TIGA BELAS

571 52 52
                                    

Mata Ye-jin terbelalak saat Hara membawakannya sebuket bunga mawar. Hara bilang seseorang menitipkannya di resepsionis. Untuk sesaat Ye-jin mengira Taehyung-lah yang mengirimkan bunga untuknya, namun ketika dia melihat nama di buket tersebut, dia kecewa dan menyadari, mana mungkin Taehyung seromantis itu padanya.

Hara mengintip sekilas buket bunga mawar itu. Dia tidak bisa menahan kekagumannya. "Omo.. Direktur Kwon memberi bunga pada Senior Seo!" katanya keras sampai mengundang perhatian semua orang di kantor.

 Direktur Kwon memberi bunga pada Senior Seo!" katanya keras sampai mengundang perhatian semua orang di kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ye-jin melotot namun kemudian dia mengangguk-angguk, meminta tak usah menggubris apa yang dikatakan Hara. Berita itu sampai juga ke Direktur Lee. Bos Ye-jin itu memanggil Ye-jin ke ruangannya. Wajahnya tampak tidak menyenangkan di mata Ye-jin.

Apakah dia akan dimarahi? Atas pekerjaannya yang mana?

Direktur Lee berdecak-decak. "Saya senang kita dapat proyek besar, tapi integritas dan moral adalah hal terpenting di perusahaanku. Jawab saya, Ye-jin. Apakah kau menggunakan cara-cara kotor untuk menggaet Direktur Kwon makanya dia menggunakan jasa kita?!"

"Direktur Lee!" tukas Ye-jin marah. Terang dia jengkel karena tuduhan Direktur Lee sangat tidak beralasan dan menyinggung harga dirinya sebagai perempuan. Memangnya, dia perempuan macam apa sampai harus menjual dirinya hanya untuk proyek?! "Saya tidak kenal Direktur Kwon sebelumnya. Pada rapat itu adalah kali pertama saya bertemu dengannya!"

"Saya hanya perlu memastikan, agar reputasi perusahaan ini terjaga," jawab Direktur Lee tanpa bersalah. Dia perlahan memberikan senyum. "Lalu ceritakan pada saya. Kapan kalian mulai berpacaran? Dari mana kalian memulai hubungan itu?"

Ye-jin menghela napas dongkol. Dia menggeleng-geleng. "Ya Tuhan. Aku bahkan tidak kenal dengan Direktur Kwon secara pribadi. Berhentilah berpikir yang tidak-tidak, Direktur."

"Tidak masuk akal. Kenapa dia menghadiahkanmu bunga kalau kalian tidak punya apa-apa? Apa kau menyembunyikan sesuatu, Ye-jin?"

"Tentu saja tidak. Saya juga tidak mengerti apa alasan Beliau mengirim bunga pada saya."

"Ye-jin." Suara Direktur Lee berubah serius. "Kau akan pergi ke Busan, untuk waktu yang cukup lama di sana. Kemungkinan Direktur Kwon akan ke sana juga, karena ini proyek pertamanya sejak dia diangkat jadi direktur, jadi pasti dia memastikan proyek itu berjalan baik. Saya tidak mau ikut campur dengan urusan pribadimu, kau mau pacaran dengannya juga silakan, tapi jangan sampai kau dan dia berbuat yang tidak-tidak dan menimbulkan isu buruk terhadap perusahaan. Kau paham?"

"Anda tidak usah khawatir, karena saya dan dia memang tidak ada apa-apa," jawab Ye-jin jemu.

Direktur Lee mengangguk-angguk. "Aku percaya. Kembalilah ke pekerjaanmu. Tapi jika kau ada main gila, kau tahu konsekuensinya, kan?!"

"Iya, Direktur Lee," jawab Ye-jin, berlalu dari ruangan bosnya.

Dia balik ke meja kerjanya, melihat buket berisi bunga mawar yang masih tergeletak di sana. Dia memandangnya untuk beberapa waktu sampai dia teringat pada pekerjaannya yang masih banyak. Dikesampingkannya urusan bunga mawar dari Direktur Kwon itu. Sesekali diceknya ponselnya, kebanyakan notifikasi berkaitan dengan pekerjaan dan belum ada satu pun pesan atau telepon dari Taehyung.

Ye-jin menggigit bibirnya. Pikirannya risau lagi teringat pada Taehyung. Sedang apa dia, pikir Ye-jin. Sudah makankah dia? Tidur cukupkah dia? Ah, berita kesehatan setiap member BTS tidak pernah diungkap ke media. Mereka dituntut untuk tetap sehat dan tampil prima di depan kamera. Ye-jin khawatir, dengan jam terbang Taehyung yang tinggi, dia jadi jatuh sakit.

Dikirimkannya pesan pada Taehyung:

Sayang, maaf atas pesan yang kukirimkan semalam. Aku akan mengusahakan untuk ada di Seoul saat konsermu nanti. Kau jaga kesehatan ya...

Cinta,

Ye-jin.

Ponsel Ye-jin bergetar. Dia menunduk lagi melihat layar ponselnya, dan lagi-lagi menelan kecewa, sebab yang meneleponnya nomor tak dikenal. Takut nomor tersebut adalah nomor klien, diangkatnya dengan sapaan sopan.

"Ye-jin-ssi, saya Jiyoung."

"Oh, Direktur," kata Ye-jin pelan supaya tidak menarik perhatian. "Ada apa?"

"Saya berada di kedai kopi depan kantormu."

"Oh, tentang itu. Saya sudah menjelaskan pada In-youp bahwa saya.."

"Saya tunggu."

Klik. Pria itu mematikan sambungan. Kim Hae-in, yang sudah kembali dari cutinya, memberitahu Ye-jin rapat mendadak dengan perusahaan Kwoon. Hae-in bilang Direktur Kwon hanya ingin bertemu Ye-jin membahas proyek di Busan.

Ya ampun, keluh Ye-jin. Dia bergegas menyiapkan laptop dan tasnya. Segera ditemuinya Direktur Kwon di kedai yang dimaksud.

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang