DELAPAN

635 53 54
                                    

Pesan-pesan singkat dari Taehyung tidak berhenti masuk ke ponselnya. Pria itu terus menanyainya perihal hubungannya dengan Hwang In-youp. Taehyung juga meneleponnya berkali-kali sepanjang malam.

Ye-jin yang sibuk dengan pekerjaannya meski di luar jam kantor, memilih untuk tidak menggubris baik pesan maupun telepon dari Taehyung. Dia sendiri perlu berkonsentrasi untuk bekerja. Bukan hanya Taehyung yang punya pekerjaan, bukan? Kendati begitu Ye-jin tidak mau memberi kesan arogan pada Taehyung. Paginya dia mengirim pesan yang memberikan semangat pada Taehyung. Dijelaskannya juga dalam pesan, bahwa dia dan Hwang In-youp hanya hubungan sebatas pemberi jasa dan klien. Tak lama setelah mengirim pesan, Taehyung menghubunginya melalui fitur video call.

 Tak lama setelah mengirim pesan, Taehyung menghubunginya melalui fitur video call

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Sayang," kata Taehyung. Matanya yang kuyu menunjukkan keletihan yang dirasakannya. "Apa kegiatanmu hari ini?"

"Bekerja seperti biasa," jawab Ye-jin. "Kau terlihat capek. Jam berapa kau tidur semalam?"

"Jam dua."

"Jam dua?" ulang Ye-jin terbelalak. "Aigoo... Kau pasti bekerja sangat keras sampai tidur setelat itu. Semoga kau juga tidak telat makan. Jangan sampai kau kurang tidur dan lupa makan. Sayang."

"Ya?"

"Kau sama siapa di mansion?" Seharusnya Ye-jin tidak bertanya. Dia tahu dengan siapa kekasihnya tinggal di mansion, yaitu bersama enam member BTS lainnya. Entah mengapa, sejak dia tahu Taehyung punya rencana punya kamar anak di apartemennya kelak, dia jadi mudah curiga.

"Maksudmu? Kau lupa dengan siapa aku tinggal?" Kedua mata Taehyung menyipit.

"Tidak, tidak. Aku.. Entahlah, lupakan saja." Ye-jin tersenyum tak enak. "Tumben kau bisa menghubungiku pagi-pagi begini. Apa tidak takut ada yang tahu tentang kita?"

"Hanya ada Namjoon-hyung di sini. Yang lain sedang berolahraga di gym," jawab Taehyung tenang. "Sayang, Namjoon sudah tahu hubungan kita. Dia berjanji takkan mengungkapkan hal ini pada siapa pun, terutama pada pihak label."

"Sungguh? Jadi... ada yang tahu terkait kita?"

"Hu uh."

"Kau tidak apa-apa?" tanya Ye-jin prihatin. Pastilah Taehyung tidak tenang dengan orang lain tahu hubungan mereka, apalagi yang tahu ini adalah leader BTS. "Kalau perlu aku menghilang untuk beberapa waktu, agar kau tak melanggar kontrak lagi.."

"Menghilang, eh? Kau tak perlu melakukannya, aku yakin RM tidak akan membongkar hubungan kita ke publik," jawab Taehyung cepat-cepat. Walaupun mereka tidak bertemu langsung, Ye-jin dapat merasakan tatapan tajam Taehyung padanya. Pria itu melanjutkan, separuh mengancam, "Jangan coba-coba kau menghilang, ya. Kau tidak menghilang saja aku sudah sering gelisah, apalagi kau jauh dari jangkauanku!"

"Aku hanya memberi saran agar karirmu tidak terancam, Sayang."

"Kariku," desis Taehyung. "Bagaimana denganmu? Pengikutmu di sosial media meningkat sejak Hwang In-youp tagged akun Instagram-mu. Banyak yang mendoakan kau dengan aktor itu. Apa kau betul tidak tertarik padanya? Dia pernah mencoba menggodamu tidak?"

"Tentu tidak. Kami murni profesional saja. Kau sendiri..." Ye-jin teringat pada pesan-pesan yang dikirim banyak perempuan ke ponsel Taehyung. Dia ingin menanyakan hal itu.

"Sayang? Apa yang ingin kau katakan?" tegur Taehyung setelah beberapa saat Ye-jin terdiam.

"Tidak, tidak," jawab Ye-jin sadar dari lamunannya. Di saat Taehyung letih karena terlalu banyak bekerja, dia tak sampai hati menambah beban pikiran pria itu dengan pertanyaannya yang kekanak-kanakan.

"Oke," sahut Taehyung. "Sudah dulu ya, Sayang. Aku harus mandi dan bersiap ke studio. Kau jangan lupa makan, ya?"

"Kau juga."

"Oke, Sayang.."

Ketika sambungan selesai, rasa sepi itu merambati Ye-jin. Dia mulai tidak nyaman dengan rasa kehilangan itu dan entah sampai kapan dia bisa bertahan. Relung hatinya berbisik padanya, dia lelah dengan situasinya bersama Taehyung. Pertanyaan yang terus menghantuinya: Apakah hubungannya dengan Taehyung memiliki masa depan? Itu saja terus yang bergumul di benaknya. Jika memang tidak bisa lanjut ke arah yang lebih serius, lebih baik...

Orang-orang di sekitar Ye-jin sudah mengumumkan pernikahan mereka. Suasana di kantor juga tidak terlalu menghiburnya. Terakhir juniornya di kantor, yang masih sangat muda berusia dua puluh dua tahun, memberitahunya cuti. "Kim Hae-in, tidakkah kau terlalu muda? Kau baru saja lulus dan bekerja beberapa bulan di sini," kata Ye-jin mengingatkan. Dia berdecak-decak.

"Calon suamiku akan bekerja di Hong Kong. Jika aku tidak mengikatnya sekarang, nanti dia terikat dengan wanita lain," jawab Kim Hae-in bersikeras. "Boleh kan aku cuti? Hanya pekan ini saja. Kata Human Resource, harus ada approval dari Ye-jin-ssi."

"Ya apa boleh buat. Di mana kau akan menikah? Mengapa tidak mengundang semua rekan kerjamu di sini?"

"Di sini, di Seoul, tapi akan diadakan sangat sederhana saja, bahkan tak ada resepsi."

"Kau sungguh-sungguh dengan keputusanmu?" Ye-jin menandatangani surat pengajuan cuti yang telah disodorkan Kim Hae-in. "Semoga kau berbahagia, ya."

"Terima kasih. Senior Seo juga semoga mendapat kekasih." Kim Hae-in menutup mulutnya saat melihat kedua mata seniornya membelo. "Maaf, Senior. Maaf!" Setelah Ye-jin mengangguk, Kim Hae-in mengingatkan, "Tadi pihak Kwoon menelepon, akan diadakan rapat sore ini. Di Kwoon Tower."

Ye-jin mengangguk. "Terima kasih sudah mengingatkan. Sudah, sana siapkan untuk pernikahanmu!"

Pernikahan, ulang Ye-jin. Apakah aku dan Taehyung akan menikah?

*Semoga kalian suka cerita ini*

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang