untuk terus fokus-yang sulit sekali dilakukan pada situasinya. Dia terus-terusan dihantui pikiran menjadi ibu... ibu tunggal! Taehyung berada di puncak ketenarannya dan entah kapan dia akan turun dari puncak ketenaran itu. Selama dia berada di atas sana, pria itu tidak mungkin meresmikan hubungannya dengan Ye-jin.

Hae-in yang memperhatikan perbedaan dalam sikap Ye-jin, mengingatkan Ye-jin untuk pulang saja. "Wajah Senior pucat. Kenapa tidak ambil izin saja? Hari ini juga tidak ada rapat penting."

Ye-jin mengangguk. Hae-in ada benarnya. Jadwalnya tidak padat sekarang, tak ada antrian pekerjaan yang mendesak juga. Dia sudah siap untuk merapikan mejanya sampai Direktur Lee memberitahunya via telepon bahwa dia dikeluarkan dari proyek di Busan. Proyek itu akan diketuai oleh Direktur Lee sendiri.

Kekalutan dalam diri Ye-jin menghilang begitu saja. Jika dia tidak terlibat dalam proyek itu, artinya dia tidak mendapat komisi sementara proposal untuk proyek sudah selesai dia kerjakan. Apa maksud Direktur Lee mendepaknya begitu saja? Ye-jin berjalan cepat ke ruangan Direktur Lee. Dia menumpahkan kekecewaannya, namun langsung dipotong oleh bosnya.

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang