LIMA

833 60 43
                                    

Keduanya tergelepar dengan perasaan puas yang tak bisa dideskripsikan. Ye-jin bersumpah dia takkan melupakan bagaimana Taehyung memperlakukannya malam itu. Pria itu tahu caranya membuatnya mendesis nama pria itu berkali-kali sampai keduanya mencapai titik kenikmatan yang tak terperi itu.

"Selamat pagi, Sayang," sapa Taehyung lirih.

Pernahkah kau membayangkan betapa bahagianya melihat pria yang kamu cintai tengah menatapmu ketika kamu terbangun? Well, Ye-jin seberuntung itu. Cahaya matahari menyilaukan mata mereka. Ia benci sinar surya yang perlahan muncul itu seolah memberitahu waktunya dengan Taehyung berakhir.

Tidak, tidak mau. Dia ingin terus bersama kekasihnya.

"Beristirahatlah," kata Taehyung melas. "Aku harus jujur padamu, tadi malam tidak cukup." Taehyung mendekatinya untuk mencumbunya. Dikecupnya bibir Ye-jin dengan gairah yang membeludak seolah-olah mereka tak punya waktu lagi. Padahal mereka baru melakukannya semalam.

Tapi, mereka memang tidak ditakdirkan untuk melakukannya lagi. Ponsel Taehyung berbunyi nyaring. Tanpa busana, dia turun dari tempat tidur dan meraih ponselnya yang dia taruh semalam di atas meja studi. "Namjoon menelepon," gumamnya, lalu diletakkannya ponselnya di telinganya. "Yeoboseyo (Halo). Aku akan ke sana segera. Terima kasih sudah mengingatkanku." Klik. Dimatikannya sambungan.

Ye-jin yang masih telentang di balik selimut menarik napas. Waktunya dengan kekasihnya benar-benar telah usai. Hatinya melengos, tapi dia membawa dirinya untuk memberi semangat pada Taehyung.

Mereka sama-sama tersiksa dengan perasaan rindu yang akan menghadang hati mereka. Taehyung duduk di tepi tempat tidur, membelai dahi Ye-jin. "Sayang, maafkan aku, ya? Aku harus lekas ke kantor untuk latihan tampil di Jimmy Fallon Show."

Ye-jin mengangguk-angguk. "Tidak apa-apa. Pergilah. Sebentar lagi aku juga akan bersiap untuk bekerja," jawabnya parau.

Sebelum meninggalkan Ye-jin, Taehyung mengecup bibir kekasihnya cukup lama, kemudian dia berjalan ke dalam kamar mandi. Tak lama kemudian Ye-jin beringsut dari tempat tidurnya. Dia mengecek ponselnya sendiri. Sudah ada email dari bosnya. Dia mengucap syukur, setidaknya dia tidak terlalu dirisak dengan perasaan kesal karena harus berpisah dari Taehyung untuk sementara. Dia akan disibukkan dengan pekerjaan yang tak kalah melelahkannya.

Suara kucuran shower terdengar dari arah kamar mandi. Ye-jin menoleh pada ponsel Taehyung yang tadi ditaruh lagi di atas meja. Ponsel itu terkunci, tapi dia masih bisa melihat notifikasi yang bermunculan di layar ponselnya. Matanya membesar ketika dilihatnya beberapa pesan dari nama-nama wanita yang tak dikenalnya. Mereka memberi sapaan mesra pada Taehyung.

Tidak aku tidak boleh cemburu, pikir Ye-jin. Aku harus dewasa menghadapi ini. Akulah yang sudah berjanji untuk menerimanya. Pekerjaannya memang mengharuskannya menghadapi perempuan-perempuan genit dari berbagai kalangan. Untuk melupakan kekesalannya, Ye-jin memakai bajunya dan keluar kamar. Dia menyiapkan sarapan untuk Taehyung. Tak muluk-muluk, dia hanya memasak nasi goreng kimchi dengan telur dadar. Taehyung tidak pernah menolak setiap dia membuatkannya makanan ini.

Bersamaan dengan saat dia menghidangkan makanan di atas meja makan, Taehyung keluar dari kamarnya, sudah siap dengan pakaian yang digunakannya semalam. Mereka duduk di dekat meja makan dan menikmati sarapan mereka.

"Terima kasih, Sayang," kata Taehyung dengan mata yang menyala senang. Dia mencium pipi Ye-jin sekilas. Tanpa berkata apa-apa dia lahap menghabiskan makanannya.

Ye-jin tak berhenti memandanginya. Mata Taehyung yang fokus ke piringnya, bibirnya yang mengerjap-ngerjap karena makanan yang masih panas di mulutnya... Ah, aku akan merindukanmu, Taehyung, keluh Ye-jin. Sangat merindukanmu.

Begitu piringnya bersih tiada sisa, Taehyung menghela napas berat. Disadarinya dia dan Ye-jin harus kembali ke bagian terburuk dalam hidup mereka-berpisah untuk beberapa waktu sampai Taehyung selesai bekerja. Untuk menikmati sisa-sisa waktu mereka, Taehyung menyugesti Ye-jin untuk mencuci piring bersama di dapur. Di sana mereka tidak bicara, hanya saling bertatapan dengan kesenduan menyertai.

Hubungan Rahasia | FF TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang