DUA PULUH TIGA

908 64 90
                                    

Ye-jin tidak punya firasat apa-apa hari itu. Dia berada di taksi yang mengantarkannya ke Bandara Gimpo. Hari itu dia sudah siap ke Busan dan bersyukur bahwa akhirnya dia dilibatkan dalam proyek di sana. Reaksi Taehyung terakhir sangat melukai hatinya dan dia tidak punya keinginan lagi untuk menemui pria itu di konser BTS. Malah, Ye-jin berharap dia bisa berlama-lama di Busan untuk menghindari komunikasi dengan Taehyung.

Ye-jin tidak mau anaknya punya ayah yang sepertinya. Ayah yang tidak mengakui identitas biologisnya! Ayah yang bahkan menuduh ibu dari anaknya berselingkuh!

Taksinya dihadang dua mobil sedan hitam di depannya. Saat itu dia berada di jalan yang sepi. Dua orang turun dari salah satu mobil hitam, memaksanya keluar dari taksi, dan karena Ye-jin takut mereka melakukan hal yang melukainya dan sopir taksi, dia menurut. Dia turun dari taksi. Pikirnya dia mau dirampok, tapi rupanya dirinya malah dibawa masuk ke dalam mobil sedan hitam itu.

"Tenang saja. Kami akan bayar taksimu tadi," kata salah satu orang asing itu.

"Kalian membawa saya ke mana?" tanya Ye-jin takut.

"Kami tidak akan menyakiti Anda. Kami dari pihak label Taehyung," jawab orang asing itu. "Anda akan dibawa ke tempat pengasingan untuk sementara."

"Apa? Maaf, Anda tidak bisa melakukan ini. Saya ada pekerjaan yang mendesak di Busan."

"Tidak usah Anda khawatirkan hal itu. Kami sudah mengirimkan surat resign ke kantor Anda."

"Apa? Kalian ini siapa?!" tanya Ye-jin semakin bingung. Dia tidak tahu apa yang terjadi padanya saat itu. Siapa orang-orang ini? Mengapa mereka menculiknya begini?

"Nanti Anda akan tahu."

Mobil itu tiba di sebuah villa di pinggir kota Seoul. Villa yang besar dengan sejumlah pengawal di depannya. Dia turun dari mobil dengan ketakutan yang menjalari hatinya. Jangan-jangan.. Ya, jangan-jangan apa? Dia tidak tahu apa yang diincar orang-orang ini darinya. Dia tidak punya sesuatu yang berharga sampai diculik begini.

Atau mereka..

Ye-jin masuk ke villa dan dipersilakan menunggu di sebuah ruangan kosong. Dia disuguhkan teh hangat dan camilan manis. Tak lama kemudian muncullah sosok Taehyung di ruangan.

"Sayang!" Ye-jin berdiri, menghampiri Taehyung dan memeluk pria itu. "Kau di sini juga? Mereka menculikmu? Apa yang mereka inginkan..."

"Ye-jin, tenanglah." Perlahan Taehyung melepaskan pelukan perempuan itu. Ditatapnya Ye-jin dengan sendu. "Aku minta maaf dengan apa yang aku ucapkan kemarin." Tangan Taehyung turun ke perut Ye-jin. "Tentu aku percaya ini anakku. Karena itu.."

"Apa?"

Taehyung menghela napas, mempersiapkan dirinya. "Aku ingin kau di tempat persembunyian sampai kau melahirkan. Aku ingin kau menghilang sejenak sampai aku kembali dari tur. Jika kau masih tidak mengerti juga, kau harus merelakan pekerjaanmu.."

"Sayang, itu tidak mungkin. Pekerjaan adalah segalanya bagiku. Kau tahu betapa sulitnya aku masuk ke tempat kerjaku sekarang? Aku harus melewati serangkai tes dan aku..."

"Aku tahu, karena itu aku minta maaf. Pihak label sudah tahu tentang kita dan kau yang hamil. Mereka ingin.."

"Aku tidak membocorkan hal ini ke media, itu kan maksudnya?" Ye-jin melengkapi. "Tapi rasanya tidak mungkin.."

"Sayang, Sayang, aku janji akan mengembalikan pekerjaanmu setelah kau melahirkan anak kita. Aku juga akan mengungkap hubungan kita ke media."

"Tidak, tidak mungkin. Fansmu garis keras akan membunuhku begitu tahu kau punya hubungan denganku," kata Ye-jin meragukan omongan Taehyung.

"Lalu kau mau apa? Kau ingin tetap bekerja, dengan perutmu yang nanti membesar tanpa memberitahu siapa ayah dari bayi yang kau kandung?"

"Kenapa aku tidak bisa memberitahu mereka? Kau hanya ingin melindungi nama baikmu, kan? Bukan kau yang peduli padaku, apalagi bayi yang kukandung!"

"Ye-jin, kau salah paham. Aku sudah rela kehilangan semuanya daripada harus kehilanganmu, kau bisa tanyakan pada Namjoon soal ini. Ye-jin." Taehyung diam sejenak. Mata mereka saling bertaut tajam. "Aku mohon padamu untuk berkorban sekali ini saja, setelah itu aku akan menuruti apa yang kau mau."

"Apapun?"

"Apapun."

"Baiklah," jawab Ye-jin berubah dingin. "Aku masih marah karena kau menuduhku berkhianat tapi aku tidak dendam padamu. Aku tidak akan menjatuhkan nama baikmu."

"Lalu apa maumu?"

"Aku ingin kau enyah dari hidupku. Aku tidak perlu dikekang oleh labelmu. Aku akan pergi, menghilang dari hidupmu, dan kau bisa tenang karena aku takkan membocorkan.."

"Ye-jin kau bicara apa?!" sahut Taehyung murka. "Dengar. Dengar aku! Aku tidak peduli dengan nama baikku lagi! Selama ini bukan hanya kau yang menderita karena harus menyembunyikan hubungan kita. Menurutmu aku senang jauh darimu sementara pria-pria tampan mendekatimu? Aku tidak senang, Ye-jin. Aku tersiksa!"

Ye-jin tidak tahu harus menjawab apa. Rasanya aneh memberikan kesempatan pada pria ini padahal semalam pria inilah yang merendahkannya.

"Baiklah," kata Ye-jin akhirnya. "Aku akan ikuti apa yang kau mau sekarang, tapi aku tidak bisa berjanji akan tetap bersamamu setelah aku melahirkan anak ini."

- To be continued -

- To be continued -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang