DUA PULUH SATU

675 58 93
                                    

Sebagai jawabannya Ye-jin hanya tersenyum sekenanya. Dia juga sudah capek berdusta sana-sini. Dirasa tak ada lagi hal untuk dibicarakan dengan kliennya, Ye-jin dan tim berlalu dari apartemen In-youp.

Selama di perjalanan pulang Ye-jin sudah membayangkan akan berleha-leha di atas tempat tidurnya. Dia ingin beristirahat lama sebelum meninggalkan Seoul. Sesampainya di apartemennya, dia telentang di atas sofa, menyalakan TV dan bersantai di sana. Untuk beberapa jam dia bisa melupakan hal-hal yang menekan pikirannya, tapi setelah acara TV selesai, dia mulai merasa bimbang.

Dia mengeluarkan surat hasil tes dari rumah sakit dan alat tes kehamilan. Dipandanginya benda-benda itu untuk beberapa saat. Sampai saat itu dia belum punya keberanian untuk menjelaskan pada Taehyung perihal kehamilannya, dan dia tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.

Pintu apartemennya dibuka. Ye-jin terkesiap dan menjatuhkan semua yang dipegangnya ke atas meja dekat sofa. Dia berjalan ke dapur, mengambil pisau, dan bersembunyi di balik rak-rak di dapur. Tak lama kemudian dia mendengar suara Taehyung memanggilnya.

"Ye-jin? Kau belum di rumah? Tapi lampu rumahmu sudah nyala," gumam pria itu pada dirinya sendiri. "Apa kau lupa mematikan lampu sebelum bekerja?"

Taehyung? Mengapa dia bisa di sini? Bukankah beberapa hari lagi dia akan konser, pikir Ye-jin bingung. Dia keluar dari persembunyiannya. "Ya!" tegurnya tanpa ada kemarahan. Dia meletakkan pisau ke tempatnya lagi. "Tidak bisakah kau meneleponku dulu sebelum mampir? Kupikir kau penjahat!"

"Maaf," kata Taehyung santai.

Ye-jin menghampiri pria itu. "Bagaimana bisa kau ada di sini? Apakah Namjoon mengizinkanmu keluar?"

"Ya, dia melihatku tidak tenang dan menurutnya lebih baik aku menyelesaikan masalahku denganmu dulu sebelum aku tur panjang," kata Taehyung menjelaskan. "Melalui pesan singkat kau bilang ada hal penting yang ingin disampaikan. Apa itu?"

Mimik pria itu terlihat serius. Rupanya kau penasaran sekali, pikir Ye-jin. Mungkin ini waktu yang tepat untuknya tahu bahwa dia akan menjadi seorang ayah. Aku tidak bisa terus memikirkan dirinya dan pekerjaannya. Bagaimana denganku nanti? Apakah menurutnya, aku tidak berhak tenang atas masalahku yang disebabkan olehnya?

Ya, disebabkan olehnya. Dialah yang tidak menggunakan pengaman pada malam itu. Ye-jin mendekati meja dekat sofa, menunjukkan surat hasil tes dari rumah sakit serta test pack. "Lihatlah," katanya sambil menyodorkan dua benda itu.

Taehyung menerimanya, dan matanya membesar. Tangannya gemetar. Dia menatap Ye-jin tak percaya. "Kau... Kau... Hamil?!" tanyanya terbata-bata. Ye-jin yang tak langsung menyahut membuat Taehyung kesal. "Jawab aku, Yejin! Kau hamil?!"

Perlahan Ye-jin mengangguk. "Aku tidak tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi inilah yang terjadi sebenarnya. Aku tengah mengandung..."

"Aku hanya perlu tahu," potong Taehyung. "Apakah itu anakku?"

Mata Ye-jin membelo. Dia merasa bodoh sekali setelah menyadari maksud pertanyaan Taehyung barusan. Dia berdecak-decak. "Tentu itu anakmu! Menurutmu aku melakukannya dengan pria lain?!" bentaknya tersinggung.

"Mana kutahu?!" balas Taehyung marah. "Kau berhubungan dengan banyak laki-laki, dan mereka bukan dari kalangan sembarangan. Mana kutahu apa yang kau lakukan dengan mereka selama aku bekerja?!"

Telapak tangan Ye-jin mendarat keras di pipi pria itu. Prak!!! Terlalu keras sampai pria itu tertunduk. "Percayai saja apa yang kau percayai!" Ye-jin mengambil surat hasil tes dan test pack dari tangan pria itu. "Kau benar-benar menyebalkan! Tak kusangka kau sepicik itu berpikir tentangku!"

Taehyung masih tidak bisa meyakini apa yang dikatakan Ye-jin. Dia malah memanaskan suasana dengan bicara, "Aku meminta dilakukan tes DNA. Sampai aku bisa pastikan anak itu anakku, aku tidak mau berhubungan denganmu dulu."

"Ha!" Ye-jin tergelak, menatap sinis ke arah Taehyung. Pria yang dekat dengannya, yang selama ini dicintainya, ternyata tidak lebih dari pria brengsek yang tidak mengambil sikap atas apa yang dilakukannya. Tidak ada ekspresi ingin bertanggung jawab atas kehamilan Ye-jin. Malah lebih parah, pria itu menuduhnya berselingkuh! "Taehyung-ssi."

Taehyung paling tidak suka dipanggil begitu, apalagi oleh orang yang paling dicintainya. Ye-jin melanjutkan ucapannya, "Silakan tinggalkan aku dan ucapkan selamat tinggal pada bayimu yang kukandung sekarang!"

"Eh? Kau tidak ingin aku bertanggung jawab?" tanya Taehyung kikuk. Apa yang terjadi? Mengapa Ye-jin mengusirnya? Bukankah wajar Taehyung mencurigainya, sebab mereka jarang bertemu dan dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri Ye-jin bersama pria lain?!

"Untuk apa? Untuk apa aku meminta tanggung jawab kepada pria yang meragukan kekasihnya sendiri?" Ye-jin menggeleng-geleng. "Enyahlah dari apartemenku. Kembalikan kartu akses apartemenku sekarang! Aku tidak mau melihatmu!"

 Kembalikan kartu akses apartemenku sekarang! Aku tidak mau melihatmu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang