SEMBILAN BELAS

608 52 72
                                    

Taehyung dan Namjoon tiba di mansion mereka. Syukurlah ketika mereka masuk ke ruang tamu tidak ada siapa-siapa di sana. Taehyung tidak tahu harus menjawab apa jika ada yang bertanya tentang kepergiannya. Dia tidak mau terkesan misterius pada teman-temannya, tapi tak bisa juga mengungkap hubungan rahasianya dengan kekasihnya. Dirasakannya tepukan di bahunya. Namjoon berusaha untuk menenangkannya, "Gwenchana? (Kau tidak apa-apa?)" Taehyung mengangkat bahu. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Namjoon menambahkan, "Lakukanlah apapun untuk menenangkan pikiranmu. Hirup udara segar sebelum tidur. Jangan sampai stres, oke?"

Baru disadari oleh Taehyung mengapa label melarangnya untuk berpacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru disadari oleh Taehyung mengapa label melarangnya untuk berpacaran. Punya hubungan yang rumit membuat pikirannya kacau dan memberi dampak buruk terhadap performanya. Tidak, Taehyung tidak boleh melakukan kesalahan saat tampil di acara mana pun nanti. Dilihatnya raut wajah Namjoon yang lelah, mengingatkan Taehyung bahwa semua member BTS berlatih keras untuk tampil maksimal di hadapan fans mereka nanti. Dia tidak boleh membiarkan kehidupan pribadinya menurunkan performanya.

Taehyung mengucap terima kasih pada Namjoon dan berlalu ke kamarnya. Dia mandi, mengganti pakaiannya, dan membuka ponselnya sebentar. Ya, sebentar. Dia tahu hal itu melanggar ketentuan, namun dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Ye-jin terkait hubungannya dengan pria lain. Sebelumnya dengan Hwang In-youp dan sekarang.. siapa tadi Namjoon bilang? Investor di label tempat Taehyung bernaung? Ya Tuhan. Apakah mungkin, itu hanya tentang pekerjaan saja?

Ditariknya napas panjang-panjang, lalu diteleponnya Ye-jin dengan fitur video call. "Ye-jin, adakah yang ingin kau sampaikan padaku?" tanyanya dengan amarah yang mulai meracuni tubuhnya. Dia berusaha untuk menahannya, setidaknya sampai Ye-jin berkata sejujurnya padanya.

Perempuan itu diam saja, melemparkan sorotan yang tidak diketahui Taehyung. Taehyung tidak yakin apa yang dirasakan Ye-jin saat itu. Taehyung bertanya sekali lagi, "Ye-jin? Kau mendengarku, kan? Apa yang ingin kau katakan padaku?"

"Aku...." Ye-jin membuka suara. Dia menggigit bibirnya. "Aku... Aku tidak tahu caranya memberitahumu."

"Katakan saja. Anggap saja ini kali terakhir kita bicara."

Tidak ada reaksi kaget dari Ye-jin, membuat harga diri Taehyung terkoyak. Dia pikir Ye-jin akan kecewa dengan ancamannya terkait bicara terakhir kali, tapi perempuan itu malah membeku seperti es.

"Untuk saat ini aku hanya ingin kau percaya aku tidak punya hubungan siapa pun dengan pria lain. Aku juga tidak mencintai siapa pun kecuali kau."

"Kau ingin aku percaya?" Rahang Taehyung mengeras. Kekesalan dan kecemburuan itu begitu menyiksa dirinya. Dia ingin marah, membentak Ye-jin karena telah berkhianat di depan Taehyung tadi, tapi apa yang bisa dilakukan Taehyung saat ini? Dia tidak boleh kehilangan kendali dengan mengekspresikan perasaannya yang sebenarnya. Suara Taehyung memelan, tapi geramannya masih bisa terdengar, "Oke, anggap saja aku percaya padamu." Matanya tak berhenti menatap Ye-jin. "Kau akan tetap datang ke konser BTS nanti?"

"Soal itu..."

"Aku hanya ingin jawaban ya atau tidak."

"Taehyung, aku tidak bisa memastikan."

"Baiklah," potong Taehyung jengkel. "Aku tak ingin membicarakan apa-apa lagi. Kalau kau tak datang, itu artinya kita tidak akan bertemu lagi. Aku tidak bisa janji sepulangnya aku dari tur aku akan menghubungimu."

"Taehyung! Kau mengancamku?!" tanya Ye-jin keras.

"Konser sangat berarti bagiku dan aku ingin orang yang kucintai dan mencintai aku hadir di sana." Sengaja ditekankannya kata mencintai untuk menusuk Ye-jin. "Kalau kau tidak bisa membuktikan cintamu padaku, untuk apa lagi kita lanjutkan hubungan ini, Ye-jin?"

"Aku ingin sekali marah padamu, tapi karena kuingat kau harus memberikan yang terbaik demi fansmu, aku akan mengendalikan amarahku," jawab Ye-jin disertai tarikan napas kesal.

"Bagus. Kalau begitu kita sudahi perbincangan kita. Selamat malam."

"Malam!" bentak Ye-jin ketus.

Di hadapan perempuan itu dia menunjukkan sisinya yang menyebalkan, tapi begitu dia seorang diri di kamarnya, membiarkan kesenyapan memasuki relung-relung hatinya, dia mulai merindukan Ye-jin. Hanya dengan Ye-jin lah dia terbuka sepenuhnya tentang dirinya dan perasaannya.

Semoga saja kau memang tidak punya hubungan apa-apa dengan investor label itu, harap Taehyung. Dari sekian pria, mengapa kau justru kenal dengan orang yang begitu berkuasa? Orang itu bukan orang lain, tapi orang yang memberi modal pada BTS. Aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kau sampai meninggalkanku demi orang seperti itu, Ye-jin.

Taehyung tidak mau meninggikan harga diri dan ego atau apalah itu. Dia menurunkan tingkat kemarahannya dengan berdamai dengan Ye-jin. Sebelum tidur, seperti biasa dia mengirimkan fotonya pada kekasihnya.

Sayang, aku minta maaf, tadi aku hanya emosi saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayang, aku minta maaf, tadi aku hanya emosi saja. Aku harap kau benar-benar bisa datang ke konserku. Kalau kau memang mencintai seseorang dan seseorang itu bukan aku, aku mohon berikan aku kesempatan untuk melihatmu di konser nanti walau untuk terakhir kali.

Kurang dari lima menit dia mendapat balasan dari Ye-jin.

Hanya kau yang kucintai! Tidak usah berpikir macam-macam! Tidurlah dan berhenti mencurigaiku.

Tanpa disadari Taehyung bibirnya menukik senyum. Dia terlelap dengan senyuman tenang di wajahnya.

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang